Saksi Sejarah itu telah dipanggil oleh Allah, Tuhan Yang Maha Esa

HaryonoR1.jpg

Kemarin, hari Senin tanggal 23 September 2019, saksi sejarah yang menyaksikan salah satu putera bangsa Indonesia di Amerika Serikat mendapat penghargaan dari lembaga dunia, Universitas John Hopkins di Amerika Serikat, mantan Dubes RI di Amerika Prof. Dr. Arifin Siregar, dipanggil oleh Allah Tuhan Yang Maha Kuasa. Dubes Arifin Siregar, sebelumnya adalah Gubernur Bank Indonesia, yang pada tahun 1989 ditugaskan Presiden RI waktu itu, Almarhum Bapak HM Soeharto, menyaksikan salah satu putera bangsa Indonesia, Dr. Haryono Suyono, MA, PhD. menerima penghargaan yang luar biasa dari Universitas John Hopkins dengan penamaan sebuah Ruangan Rapat, Ruangan Kuliah yang cukup megah, di salah satu Universitas ternama di Amerika itu dengan diberikan nama sebagai Haryono Suyono Room. Ruangan itu letaknya berdekatan dengan ruangan lain dengan nama seperti Rockefeller Room yang disumbangkan oleh orang kaya ternama di Amerika dan beberapa ruangan lain yang umumnya diberi nama dengan nama orang terkemuka atau sangat kaya di Amerika.

             Banyak guru besar, dosen dan peneliti senior dari perguruan tinggi ini terlibat dalam penelitian atau pengiriman tenaga seniornya sebagai konsultan, peneliti atau bahkan guru besarnya mengajar sebagai dosen tamu, atau mengadakan kunjungan atau kerja sama penelitian dan pengembangan dengan berbagai perguruan tinggi ini atau terlibat dalam hubungan lembaga di banyak negara berkembang, termasuk di Indonesia.

HaryonoR2.jpg

            Banyak pula tenaga ahli dari negara berkembang diundang mengadakan penelitian bersama atau mengerjakan proses analisis dari penelitian yang dikerjakan di negaranya pada perguruan tinggi ini dalam bentuk kolaborasi atau kerja sama ilmiah bersama tenaga senior atau guru besar dari perguruan tinggi ternama tersebut. Alasannya karena Perguruan Tinggi ini memiliki lembaga kondang yang sejak masa lalu selalu mengadakan kolaborasi yang sangat erat dan menghasilkan berbagai penemuan ilmiah dengan rekan-rekannya dari berbagai negara berkembang. Untuk keperluan kerja sama itu berbagai lembaga yang dikelola oleh Perguruan Tinggi ini juga memiliki kerja sama dengan berbagai lembaga lain yang sama ternamanya di Amerika dan atau di dunia.

IMG_4599.JPG

Perguruan tinggi ini memiliki The Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health yang merupakan suatu sekolah tinggi andalan di dunia dan lebih dari seratus tahun barangkali telah menghasilkan lulusan yang tersebar di seluruh dunia memerangi berbagai penyakit masyarakat, termasuk kepemimpinannya dalam memberikan perhatian pada penyakit HIV/AIDS, kecanduan narkoba, kampanye anti rokok dan tembakau atau kebiasaan tidak sehat lain yang merajalela di seluruh dunia. Mereka juga memiliki The Johns Hopkins School of Advanced International Studies yang memiliki kampus di tiga benua dan lebih dari 70 tahun memproduksi tenaga ahli untuk berbagai negara. Lembaganya Johns Hopkins Center for Global Health biasa membawa tenaga ahli untuk bertukar pengalaman dan keahlian dalam berbagai pertemuan internasional yang sangat berbobot. Lembaga Johns Hopkins Center for Communications Programs melalui kerja sama globalnya telah menciptakan berbagai penemuan atau pendekatan baru dalam bidang komunikasi informasi dan perubahan sosial dalam kesehatan, KB atau pendekatan yang menjadi inovasi baru di dunia. Ada pula lembaga Jhpiego,  suatu lembaga nonprofit yang mempunyai hubungan dengan perguruan tinggi, pemerintah dari negara berkembang dan memberikan bantuan atau konsultasi dengan berbagai negara dalam pelaksanaan program yang sangat maju. Lembaga Johns Hopkins Medicine International memberikan dukungan global terhadap para ahli untuk ikut mendeteksi penyakit global dan memberikan bantuan yang bersifat internasional. Lembaga Johns Hopkins Alliance for a Healthier World biasanya membawa para ahli dunia untuk berbincang dan mengembangkan kerja sama atau saling berbagi akses sesama rekannya di seluruh dunia.

