Serangan Virus Merangsang Penyegaran Budaya Gotong Royong
Sejak adanya serangan Virus Corona melanda masyarakat Indonesia secara luas, mula-mula timbul perdebatan sengit merangsang munculnya kesempatan berbagai kalangan menyerang pemerintah daerah atau pusat yang dianggap tidak tanggap atau tidak sanggup menangani masalah yang timbul. Media masa dan sosial penuh debat yang saling menyalahkan. Namun di samping itu ada aliran lain yang melontarkan gagasan positif karena ternyata serangan Virus itu tidak hanya kepada khalayak di Indonesia tetapi serangan dunia, di negara maju yang sangat canggih daya tahannya, maupun di negara yang situasinya tidak lebih baik dari kita Indonesia. Aliran positif itu secara tidak langsung makin banyak pengikutnya, antara lain keluarga desa kembali kepada kebiasaan kuno lebih banyak tinggal di rumah, makan dan minum jamu guna memperkuat daya tahan, dan sungguh menakjubkan, kehidupan rakyat makin sabar makan dan minum seadanya di rumah, ada aliran yang makin mempererat kehidupan bersama keluarga dengan bekerja di rumah, puas pada situasi yang ada di sekitar tanpa banyak menimbulkan gejolak.
Renungan Mantan Menteri Kesehatan RI, Ibu Dr. Nafsiah Ben mBoi, mantan Menteri Kesehatan Prof. Dr. FA Moeloek serta Mantan Menko Kesra Prof. Dr. Haryono Suyono yang disiarkan secara luas melalui berbagai Media Sosial antara lain gagasan membuat pelindung mulut dan hidung dengan menjahit kain sederhana untuk membangun kebiasaan dan melindungi diri, mendapat perhatian yang luar biasa. Gagasan ini berkembang lebih lanjut karena pelindung itu akan membangun kebiasaan dan budaya baru yang akan menjadi sangat efektif dan menarik sekaligus membangun rasa solider gotong royong karena yang kaya bisa membantu tetangga yang tidak memiliki mesin jahit untuk dibuatkan sumbangan pelindung. Pasti lama kelamaan akan muncul industri rumah tangga yang membuat pelindung yang harus memenuhi syarat untuk dipergunakan bagi petugas medis dengan standar terukur.
Hebatnya lagi, penjahit desa mulai kebanjiran order pesanan dari para penyumbang yang muncul dengan gagasan hebat karena diperlukan pelindung mulut dan hidung yang tidak saja kualitasnya tinggi tetapi juga dihias gambar logo sponsor pada bagian pipi kiri kanan yang ikut menjamin kualitas pelindung mulut dan hidung itu. Para seniman mulai tergerak, pelindung yang biasanya berwarna polos ada yang bibirnya di hias model bibir bintang film, bibir Petruk, Gareng atau berkumis seperti Raden Gatut Kaca yang selalu tersenyum, atau karakter lain yang lebih modern. Kalau saja rekan-rekan dari Kampung Topeng di Malang mendengar gagasan ini, hampir pasti mereka akan mengusulkan pembuatan pelindung mulut dan hidung dengan sentuhan seni yang lebih mengikuti selera konsumen seperti halnya helm buat para pengendara sepeda motor yang dihias dengan bermacam gambar tetapi tetap dengan standar tinggi.
Gagasan mengambil jarak satu setengah atau dua meter menimbulkan harapan pada Kelompok PKK, Kelompok Posyandu, Posdaya atau kelompok lain di Desa untuk mengembangkan Spesialissi Kelompoknya dengan kegiatan Gotong Royong yang secara fisik berjarak tetapi memiliki kebersamaan dalam memenuhi kebutuhan anggota secara penuh. Ada Kelompok bagian belanja, bagian masak nasi, bagian masak sayur, atau bagian mengirim masakan kepada anggota dengan memperhatikan keamanan jarak serta “kepandaian mengantar pesanan” tanpa sentuhan yang dianggap berbahaya tetapi saling menolong menyegarkan hidup gotong royong dengan mengambil jarak yang aman.
Ibu Nunuk Parwati Wakil Ketua MMTV dengan koordinasi Ketua MMTV Dr. Noor Iza di Yogyakarta, bersama mahasiswa yang belajar dari rumah memiliki gagasan kreativitas luar biasa. Para mahasiswa menciptakan animasi bagaimana mencegah penularan virus Corona yang menarik dan langsung di unggah dalam YouTube menjadi bagian otomatis yang memberikan penjelasan kepada rakyat banyak. Yang ahli seni suara menciptakan lagu merdu yang langsung diedarkan melalui Media Sosial memberi hiburan sekaligus menenteramkan rakyat banyak yang terpaksa tinggal di rumah ditemani hp yang siap menikmati hidup panjang lengkap dengan lagu merdu yang memperpanjang hidup yang bahagia dan sejahtera.
Kepala BKKBN Dr. dr. Hasto Wardoyo SpOG telah menginstruksikan kepada seluruh jajarannya di seluruh Indonesia agar Mobil Unit yang akrab dengan keluarga peserta KB menyerukan rakyat tinggal di rumah, bekerja dari rumah serta menolong anak-anaknya Belajar Merdeka dari rumah dengan tuntunan kedua orang tuanya yang penuh kasih sayang. Tidak itu saja, BKKBN juga memberikan kepada para peserta KB kursus-kursus agar mereka bisa ikut mengakses fasilitas yang makin tersedia melalui penyediaan Dana Desa untuk membangun desa dan keluarga prasejahtera atau keluarga miskin di desa. Telah pula dikeluarkan Instruksi Menteri Desa PDTT, Abdul Halim Iskandar yang meneruskan Instruksi Presiden Jokowi bahwa Dana Desa 2020 mulai tanggal 1 April 2020 ini bisa dipergunakan membantu keluarga miskin untuk keperluan peningkatan kegiatan ekonomi dan kesehatan meliputi kegiatan pemberdayaan ekonomi mengangkat dirinya dari lembah kemiskinan melalui berbagai usaha Padat Karya yang ada di desanya. Semoga aliran positif gotong royong yang ikhlas di Indonesia yang makin berkembang itu mendapat limpahan Rahmad dari Allah Tuhan Yang Maha Kuasa. Aaamiin.