Dunia Literasi Kita dalam Arus Perubahan
Dunia penerbitan mengalami masa puncak dinamikanya seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang sedemikian pesat dan mempengaruhi kehidupan dunia penerbitan, termasuk penerbitan perguruan tinggi. Saat ini seolah-olah tidak ada satupun bidang yang tidak terpengaruhi oleh arus kemajuan teknologi informasi.
Oleh karena itu dunia penerbitan harus terus mengasah kemampuan untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi yang terkini. Sehingga dunia penerbitan terutama penerbitan perguruan tinggi akan selalu up to date dan bisa terus eksis dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Kalau tidak, maka dunia penerbitan akan tergerus arus perubahan yang mematikan.
Buku sebagai karya peradaban manusia, baik sebagai sumber informasi, hiiburan maupun pembelajaran, diyakini akan terus eksis dalam perjalanan umat manusia ke depan. Namun akan ada beragam adaptasi bentuk perbukuan, mejadi bentuk media baru yang sesuai dengan perkembangan dunia digital yang semakin canggih. Namun esensinya buku tidak akan hilang. Banyak kalangan masih lebih menikmati membaca buku dibandingkan membaca melalui media digital, seperti e book, dan lain-lain. Mengingat buku menawarkan kenyamanan dan keamanan kesehatan dalam membacanya. Ada selera seni yang tinggi dalam buku, yang tidak ditemukan dalam dunia media digital.
Oleh karena itu penerbit perguruan tinggi tidak perlu terlalu mengkhawatirkan akan punahnya buku seiring dengan kemajuan teknologi informasi, karena buku akan tetap eksis. Buku akan tetap menjadi jendela dunia, gerbang ilmu pengetahuan dan informasi, menjadi bagian penting dalam perjalanan peradaban manusia.
Saat ini yang diperlukan adalah kemampuan adaptasi dan terbuka dengan berbagai aternatif media, yang mungkin saja lebih baik, lebih praktis, sebagai media alternatif, tanpa menghilangkan peran buku.
Ke depan buku-buku digital akan semakin membudaya, sebagai konsekuensi kemajuan digital, namun akan dipadukan dengan media tradisional buku yang tetap akan mendampingi proses pembelajaran masyarakat ataupun dalam pencarian informasi dan hiburan.
Memang, kita dihadapkan pada tantangan, di kampus-kampus mahasiswa tidak lagi dominan membaca buku, tapi membaca HP pintar mereka sebagai sumber informasi utama, termasuk bacaan-bacaan akademik yang tersedia di berbagai media digital, seperti e book, web site, media sosial, dan lain-lain. Kewajiban kita untuk terus memberikan sosialisasi pentingnya buku, karena tidak semua informasi di media digital akan mudah dicerna, terutama informasi yang panjang dan tebal, sehingga mengurangi kenyamanan membaca. Buku bisa digunakan sebagai media yang bisa dibaca relatif tahan lama, dengan menawarkan seni membaca yang tinggi.
Berarapa tantangan Asosiasi Penerbit Perguruan Tinggi Indonesia (APPTI) sebagai asosiasi penerbit perguruan tinggi, diantaranya:
1. Minat baca dikalangan masyarakat, termasuk mahasiswa yang masih rendah. Kecenderungan umum para mahasiswa, membaca hanya membaca poin-poin untuk bahan ujian.
2. Semakin suburnya budaya instan, termasuk dalam pencarian informasi, sehingga hoax lebih mudah diterima. Buku menjadi kurang laku.
3. Penggunaan HP yang berlebihan sebagai media pencarian informasi dan media sosial. Menimbulkan ketergantungan dan addiction.
4. Peluang dan tantangan kemuncuan buku-buku digital.
5. Perubahan perilaku masyarakat pembaca buku. Berkurangnya budaya membaca buku, beralih ke media digital.
Ke depan penerbit perguruan tinggi harus beradaptasi dan bertransformasi dengan kemajuan digital, dengan memanfaatannya dan menambah peran aktif dalam penerbitan buku digital. Media digital sebagai media alternatif tambahan, bukan media pengganti buku. Dengan demikian, diharapkan dunia literasi akan semakin kaya.
Apalagi melihat kenyataan bahwa buku-buku akademik kita masih didominasi buku-buku asing, Buku-buku impor karya akademisi dan penulis asing. Ke depan kita akan mendorong buku-buku akademik kita akan semakin banyak dihasilkan oleh akademisi anak bangsa sendiri. Sehingga buku-buku referensi keilmuan akan semakin membumi, sesuai dengan praktek terbaik yang ada di negeri sendiri. Untuk itu APPTI akan terus mendorong dosen dan akademisi untuk produktif menulis sebagai bagian dari kontribusi akademik mereka terhadap kemajuan dunia pendididkan tinggi.
(Disarikan dari sambutan Sekjen APPTI, mewakili pengurus Pusat APPTI pada Pembukaan Mukerda Asosiasi Penerbit Perguruan Tinggi Indonesia (APPTI) Korwil Jateng dan DIY, di Universitas Panca Sakti, Tegal. 23-24 Agustus 2019).
Aam Bastaman (Universitas Trilogi). Sekretaris Jenderal Asosiasi Penerbit Perguruan Tinggi Indonesia (APPTI)..