Mendadak Anak saya dr Rina Mardiana mengajak Makan Malam di Yogyakarta
Siang ini saya diingatkan pada peristiwa beberapa tahun lalu, jauh sebelum ada serangan Virus Corona, menjelang hari ulang tahun. Secara mendadak sahabat saya Bapak Tantyo Sudharmono, putra Wakil Presiden Sudharmono yang sangat terkenal itu, memesan agar kami tidak menyediakan “Nasi Tumpeng” karena istri beliau Ibu Niken Damayanti akan secara khusus mengirim “Nasi Tumpeng Istimewa” yang di kalangan “masyarakat elite” di Jakarta sudah terkenal. Ibu Niken memiliki usaha membuat aneka makanan dan kue dari coklat yang tidak dijual di toko tetapi hanya melayani “pesanan on line” yang tidak ada putusnya. Semula saya ragu, menurut pikiran saya pesanan produk on line hanya berlaku untuk produk-produk yang tidak akan busuk, tetapi tidak dalam bentuk tumpeng atau makanan yang bisa busuk. Beliau meyakinkan bahwa tumpeng ini tidak akan busuk karena bukan dari nasi yang asalnya dari beras yang dimasak tetapi dari coklat yang dibentuk dan diberi warna seperti nasi tumpeng. Dalam hati saya bertanya-tanya dan berangan-angan jangan-jangan ulang tahun kali ini menjadi sangat istimewa karena “nasi tumpengnya” akan dikirim oleh seorang yang sekolahnya di Jerman dan nasi tumpengnya bukan dari beras tetapi coklat yang disulap seperti tumpeng.
Keterkejutan siang itu karena anak kami terkecil, sejak ibunya meninggal dunia menjadi “penjaga pribadi” yang bersama suaminya pindah ke rumah kami, dr. Rina Mardiana dan mas Rudi Lubis, mendadak berkata bahwa sebagai selingan malam nanti kita akan makan malam dengan “nasi gudeg bu Jum dari Yogya”. Saya heran, karena sudah beberapa bulan ini, kalau ada undangan ke luar kota, anak kami yang dokter ini melarang keras untuk memenuhinya karena saya sudah “dianggap sepuh” dan memiliki risiko tinggi mudah terkena “virus Corona”. Kenapa mendadak ingin makan malam dengan “gudeg Yu Jum” yang saya sama Mas Dr. Mulyono Dani Prawiro menjadi langganan manakala ada acara “Plengkung Gading” di TVRI Yogya. Langsung saya tanyakan berapa hari di Yogya.
Kedua anak saya ketawa dan menyatakan bahwa saya tidak perlu siap-siap untuk ke Yogyakarta. Gara-gara serangan Covid-19, dewasa ini segala sesuatu bisa dipesan “on Line”, termasuk Gudeg Yu Jum, Ayam mBah Cemplung, Tengleng Gajah serta Roti Sisir Delecia semuanya bisa di pesan on line dan dijamin datang tepat waktu serta memiliki cita rasa seperti aslinya karena memang asli dari sumbernya di Yogya. Saya ketawa dan merasa menjadi “orang kuno” yang tidak mengetahui perubahan “budaya baru” yang sudah terjadi, padahal saya ramal bakal datang setelah masa Civid-19 meninggalkan kita semua, suatu budaya dengan segala tatanan yang berubah dari aslinya di masa lalu, bukan new normal, tetapi “new Culture” dengan semua “norma yang berubah”.
Mohon maaf para sahabat di Yogyakarta, Ibu Dr. Atiek dari Universitas Satya Wacana Taman siswa, Ibu Sari sutradara sangat kreatif dari TVRI Yogya dan semua kru yang dinamik, serta para sahabat lainnya yang biasanya sama-sama makan gudeg bareng, kami terpaksa makan makanan yang sama tidak bersama kalian, yang hanya bisa menemani kami secara virtual, sampai ketemu apabila Virus Corona tidak lagi betah tinggal di Indonesia. Semoga akan terjadi secepatnya.