Universitas Trilogi siapkan Guru untuk Program Pendidikan di Seluruh Indonesia

webtri1.jpg

Menyadari masih kurangnya guru untuk melayani Program Pendidikan yang merata guna menghasilkan anak cerdas berkarakter, sejak beberapa waktu yang lalu, Universitas Trilogi, yang semasa masih berstatus sebagai Sekolah Tinggi Ekonomi dan Perbankan STEKPI, setelah berkembang menjadi Universitas Trilogi, membuka Prodi Pendidikan Guru atau PGSD, utamanya untuk PAUD dan Sekolah Dasar. Pagi ini Sabtu, Rektor Universitas Trilogi Prof Dr. Mudrajad Kuncoro, MA bersama Pembina Yayasan Prof Dr Haryono Suyono memberikan pengantar pada acara Webinar Nasional yang di adakan oleh Program Studi Pendidikan Guru Universitas Trilogi.

Dalam pengantarnya Rektor yang seorang ekonom ulung, secara rinci menguraikan bahwa dewasa ini kita berada dalam era 4.0 yang serba cepat sehingga para guru dituntut menyiapkan diri agar materi pelajaran yang disiapkan untuk anak-anak didik betul-betul bisa mengantarkan anak didik menjadi insan cerdas, kreatif dan berkarakter yang pada waktunya siap berpartisipasi dalam membangun negara dan bangsanya.

webtri2.jpg

Setelah arahan panjang lebar tentang situasi ekonomi yang luas akhirnya secara resmi Rektor membuka Webinar secara resmi yang konon hari ini diikuti oleh lebih dari 400 peserta yang menyimak langsung sampai acara berakhir. Pesertanya sesungguhnya jauh lebih banyak tetapi para guru SMA DKI Jakarta sedang berduka dan  hari ini diadakan doa bersama untuk Bapak M. Husin, Kabid SMP SMA Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Semoga arwah beliau husnul khotimah. Aamiin YRA.

Pada pengantarnya Prof Haryono Suyono ajak para Dosen, guru dan para tenaga pendidik lain, utamanya dalam era Pandemi dewasa ini, memiliki tugas ganda, yaitu membantu anak didik belajar menguasai materi pelajaran agar bisa berkembang maju menjadi anak cerdas yang berkarakter, yang kedua, mendampingi para orang tua agar nyaman menjadi “pembantu guru” dalam lingkungan keluarga masing-masing karena anak-anak mereka tidak bisa pergi secara fisik ke sekolah untuk diserahkan kepada para guru yang di sekolah menggantikan orang tuanya memberikan petunjuk pemberdayaan dan pendidikan secara penuh. Dan yang ketiga, membantu masyarakat memberikan dukungan agar proses belajar di rumah bisa nyaman, menyenangkan dan memberikan semangat yang tinggi kepada seluruh anak didik yang biasanya belajar sambil bermain bersama teman sebayanya.

webtr3.jpg

Secara rinci dan sederhana diberikan petunjuk dan contoh-contoh praktis bagaimana melaksanakan persahabatan dengan orang tua dan masyarakat agar suasana prihatin dewasa ini tetap kondusif untuk mengantar anak-anak calon pemimpin masa depan bangsa benar-benar bisa disiapkan dan menempa dirinya menjadi sosok yang cerdas dan berkarakter guna mengantar dan mendampingi masyarakat luas membangun negara dan bangsanya mencapai cita-cita proklamasi menjadi makmur dan berkeadilan.

Selanjutnya Webinar mendengarkan “pengalaman ndongeng” Bapak Susilo Nugroho seorsang “guru senior” dari Yogyakarta yang dengan bangga dan ceria menceritakan segudang pengalaman menghasilkan anak didik yang luar niasa melalui prinsip pengajaran yang “selalu berusaha membuat anak didiknya senang bermain” dan kepada mereka diceritakan “dongeng yang menarik” sehingga bersekolah adalah bermain sambil menambah ilmu melalui cerita dongeng.  Bersekolah diusahakan bisa dianggap sebagai kesempatan bermain dan mengecap penambahan ilmu yang menurut beliau selalu terjadi bahwa “anak murid lebih baik dan lebih pandai dari gurunya”.

Presentasi terakhir diberikan oleh anak muda yang dewasa ini mengajar pada “Sekolah Indonesia di Singapura” dengan jumlah siswa sekitar 150 orang. Guru muda, Samsul Rohman yang mengaku berasal dari Desa itu katanya “terpaksa menjadi guru yang kreatif” karena “tantangan” melayani anak-anak warga Indonesia di Singapura yang harus seimbang dalam kualitas dibanding sekolah-sekolah umum laina di Singapura. Diperlukan kreatifitas yang luar biasa, menurut anak muda ini, agar dimungkinkan tetap mendapat kepercayaan masyarakat Indonesia di Singapura. Alhamdulillah, semua dapat dilaksanakan berkat kerja sama yang akrab dengan seluruh pengelola dan orang tua yang mempercayakan anak-anaknya mendapat masukan yang berharga dari para guru. Bahkan sekolah yang dikelola itu menghasilkan anak didik yang semula tidak di terima di sekolah umum, setelah satu tahun ikut Sekolah ihi akhrnya bisa diterima dengan baik. Sekolah yang relatif kecil tersebut juga mellayani anak dengan kebutuhan khusus sempai akhirnya dapat di tolong mendapatkan pendidikan yang memadai.

Webinar yang bermutu dan menarik tersebut dilanjutkan dengan tanya jawab yang hidup karena sebagian besar pesertanya ternyata adalah mahasiswa yang dinamik dan tidak ingin menjadi peserta “pertmuan kebatinan” yang lebih banyak diam dan tidak bertanya. Rupanya mahasiswa yang umumnya siap menjadi guru tidak tinggal diam dan mengajukan pertanyaan berbobot sampai acara Webinar berakhir. Semoga Universitas Trilogi muncul kembali dengan Webinar bermutu guna menciptakan masyarakat cerdas berkarakter. Aamiin YRA.

Haryono SuyonoComment