Penduduk Lanjut Usia berkembang sangat cepat
Pada tahun 1970 di Indonesia hanya terdapat sekitar dua juta penduduk di atas usia 60 tahun, pada waktu ini telah terdapat lebih dari 25 juta penduduk berusia yang sama, suatu perkembangan yang sangat cepat. Perkembangan ini akan meningkat sangat cepat tetapi tidak merata di semua provinsi, teta[pi terjadi dari tahap ke tahap akan meliputi juga ke semua kabupaten dan provinsi. Provinsi yang paling beruntung mungkin adalah Daerah Istimewa Yogyakarta dan di susul dengan Provinsi Jawa Timur di Kabupaten dan Kota yang tingkat kelahiran dan tingkat kematiannya sudah menunjukkan keadaan penduduk tumbuh seimbang. Biarpun tidak secepat keadaan pada dua provinsi tersebut, namun keadaan Indonesia akan tetap mengalami tumbuhnya penduduk lanjut usia yang relatif cepat, bisa-bisa berkejaran dengan Jepang maupun negara maju lainnya.
Jepang pertama kali mulai mengumpulkan data tentang mereka yang pernah hidup lebih dari 100 tahun pada tahun 1965 dan saat itu hanya ada 153 orang. Jepang memiliki centenarian (orang yang telah hidup 100 tahun) per kapita paling banyak daripada egara lain di dunia dan menurut Pew Research Center, ada 4,8 centenarian untuk setiap 10.000 orang di Jepang. Angka ini merupakan peningkatan lebih dari 2.000 centenarian dari tahun 2017.
Kementerian mengumumkan jumlah warga Jepang yang lebih tua dari 100 tahun telah meningkat menjadi 69.785 pada tahun 2018. Dari jumlah itu, lebih dari 88 persen adalah wanita. Keadaan bahwa wanita bisa berusia lebih panjang dari pria itu terjadi pada banyak negara. Barangkali sebentar lagi Indonesia akan segera menyusul negara-negara yang besar jumlah penduduknya itu.
Dari bacaan di Google kita ketahui bahwa pada Selasa (15/9/2020) Kementerian Kesehatan, Ketenagakerjaan, dan Kesejahteraan Jepang menyampaikan angka centenarian (orang yang usianya mencapai 100 tahun atau lebih) yang mencapai 80.450 jiwa. Dari jumlah tersebut, 88,2 persen merupakan penduduk perempuan.
Jepang memang dikenal sebagai negara yang memiliki angka harapan hidup rata-rata yang tinggi. Banyaknya orang berumur panjang di Jepang dipengaruhi sejumlah faktor, mulai dari diet hingga menghindari stres. Faktor pertama yang berpengaruh adalah mengenai makanan, kita dapat melihat bahwa orang Jepang makan dengan menu yang terbilang lengkap mencukupi nutrisi sehari-hari. Mereka akan makan seporsi nasi, ikan, tofu, serta sayur rumput laut.
Menu ini memang terlihat sederhana namun kaya akan karbohidrat, protein, serta vitamin. Terutama untuk ikan, mengandung vitamin B6 yang membantu menyehatkan tubuh. Selain itu tofu atau tahu merupakan panganan yang rendah kolesterol.
Mereka juga jarang mengkonsumsi goren gan serta makanan cepat saji lainnya. Kebanyakan makanan Jepang dimasak dengan cara direbus, dikukus, dan dibakar sehingga kandungan kolesterol minim dalam tubuh orang Jepang. Selain itu, Jepang juga dikenal kerap menyuguhkan teh hijau atau ocha sebagai pendamping makanan. Teh hijau ini berfungsi sebagai antioksidan.
Rahasia kedua menurut catatan di Google adalah orang Jepang yang tetap aktif di masa tua. Berbeda dengan prinsip hidup kebanyakan orang yang ingin segera pensiun, orang Jepang ingin tetap bekerja bahkan di usia 70 hingga 80-an. Jika telah pensiun, orang Jepang juga masih mengikuti kegiatan komunitas yang membuatnya terhubung dengan orang di sekitarnya. Penduduk di Okinawa misalnya, mereka punya trik untuk hidup sehat tanpa stres dengan cara saling terhubung satu sama lain, memperhatikan, dan menguatkan. Mereka percaya, hubungan yang baik akan menghindarkan mereka dari stres yang menjadi sumber penyakit.
Umur panjang di Jepang juga dipengaruhi genetik. Berdasarkan penelitian dari Okinawa Centenarian Study, orang yang hidup lebih dari 100 tahun, memiliki penurunan risiko genetik untuk penyakit autoimun dan inflamasi. Itu artinya, lansia di Jepang ini menurunkan gen sehat pada generasi di bawahnya sehingga umur mereka juga bisa panjang. Itulah sejumlah faktor yang membuat orang Jepang berumur panjang. Tips seperti mengatur makanan yang dikonsumsi, menghindari stres, dan selalu aktif dapat kita contoh agar tubuh kita tetap sehat sampai usia senja.
Negara Asia diikuti oleh Italia di tempat kedua, Amerika Serikat di urutan ketiga, dan China serta India melengkapi daftar lima besar. Bisa jadi kalau keadaan makin membaik, Indonesia akan segera menyusul, apalagi di percepat dengan adanya serangan Virus Covid-19 yang memaksa penduduk lebih banyak hanya melakukan silaturahmi antar keluarga, belajar dari rumah, makan terbatas dari makanan lokal berasal dari Kebun Bergizi sekitar rumah serta lebih banyak bekerja di rumah atau dari rumah. Karena itu kegiatan menanam tanaman dalam Kebun Bergizi di halaman rumah sangat dianjurkan karena akan memperbaiki masukan gizi untuk seluruh keluarga agar mendorong usia panjang yang bahagia dan sejahtera.