Srikandi Posdaya Dianjurkan Merayakan Ulang Tahun Kemerdekaan RI

Rakor.jpg

Rapat Koordinasi tujuh Yayasan yang dibentuk pak Harto selama memangku jabatan Presiden RI lebih dari 30 tahun, umumnya bertujuan memenuhi keperluan Sosial Kemanusiaan mendampingi upaya dan kegiatan Negara memberdayakan dan melayani masyarakat luas,  telah mengambil beberapa keputusan bersama yang menarik. Seperti diketahui, kegiatan Yayasan yang dibentuk itu adalah merancang dan menyelenggarakan kegiatan yang belum sempat atau belum bisa di laksanakan oleh program pemerintah. Karena itu Pak Harto mencari solusi dengan membentuk Yayasan guna menampung partisipasi masyarakat mengambil langkah-langkah awal melaksanakan program-program untuk melayani masyarakat luas.

damandiri3.jpg

Salah satu Yayasan yang sejak berdirinya ingin ikut membangun sumber daya manusia dan mengentaskan keluarga, mula-mula keluarga yang sudah KB, tetapi akhirnya semua keluarga miskin, dari lembah kemiskinan. Sejak Pak Harto lengser, mulai tahun 2000 terpaksa kegiatannya di segarkan. Sejak tahun 2000 Yayasan Damandiri menyempurnakan tujuannya memberdayakan kaum ibu di desa melalui pembangunan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya). Alasannya  sederhana karena mayoritas ibu-ibu telah ikut KB, padahal masih sangat miskin.

Karena itu Yayasan Damandiri,  waktu itu di pimpin oleh salah satu pendirinya, Prof. Dr. Haryono Suyono, yang sengaja ditunjuk Pak Harto agar kegiatannya sesuai tujuan pembentukannya, sedang Pak Harto bersedia bertindak sebagai Ketua Dewan Pembina.

Pada tahun 2000 itu, setelah program Takesra Kukesra dihentikan , pak Harto selaku Ketua Dewan Pembina memerintahkan agar Yayasan menolong anak-anak keluarga miskin, anak keluarga prasejahtera, agar bisa melanjutkan pendidikan setinggi-tingginya, ditolong masuk SMK atau yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di bantu agar mendapat kemudahan dan lulus ujian masuk Perguruan Tinggi.

posdaya.jpg

Biarpun tidak ditonjolkan, kegiatan yang dilakukan bekerja sama dengan berbagai Perguruan Tinggi itu berhasil meloloskan ribuan anak-anak keluarga miskin masuk Perguruan Tinggi dan sebagian diberikan beasiswa Yayasan Damandiri. Pada tahun kedua, anak-anak yang menonjol nilai kuliahnya diberikan beasiswa Yayasan Supersemar. Akibat dari Program tersebut Yayasan Damandiri dan Yayasan Supersemar menjadi sangat dekat dengan berbagai Perguruan Tinggi. Kedekatan itu menumbuhkan gagasan yang diusulkan oleh beberapa Rektor agar Yayasan Damandiri, yang selalu menganjurkan upaya pembangunan sumber daya manusia dan upaya pengentasan kemiskinan, ikut memberi pembekalan kepada mahasiswa yang bersama-sama mengadakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN), yaitu mengirim mahasiswa Semester ke tujuh terjun dan tinggal bersama masyarakat di desa serta membantu memberdayakan keluarga itu di desa, dengan mengembangkan Program Link and Match berisi pemberdayaan masyarakat dan keluarga di desa.

Sejak itu Yayassn Damandiri membantu melayani Perguruan Tinggi dalam acara Pembekalan. Dalam lima tahun pertama pembekalan diarahkan mengacu pada upaya peningkatan indikator fungsi keluarga berdasarkan Program PBB MDGs yang lengkap indikatornya. Karnena Program itu diikuti oleh makin banyak Perguruan Tinggi, pada lima tahun kedua dilanjutkan dengan pedoman arahan PBB yang baru, yaitu SDGs, atau sustainable Development Goals  yang oleh pemerintah tidak dijadikan arahan serius.

