Virus Korona Baru

Oleh: Aam Bastaman
Sejak beberapa hari yang lalu hampir seluruh media dunia, termasuk stasiun televisi dan tentu saja jagad media sosial ramai menyiarkan serangan virus baru Korona di kota Wulan, sebuah kota berpenduduk 11 juta jiwa di Cina. Virus yang masih dianggap misterius, dan sampai saat ini belum ada obatnya. Konon, serangan virus ini jauh melebihi serangan virus SARS, yang menyerang Cina dan Hong Kong di era tahun 2002 dan 2003, yang telah menewaskan 349 orang di daratan Cina dan 299 orang di Hong Kong. Jika virus korona baru ini yang disebut novel coronavirus (virus 2019-nCoV) jauh lebih dahsyat dari SARS maka serangan virus ini sangat serius.

Per hari minggu (26/1) ini Jumlah korban tewas di China akibat wabah virus korona jenis baru terus bertambah menjadi 52 orang. Bahkan, tiga dokter Beijing dinyatakan positif terinfeksi sepulang dari Wuhan, Provinsi Hubei, sebagai daerah pertama ditemukannya kasus itu. Kota Wuhan saat ini
seperti kota mati akibat penutupan seluruh kota terhadap akses masuk dan keluar. Termasuk sekolah-sekolah telah ditinggalkan, banyak pusat perbelanjaan kosong atau ditutup, juga Kantor Pos di kota tersebut telah memasang pengumuman ditutup sementara. Dikabarkan keputusan pemerintah China untuk menutup kota Wuhan terkait virus korona, membuat ibukota dari provinsi Hubei ini Nampak seperti kota hantu.

Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, pemerintahan Beijing menyebutkan bahwa secara keseluruhan wabah virus tersebut berjumlah 1.287 kasus, baik yang positif maupun yang terduga, di seluruh wilayah daratan Tiongkok. Dari jumlah itu, sebanyak 549 kasus di antaranya berasal dari
Provinsi Hubei. Sementara itu, di Beijing sendiri terdapat 10 kasus baru, termasuk tiga orang dokter, sehingga sampai saat ini totalnya 51 kasus. Dari tiga dokter asal Beijing yang mengidap virus 2019-nCoV itu, dua di antaranya telah melakukan perjalanan ke Wuhan. Sementara, seorang dokter lainnya sempat berdekatan dengan seorang pengidap dalam salah satu acara rapat di kota Wuhan. Dengan
situasi seperti itu, sejak Jumat (25/1) petugas kesehatan dibantu aparat kepolisian mendatangi setiap rumah atau apartemen di Beijing untuk memastikan tidak ada warga dari Wuhan atau baru saja bepergian dari Wuhan.

Kejadian ini menimbulkan banyak spekulasi tentang penyebab muncul dan penyebaran virus baru yang mematikan ini. Mulai dari temuan akibat konsumsi makanan ekstrim, sampai dugaan bocornya pusat laboratorium senjata kimia, yang menjadi proyek rahasia pemerintah Cina menghadapi kemungkinan perang ofensif dengan musuh-musuh Cina. Yang terakhir ini, merupakan spekulasi
yang harus ditelusuri kebenarannya, banyak beredar di media sosial.

Sementara disimpulkan virus ini berasal dari wabah virus yang ditularkan oleh ular, kelelawar dan beragam hewan liar, berasal di Pasar Huanan, Wuhan, Provinsi Hubei, yang secara ilegal menjual hewan hidup, termasuk kelelawar dan marmut untuk konsumsi. Hewan-hewan liar tersebut diduga pembawa virus mirip SARS yang menyebabkan gejala pernapasan parah. Jarak Beijing-Wuhan
sekitar 1.500 kilometer. Makanan daging liar, seperti kelelawar diberitakan yang banyak dijual di Wulan.

Dengan kejadian ini, diperkirakan 56 juta orang telah dikarantina di China. Transportasi umum pun tidak dioperasikan untuk menghentikan penyebaran virus corona lebih lanjut. Akibat wabah virus korona ini, bahkan pemerintah China membatalkan perayaan Tahun Baru Imlek, karena mereka sedang berupaya untuk mengendalikan penyebaran virus korona diseantero negeri.

Bill Gates konon pernah memprediksi akan munculnya jenis virus baru mematikan ini. Ia mengungkap hal itu dalam acara yang diselenggarakan Massachusetts Medical Society New England Journal of Medicine di 2018. Gates meramalkan pandemic virus super yang akan meletus di China. Disebutkan, virus ini bisa membunuh 33 juta orang di seluruh dunia dalam enam bulan pertama, seperti disampaikan oleh satu media Inggris.

Prediksi itu diambil berdasarkan data video Institute for Disease Modeling yang memperkirakan dunia akan menghadapi virus berbahaya dalam 10 hingga 15 tahun ke depan. Video time lapse itu
menjelaskan bagaimana wabah potensial dari China kemudian dengan cepat menyebar ke berbagai belahan Bumi.

Ia mengatakan bahwa di era dengan segala industri yang sedang berkembang pesat, ada satu hal yang tidak mengalami kemajuan, yaitu kesiapan manusia menghadapi wabah penyakit atau pandemi. Wabah virus menjadi salah satu ancaman terbesar di dunia selain perang. Dengan gaya retorikanya, ia
berujar dalam konferensi tersebut bahwa dunia harus bersiap-siap untuk menghadapi pandemi sebagaimana mereka bersiap untuk menghadapi perang. Seperti dilaporkan sebuah media Inggris, The Sun, 24 Januari 2020, dengan judul yang mencolok “APOCALYPSE NOW Bill Gates ‘predicted’ Chinese coronavirus a year ago with simulation saying 33 Million could die in first six months”. Prediksi yang ternyata mengandung kebenaran, indikasinya di Wuhan, meskipun WHO masih menolak untuk menyebut kasus ini sebagai darurat kesehatan global, menganggap masih terlalu dini.

Dengan demikian, potensi kehancuraan umat manusia selain oleh bahaya perang, sangat mungkin juga disebabkan oleh  penyebaran virus berbahaya. Nampaknya ancaman virus korona ini sangat serius, perlu kewaspadaan, meskipun juga jangan panik berlebihan. Sejauh ini terdapat 13 negara yang sudah terinfeksi virus ini, selain Cina sendiri juga Taiwan, Macao, Hong Kong, Jepang, Vietnam, Thailand, Philipina, Malaysia, Singapura, Australia, Amerika Serikat.

Saatnya komunitas internasional bersatu padu untuk menghentikan peredaran virus yang bisa membunuh umat manusia ini secara menjalar, demi masa depan umat manusia sendiri. Musuh kita kali ini tidak kelihatan, namun bias menyerang tanpa kita ketahui. Langkah pertama adalah hidup berdampingan dengan alam, hidup wajar, serta tidak serakah dalam konsumsi makanan.

Aam Bastaman (Univ. Trilogi). Penulis.

Aam Bastaman1.png
Aam BastamanComment