BKKBN dan PB PWRI Kerjasama Pemberdayaan Lansia

ks1.jpg

Dalam rangkaian Acara Peringatan Hari Lanjut Usia Nasional tanggal 1 Oktober 2020, pada hari Kamis tanggal 8 Oktober 2020, Kepala BKKBN, Dr. dr. Hasto Wardoyo SpOG, K bersama Ketua Umum PB PWRI, Prof. Dr. Haryono Suyono, MA, PhD  menandatangani MOU tentang Pembinaan dan Pemberdayaan Penduduk Lanjut Usia Nasional yang diberlakukan untuk seluruh Indonesia. Seperti diketahui BKKBN adalah Badan kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional yang bertanggung jawab terhadap pembinaan Penduduk dan Pemberdayaan Penduduk dan Keluarga sejak usia dini sampai Penduduk dan Keluarga Lanjut Usia, sedangkan Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) dengan Cabang-cabangnya di seluruh Indonesia adalah sebuah Organisasi Para Pensiunan Pegawai Negeri dan Pegawai BUMN yang beranggotakan tidak kurang dari 5 juta pensiunan yang umumnya adalah penduduk lansia berusia antara 55 tahun keatas.

ks2.jpg

Penanda tanganan naskah Kerja sama itu adalah kelanjutan dari kerja sama sebelumnya yang telah memungkinkan BKKBN di daerah, khususnya di Provinsi, Kabupaten, Kota dan desa melakukan kerjasama bersama para pensiunan yang semula pegawai negeri untuk ikut serta membina para lansia pegawai negeri dan sekaligus lansia anggota masyarakat luas yang jumlahnya dewasa ini sangat besar, lebih dari 25 juta orang atau sekitar duabelas sampai tigabelas kali jumlah penduduk lanjut usia di tahun 1970.  

Kesepahaman Bersama itu mengandung maksud dan tujuan untuk meningkatkan kerja sama dan koordinasi yang lebih bersinergi di antara para pihak dalam meningkatkan partisipasi dan peran serta mitra kerja dalam kemitraan pelaksanaan Program Kencana dan Bina Lanjut Usia. Selain itu bertujuan mengintegrasikan dan mensinergikan serta mengoptimalkan pelaksanaan Program Bangga Kencana dan Bina Lanjut Usia sesuai tugas, fungsi dan peran para pihak guna memelihara kesehatan dan pemberdayaan keluarga.

ks3.jpg

Lebih lanjut disepakati bahwa ruang lingkup Kesepahaman Bersama itu meliputi penyelenggaraan advokasi, komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) dalam penguatan Program Bangga Kencana sesuai peran PWRI;  Peningkatan Kompetensi Sumber Daya Manusia; Pemanfaatan Data dan Informasi serta Monitoring, Evaluasi dan Pembinaan. 

Dokumen Kesepahaman Bersama itu dilengkapi dengan Dokumen Perjanjian Kerja yang ditanda tangani pula dalam kesempatan yang sama. Dari pihak BKKBN Perjanjian Kerja yang terperinci itu ditanda tangani oleh Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK), Dr. dr. M. Yani MKes PKK. Dan dari pihak PB PWRI ditanda tangani oleh Ketua Umum, Prof. Dr. Haryono Suyono, MA, PhD. Dokumen ini memerinci maksud dan tujuan serta perincian tugas dan langkah-langkah operasional yang akan dikerjakan dalam rangka kerja sama yang merupakan kelanjutan dari kerja sama sebelumnya.

ks4.jpg

Dalam pertemuan itu, pada waktu Ketua Umum PB PWRI memberikan sambutan disebutkan bahwa keluarga PWRI akan memanfaatkan kerja sama yang telah digalang dengan Perpustakaan Nasional di Jakarta yaitu melengkapi Kantor-kantor BKKBN di tingkat Kecamatan yang dimaksud sebagai Pusat Komunikasi tingkat kecamatan dengan jutaan buku-buku digital yang akan disumbangkan oleh Perpustakaan Nasional dan akan ditempatkan dalam Server komputer yang ada di setiap Kantor kecamatan. Buku-buku dalam bentuk digital itu akan menjadi kekayaan dan sekaligus bahan pustaka yang bisa diakses tanpa harus menggunakan internet. Apabila diperlukan, sistem yang ada di setiap kecamatan juga bisa disambungkan dengan jaringan internet yang telah bekerja sama dengan PB PWRI dan Perpustakaan Nasional. Perpustakaan tingkat Kecamatan itu jaga bisa disambungkan Perpustakaan Desa yang dalam pengembangannya selama ini antara Perpustakaan Nasional telah bekerja sama dengan PB PWRI di semua desa di Indonesia.

ks5.jpg

Para anggota PWRI di tingkat Kecamatan dan Desa bekerja sama membantu BKKBN dan kelompok-kelompok Peserta KB di setiap tingkat dalam advokasi dan pemberdayaan sosial ekonomi dengan mengakses bahan-bahan informasi yang sangat kaya sehingga tidak saja lansia ikut serta dalam pemberdayaan, tetapi, sebagai moto PWRI, para lansia PWRI dan lansia pada umumnya akan tetap mencintai tiga generasi di bawahnya sehingga lansia tidak berada “dalam ruang isolasi“ yang hampa dan sepi, tetapi bersama-sama dalam keluarga lansia yang akrab dan bergaul secara harmonis melalui kegiatan sehari-hari keluarganya sehingga kesinambungan antar generasi tetap terjamin. Generasi lansia sehari-hari membaur bersama generasi yang lebih muda sehingga harmonisasi antar anggota keluarga makin terjamin. Sebagai contoh, lansia yang memiliki cucu setiap pagi bisa antar cucunya ke kegiatan PAUD sementara kedua orang tuanya tidak sempat karena bekerja sejak pagi. Kalau tidak memiliki cucu, bisa membantu keluarga tetangga yang memiliki cucu, tetapi kedua orang tuanya bekerja dan tidak bisa mengantar cucunya. Lansia yang mengantar “cucu atau cucu tetangga” ikut bergembira bersama “bunda PAUD” yang biasanya tidak pernah marah dan sangat akrab dengan anak asuhnya, bernyanyi, menari dan bermain. Cucunya senang dan para lansia ikut bergembira. Para lansia bisa juga mengajak lansia yang bukan anggota PWRI untuk ikut dalam program pemberdayaan melalui “Sanggar Lansia” atau “Silver College” yang dikembangkan oleh cabang-cabang PWRI di setiap wilayah.

ks6.jpg

Acara penanda tanganan yang dimulai sejak pukul 8.00 pagi itu dilakukan melalui sistem daring, diikuti oleh Kepala Perwakilan BKKBN dan staf dari seluruh Indonesia, para Pimpinan Cabang PWRI juga dari seluruh Indonesia, dilanjutkan dengan acara Webinar melalui sistem Zoom yang disiarkan langsung melalui YouTube dikuti lebih seribu peserta dari seluruh Indonesia dengan membawakan beberapa penyajian oleh Kepala BKKBN, wakil dari UNFPA, Ketua Umum PWRI, Deputi BKKBN dan penyajian sistem data Golantang yang baru oleh Direktur BKKBN serta berlangsung dengan menarik sampai lewat pukul 13.00 dengan sangat baik. Semoga membawa manfaat untuk penduduk lansia, keluarga lansia juga untuk pembinaan dan pemberdayaan keluarga di seluruh Indonesia.

Haryono SuyonoComment