Yang menarik, kegiatan pengembangan Posdaya itu melahirkan Dosen-dosen Pembimbing yang tergabung pada LPPM di setiap Perguruan Tinggi. Banyak dosen pria dan wanita yang jasanya luar biasa, sebagian semula lulusan S2 dan tidak sedikit yang melanjutkan mendapatkan S3, dan banyak yang mendapatkan kehormatan menjadi Guru Besar sebagai gelar akademik tertinggi.

PosdayaMasjid.jpg

Sebagian yang teringat adalah Srikandi-Srikandi Posdaya, Dr. Sudarti MKes dari Universitas Jember, Dr. Annisa Ullya Rasyida dr., MSi dari Universitas Hang Tuah Surabaya, Dr Prantasi Harni Tjahjanti S.Si, MT dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Prof Dr Hj Mufidah Ch MAg dari UIN Malang,  Dr. Tabita Sri Hartati Wulandari MKes dari Universitas PGRI Ronggolawe Tuban, Prof. Dr. Asri dari Universitas Sebelas Maret Surakarta, Dian Budi Angraeni S.Ip dari Pacitan, Ardhining Westri Hindarti, SE, MM, dari Madiun, Luthe Vera Maria, SP, MPd dari Surabaya, Dra Siti Rochmiyati MPd dari Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta, Dra Prastiti Kusuma MPd dari Universitas Negeri Semarang, Dra Wien Sukarsie dari Semarang, Dr. Dewi dan Farida Yusri dari Universitas Pacasila Jakarta, Dr Ir Emi Zasmeli Suheimi, MP dari Universitas Tamansiswa Padang, Ir. Rika Susanti dan Sapto Juli Isminarti dari Bekasi, Dra Katiah MPd dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Yuningsih Nani MPd dari Bandung, Dr. Eva Oktavidiati MSi dari Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Rini Luawo, MSc dari Universtas Muhammadiyah Gorontalo dan masih banyak lagi yang ada di Jambi, Medan, Aceh, Purwokerto, Cilacap, dan banyak Perguruan Tinggi lain yang namanya tersimpan pada Pak Mulyono Dani Perwira atau Yayasan Damandiri yang mencatat nama-nama dan tanggal lahir Srikandi yang luar biasa. Bahkan pada waktu tulisan ini dibuat, ada yang sedang ulang tahun, selamat Hari Ulang Tahun , teriring doa semoga tetap sehat, salam hangat, tetap ceria dan jangan lupa selalu membantu pemberdayaan keluarga dan masyarakat luas.

PosdayaUAD.jpg

Menjelang hari Kartini 21 April nanti, karena mayoritas anggota Posdaya adalah kaum Ibu, diharapkan para Srikandi yang masih memiliki hubungan dengan Posdaya di desa-desa menganjurkan Posdaya binaannya memperingati Hari Kartini, khususnya dalam rangka Perayaan Kemerdekaan RI yang ke 75 dengan karya nyata di Desa agar memberi semangat kepada kaum Ibu untuk bergabung dalam Bumdes, Posdaya atau Lembaga lain yang dikembangkan di desa. Kegiatan itu mohon dicatat dan disebar luaskan agar makin merangsang partisipasi kaum perempuan di desa dalam menyongsong pembangunan yang lebih gegap gempita sekaligus memperingati Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke 75. Sangat membanggakan kalau kegiatan para Srikandi dan ibu-ibu dari Desa dapat dicatat dan disebar luaskan, dilaporkan melalui media Sosial seperti Gemari.id atau lainnya atau langsung disiarkan melalui Radio DFm yang dapat diikuti atau didengar dari seluruh dunia. Semoga.

Haryono Suyono1 Comment