Kampung Bambu Klatakan Tawarkan Kesejukan Hutan Bambu di Sekitar Candi Borobudur
Lebih satu tahun yang lalu Tim Kementerian Desa PDTT melaporkan bahwa tidak kurang 5 Km dari Candi Borobudur, Desa Wringinputih mengembangkan destinasi wisata Kampung Bambu Klatakan. Tempat ini menawarkan kesejukan hutan bambu yang masih alami. Lahan seluas 20 Hektar (Ha) itu sudah tertata rapi sehingga terlihat bersih meski tetap terjaga keasliannya. Kursi-kursi bambu tersedia di beberapa sudut untuk wisatawan yang ingin beristirahat.
Kampung Bambu Klatakan terletak di Dusun Bojong, Desa Wringinputih, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Akses menuju kampung ini tidaklah sulit. Wisatawan bisa menggunakan mobil, sepeda motor, atau bisa juga dengan delman hingga Dusun Bojong. Selanjutnya, untuk mencapai ke lokasi hutan bambu wisatawan bisa berjalan kaki melewati jalan setapak perkampungan Bojong dan perkebunan warga. Dalam keadaan makin aman dewasa ini, Kampung ini mulai berbenah kembali. Biarpun belum seramai dan semeriah masa lalu, sudah mulai ada turis yang dengan menggunakan protokol kehatan yang katat mulai menikmati wisata alam yang sangat menarik itu.
Kampung Bambu Klatakan sebagai bagian dari turis ke Candi Borobudur, merupakan selingan sangat ramah dan menarik bagi penyuka swafoto (selfi). Sejumah spot swafoto sengaja disediakan untuk para pengunjung dengan latar rerimbunan pohon bambu nan hijau. Suasana semakin hangat dengan adanya para penjaja makanan tradisional yang khas bahkan makanan yang tidak ditemukan di tempat lain. Sebut saja nasi jagung kluban (urap sayur), bubur sayur, jenang, lemper, singkong bumbu ingkung hingga minuman badeg (nira kelapa).
Pada 2016, warga desa menginisiasi Kampung Bambu Klatakan dengan memanfaatkan lahan hutan bambu milik warga. Sebelumnya, warga datang ke tempat ini untuk menebang bambu guna memenuhi keperluan bangun rumah, pagar, atau lainnya. Selanjutnya, warga bergotong-royong menata, memperbaiki, membersihkan tempat ini sehingga menjadi tempat yang indah dan menarik wisatawan.
Kampung Bambu Klatakan merupakan salah satu objek wisata di luar Candi Borobudur yang berbasis alam, edukasi sekaligus konservasi pohon bambu. Jadi wisatawan tidak sekadar berwisata akan tetapi juga belajar banyak hal tentang alam, seni, budaya, serta konservasi bambu. Bahkan, para wisatawan juga diminta untuk ikut menaman satu pohon bambu sebagai praktik edukasi dan konservasi pohon bambu. Ada lebih dari 10 jenis bambu yang ada di Kampung Bambu Klatakan. Hutan bambu merupakan daerah resapan air yang baik. Kampung ini menjadi salah satu dari 20 desa yang diproyeksikan menjadi desa pendukung objek wisata Candi Borobudur. Target ke depan desa-desa tersebut menjadi magnet untuk meningkatkan angka kunjungan dan lama tinggal wisatawan di Borobudur.
Selain bisa menikmati keindahan hutan bambu, di kampung ini wisatawan juga bisa menikmati matahari terbenam (sunset), menyaksikan tempuran (pertemuan) tiga sungai Tangsi, Progo, dan Gending, ada rumah pohon, serta hamparan lahan bisa dilalui dengan mobil offroad. Ke depan, desa berinovasi untuk membangun balai ekonomi dan homestay-homestay untuk mendukung kegiatan pariwisata. Dengan layanan dan fasilitas yang baik, para wisatawan diharapkan tinggal lebih lama di Kampung Bambu Klatakan sehingga mampu menyokong perekonomian warga Desa Wiringinputih.