Karena Indonesia pernah menjadi negara pelopor dalam pendekatan KB berbasis masyarakat, mengubah pengenalan inovasi baru, program KB, yang biasanya di banyak negara dilakukan melalui basis klinik, di Indonesia, atas kepeloporan dan keberanian Haryono Suyono, seakan pemerintah dan masyarakat diajak menjebol dinding-dinding klinik dan rumah sakit, program KB dijadikan suatu gerakan memperkenalkan budaya baru langsung kepada rakyat dan keluarga di Desa. Program yang dijadikan gerakan yang menarik, sangat marak dengan pendekatan desa, pendekatan masyarakat atau pendekatan keluarga yang berhasil. Karena inovasi itu, pada salah satu gedungnya terpampang nama “Ruangan Pertemuan Umum” yang diberi nama menyolok “Haryono Suyono Room” atau “Haryono Suyono Hall”, suatu penamaan yang sama terhormat seperti nama ruangan lain yang diberi label “Rockefeller Room” yang ada di gedung Universitas John Hopkins yang terhormat tersebut. Penamaan itu dianggap sebagai pengakuan dan kehormatan terhadap Indonesia yang secara gegap gempita mengetengahkan inovasi yang diakui dan menyebar menjadi pendekatan yang berhasil di ulang oleh banyak negara di dunia.

Proses inovasi yang sangat mengejutkan itu mendorong berbagai kalangan di luar negeri, khususnya di Amerika, pada tahun 1989 mengangkat Haryono Suyono yang menjabat Kepala BKKBN, beberapa bulan sebelum Presiden HM Soeharto diakui dunia dengan Penghargaan PBB dan kepadanya diberikan penghargaan UN Population Awards, Haryono Suyono dinobatkan sebagai penerima penghargaan kehormatan “Hugh Moore Memorial Awards” yang diberikan oleh John Hopkins dan berbagai lembaga Nir Laba di Amerika, sebagai pengakuan pada inventor dunia yang dianggap sangat membanggakan tersebut.

Pada saat upacara tersebut Presiden HM Soeharto sangat berkenan dan secara khusus mengutus Duta Besar RI di Washington Dr. Arifin Siregar untuk hadir, memberikan sambutan yang sangat simpatik dan atas nama Bangsa Indonesia berterima kasih atas penghargaan dari Perguruan Tinggi ternama tersebut. Sejak diberikannya penghargaan tersebut, John Hopkins School of Public Health di Washington itu mengadopsi pendekatan kemasyarakatan Indonesia tersebut dalam berbagai kurikulumnya sehingga banyak mahasiswanya sangat mengenal pendekatan Indonesia yang sangat berhasil itu.

Akibatnya sejak tahun itu Indonesia mendapat kunjungan dari Perdana Menteri, Menteri dan ribuan pejabat senior dari berbagai negara untuk belajar  pengelolaan Program KB dengan pendekatan kemasyarakatan dan dengan sendirinya hampir setiap mahasiswa yang belajar Kependudukan dan KB di John Hopkins dan berbagai Perguruan Tinggi di dunia selalu menggunakan referensi keberhasilan program KB di Indonesia. Duta Besar RI Arifin Siregar ikut menjadi saksi dan memberikan pidato penghargaan atas nama Presiden RI, Almarhum Bapak HM Soeharto serta mengukir sejarah yang gemilang melalui Universitas John Hopkins di Washington, Amerika Serikat. Selamat jalan Bapak Prof. Dr. Arifin Siregar, semoga diberikan tempat yang terbaik disisiNya. Amin.

Haryono SuyonoComment