Usaha Siapkan Satu Bidan Untuk Setiap Posyandu
Hari Selasa pagi ini, Ibu Dr. Sri Danti Anwar, Ketua Stikes Mitra RIA Husada didampingi Prof. Dr. Haryono Suyono, selaku Pembina Perguruan Tinggi yang sama bersama Ibu Dr. Sri Hartati Pandi dan seluruh jajaran Pimpinan Sekolah Tinggi yang mengelar kuliahnya di kawasan Cibuvur Jakarta telah diterima dan mengadakan pembicaraan yang intensif tetang kegiatan Perguruan Tinggi itu sebagai penyedia tenaga bidan professional yang bermutu bersama Kepala BKKBN, dr. Hasto Wardoyo, SPOG yang didampingi oleh Dr. Dwi Listyawardani, MSc dan jajaran staf lainnya di kantor BKKBN Pusata di Jakarta. Kegiatan penyediaaan tenaga bidan oleh perguruan tinggi itu bermula karena Ibu Tien telah diminta oleh Almarhum Presiden HM Soeharto berhubung menurut pelaporan Kepala BKKBN pada waktu itu untuk 60.000 desa di Indonesia hanya dimiliki tidak lebih dari 8.000 bidan. Padahal sebagian besar bidan tersebut bekerja di Rumah Sakit dan hampir tidak ada yang bekerja di desa.
Pada saat BKKBN sedang gencar mengusahakan kesertaan KB dari desa, praktis jajarean bidan tidak secara maksimal memberikan pelayanan di desa dengan baik karena tidak tersedia tenaga dokter atau bidan di desa yang cukup jumlahnya. Pada suatu saat atas permintaan Kepala BKKBN yang waktu itu dipimpin oleh Dr. Haryono Suyono, tanpa adanya bidan, maka pelayanan KB tidak bisa dijalankan sesuai target waktu yang ditentukan dengan baik untuk menurunkan tingkat kelahiran menjadi separo dari keadaan tahun 1970 pada tahun 2000. Lebih-lebih lagi tidak bisa dipercepat menjadi separo pada tahun 1990 seperti diarahkan oleh Presiden atas permintaan Kepala BKKBN agar bisa mengejar ketertinggalan Indonesia dalam pembangunan, khususnya karena tingkat kematian ibu hamil dan melahirkan yang tinggi dan angka kematian anak yang juga sangat tinggi.
Dr. Sri Danti Anwar menyatakan bahwa Sekolah Tinggi yang dipimpinnya selain menyediakan pendidikan untuk bidan yang berkualitas juga memiliki program studi Kesehatan Masyarakat yang telah meluluskan tenaga yang banyak berkiprah dalam posisi dan kegiatan promosi kesehatan dan KB di berbagai daerah. Sekolah Tinggi ini juga sedang mempertimbangkan beberapa program studi baru dalam bidang yang mendukung pengembangan yang lebih baik dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Disamping itu dalam menyelenggarakan pendidikan bidan, diberikan juga kegiatan penelitian dan pengembangan yang luas, termasuk praktek untuk para bidan di klinik dan di lapangan yang luas di desa sesuai perkembangan pelayanan untuk ibu hamil dan melahirkan atau pelayanan untuk anak menyusui dan anak balita.
Dalam hal pelayanan untuk ibu hamil dan melahirkan, Prof. Dr. Haryono Suyono menambahkan keinginan untuk memberikan prioritas kepada daerah-daerah yang relatif tidak banyak memiliki tenaga bidan seperti pernah dilakukan dengan memberikan pendidikan bidan bagi Provinsi Papua beberapa waktu yang lalu. Oleh karena itu Ibu Danti sebagai Rektor memohon kerja sama dengan BKKBN guna ikut mendorong Provinsi dan Kabupaten/Kota yang sangat memerlukan tenaga itu bisa mengirim mahasiswa ke sekolah Tinggi ini yang tidak saja sangat berpengalaman tetapi juga bisa menyediakan asrama yang memadai untuk mahasiswa dari luar kota, atau pondokan yang relatif ringan karena kampusnya tidak berada di tengah kota Jakarta.
Dalam hubungan tenaga bidan ini, Ibu Danti, diperkuat oleh Pembina Yayasan Prof. Dr. Haryono Suyono, mengusulkan agar ada study pengembangan yang berisi pelatihan bidan dan pasangan usia subur yang sedang hamil untuk mengenal secara mendalam keadaan kehamilannya, terperinci atas risiko sakit dan kematiannya, dengan arahan agar setelah dikenal keadaan ibu hamil sesuai risiko yang dimilinya, setiap Ibu hamil di dampingi secara ketat oleh bidan sehingga biarpun risiko tinggi tetap melahirkan dengan selamat atau tingkat kematiannya nol. Dengan demikian yang dipelajari bukan hanya kualitas bidannya, tetapi hasil dari penelitian yang yang mengikuti proses kehamilan dari ibu yang ada di desa dan usaha preventif mencegah dan mengantar ibu hamil itu melahirkan dengan selamat dengan angka kematian ibu hamil dan melahirkan nol.
Tentang program FKM disampaikan kepada Kepala BKKBN bahwa dimasa lalu Program Studi ini ikut mengantar pendidikan untuk para dokter dan non dokter yang apabila selesai studinya menguasai masalah kesehatan secara umum sekaligus ilmu kemasyarakatan sehingga sangat cocok untuk kader-kader Pimpinan BKKBN yang harus bergerak tidak lagi linear dalam bidang kesehatan tetapi dapat mengantar keluarga Indonesia menguasai delapan fungsi keluarga sebagai arahan pemberdayaan keluarga sesuai UU nomor 10 tahun 1992 atau UU nomor 52 tahun 2009 yang menjadi misi BKKBN sejak tahun 1970, yaitu membangun keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera serta memiliki nilai fungsi keluarga yang unggul.
Menanggapi berbagai masukan tersebut Kepala BKKBN menyambut baik kontribusi Sekolah Tinggi yang didirikan oleh Almarhum Ibu Tien Soeharto itu dan berjanji siap bekerja sama. Bahkan Kepala BKKBN mengajak Stikes Mitra RIA Husada mulai mengambil daerah misalnya Jakarta Selatan, Banten atau ikut program di Daerah Ciracas yang sedang di kembangkan bersama salah satu penyumbang kegiatan untuk sebuah Desa menggunakan pendekatan khusus media informasi yang dianggap mutakhir dan diperkirakan memudahkan binaan dalam jangka panjang.
Kepala BKKBN juga siap menyediakan alat dan obat kontrasepsi untuk para kader bidan yang sedang mengikuti kuliah dalam pengawasan dan bersama dosennya dapat mengadakan pendekatan kepada masyarakat dalam pelayanan KB sehingga apabila lulus sebagai bidan sudah sekaligus mengikuti ujian kompetensi yang dianggap menjadi mahir dan berhak melakukan pelayanan yang bersifat mendiri.
Pada akhir pertemuan disepakati akan segera dilakukan tindak lanjut agar maksud baik pendirian Perguruan Tinggi Stikes Mitra RIA Husda yang digagas atas instruksi Presiden Soeharto melalui Ibu Tien Soeharto itu dilanjutkan sesuai gagasan awal dan berkembang maju dengan kualitas tinggi demi pelayanan yang bermutu guna meningkatkan kenikmatan dan kesejahteraan pasangan usia subur yang menjadi sasaran utamanya. Semoga.