Desa Sumber Nadi Wujudkan Kampung Bonsai Jadi Destinasi Wisata

bonsaiS.jpg

Tim Kerja Kendali Inovasi Desa Kementerian Desa PDTT melaporkan bahwa Desa Sumber Nadi yang terletak di Kecamatan Ketapang, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung mulai dikenal sebagai destinasi wisata bonsai di Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel). Dari 319 Kepala Keluarga di desa itu, ada 80 prosen warga menekuni budidaya bonsai. Bonsai adalah seni mengerdilkan pohon sesuai dengan bentuk aslinya.

Kemampuan bonsai banyak dimiliki oleh warga yang tergabung dalam Komunitas Nadi Bonsai.

Keberadaan dan kemampuan komunitas pecinta bonsai banyak dimiliki warga yang mendukung program Desa Sumber Nadi sebagai desa wisata. Komunitas Bonsai terdiri dari pelatih pembuat bonsai (trainer), dan pembuat pot dikenal sebagai pusat edukasi bonsai di Lampung. Rata-rata warga menempatkan karya mereka di halaman rumah dilengkapi dengan bale bengong sebagai tempat bersantai sehingga keunikan bentuk dan jenis bonsai membuat pemandangan desa tampak memikat.  Sejumlah tanaman yang menarik dijadikan bonsai meliputi beringin atau ficus, sentigi, kelapa, serut dan sejumlah pohon.

Penetapan desa wisata bonsai dengan pertimbangan banyaknya warga yang menanam bonsai mempercantik suasana desa sekaligus menjadi daya tarik bagi pecinta bonsai yang akan melihat, belajar dan pembeli bonsai. Bonsai yang ditanam warga sebagian berusia tiga tahun hingga puluhan tahun.

Desa Sumber Nadi sangat mendukung beragam kreativitas warga sebagian melalui penggunaan dana desa (DD) untuk pengembangan desa wisata sekaligus merangsang keseriusan pemerintah desa mewujudkan tujuan tersebut. Warga yang memiliki bonsai mendapatkan penghasilan tambahan, sebab sebagian bonsai yang sudah terbentuk memiliki harga yang cukup fantastis. Harga bonsai lengkap dengan pot bisa dijual dengan harga mulai Rp 500 ribu hingga Rp 50juta. Semakin unik, usia bonsai yang dijual akan meningkat terlebih bonsai tersebut diikutkan dalam kontes atau pameran. Karena itu pesanan pot bonsai juga semakin meningkat dengan harga Rp 500 ribu hingga jutaan rupiah.

Program Desa Wisata Bonsai memberi dampak positif, karena sebagian warga membudidayakan bibit bonsai untuk mendapatkan bonsai yang bagus tanpa merusak alam. Pengembangan desa wisata bonsai mendapat dukungan Pemerintah Kecamatan Ketapang. Pengembangan wisata akan mendukung kunjungan ke desa karena mencari koleksi bonsai maupun menikmati keindahan desa. Sebagai desa wisata, pemerintah terus melengkapi sarana dan prasarana pendukung.

Sebagai desa wisata bonsai, konsistensi warga menurutnya harus dijaga. Sebab promosi yang cukup gencar harus diwujudkan dengan penataan desa yang baik. Pendekatan inovasi dan kreativitas yang dilakukan di desa terbukti membawa dampak positif bagi perbaikan tata kelola desa. Hal itu menjadi wujud dari Gerakan Desa Membangun untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik.

Haryono SuyonoComment