Traveler Tic Talk: Daewangam di Ulsan

Sebenarnya datang ke  Ulsan bukan untuk  berlibur, tapi menghadiri konferensi ilmiah - International Conference of Organizational Innovation (ICOI) 2019, yang diselenggarakan oleh University of Ulsan, bersama International Association of  Organizational Innovation dan Forum Manajemen Indonesia. Namun usai konferensi ada waktu juga untuk sekedar mengitari kota Ulsan dan sekitarnya.

Jika menggunakan penerbangan internasional kota Ulsan Korea Selatan bisa dicapai melalui bandara Gimhae, Busan. Dari bandara Gimhae anda dapat menggunakan bis dengan harga tiket 8.000 Won (Korean Won) untuk mencapai Ulsan. Pilihan hotel tersedia banyak, dengan kisaran harga untuk hotel bintang 3 atau bintang 4 sekitar Rp. 900 ribu sampai Rp. 1 - 2 jutaan. Disarankan booking dari Tanah Air,  bisa menggunakan mata uang rupiah, seperti melalui Traveloka, atau aplikasi online travel lainnya. Budget hotel tersedia pula dengan anggaran bisa dipangkas lebih dari setengahnya, sekitar Rp.   300 ribu sampai dengan Rp. 500 ribu. Beberapa hotel terkenal di kota Ulsan adalah Lotte Hotel, Lotte City Hotel (nama keduanya  mirip), Ulsan City Hotel, juga ada Ulsan Hotel (lagi-lagi namanya mirip). Juga ada Hyundai Hotel, nama merek otomotif terkenal di Korea Selatan.

Seperti  halnya di kota-kota besar Korea Selatan, Lotte mendominasi sebagai tempat belanja (Lotte Mall), ataupun hotel, gedung dan sarana publik lainnya. Namun kalau anda melihat kendaraan maka mayoritas mobil di kota-kota Korea Selatan, tentu tidak terkecuali  di kota Ulsan ini, umumnya Hyundai, kemudian Kia (dua otomotif produksi Korea Selatan). Setelah itu, baru mobil-mobil Eropa seperti Mercedes Benz atau BMW. Namun hampir tidak terlihat merek otomotif buatan Jepang. Kendaraan “made in Korea” sangat dominan.

Angkutan umum di Ulsan yang utama adalah bis, kemudian juga tersedia taksi. Disarankan bis, sudah cukup memadai, kecuali anda tergesa-gesa dan untuk tujuan jarak pendek, bolehlah menggunakan taksi. Jarak tempuh 10 - 15 menit biaya taksi kira-kira 8.000-15.000 Won. Untuk bis rata-rata ongkos tiket bisa 3.500 Won sampai dengan 8.000  Won – 10.000 Won untuk jarak jauh, namun anda juga bisa menggunakan kartu transportasi yang bisa dibeli di super market ataupun kios-kios yang ada di banyak tempat dipenjuru Ulsan, seperti kartu e-money di Tanah Air. Lebih efisien, meski harga mungkin sama.

Ulsan berlokasi di tenggara semenanjung Korea. Menghadap laut Jepang (orang Korea lebih suka menyebutnya laut Timur). Sekitar 70 km dari Busan. 1 jam ditempuh dengan bis dari Bandara Gimhae Busan.  Kota yang sedang bertumbuh. Kita bisa melihat pembangunan fisik seperti gedung-gedung komersial, perumahan residensial, ataupun apartemen. Kota dengan skala sedang dilihat dari jumlah penduduknya, namun terbilang luas secara area. Pariwisata nampaknya sedang digalakkan oleh pemerintah kota, mengikuti kebijakan pemerintah pusat di Seoul. Oleh karena itu beberapa kawasan wisata ditata dengan baik, dipromosikan dan “dijual”. Meskipun wisatawan asing tidak sebesar pengunjung ke Seoul, namun kota Ulsan disarankan tidak dilewatkan saat mengunjungi Korea Selatan. Kotanya tentu tidak sebesar dan segemerlap Seoul ataupun Busan, kota kedua terbesar, namun tetap Ulsan memberikan pengalaman unik tersendiri.

Penduduk Kota Ulsan sekitar 1.250.000 jiwa. Terletak di kawasan (region) Yeongnam, dengan luas sekitar 1 juta-an km persegi. Ada banyak tempat Wisata selain jalan-jalan dipusat kota, sambil menikmati kuliner Korea. Salah satu tempat wisata popular adalah Daewangam Park. Yang terletak di pantai timur kota Ulsan, sekitar 1 jam naik bis. Terdapat fasilitas bis untuk mencapai Daewangam dengan biaya 10,000 Won Korea. Mencapai Daewangam Park anda akan melewati pantai (coastal area) termasuk melewati Hunday Industrial Park, yang memang belokasi di Ulsan.

Daewangam Park merupakan area pantai yang berbatu unik, menyerupai gundukan batu fosil, menjorok ke laut seperti  teluk. Gundukan bebatuan (seperti bebatuan kuno) terlihat sepanjang pantai, terlihat indah berwarna abu-abu kekuning-kuningan, dengan ombak yang terus  menghantam dan angin yang kencang, serta pemandangan mengarah ke laut lepas (laut jepang). Menuju Daewangam Park dari halte  bis jalanan menurun, sekitar 1 km, hanya bisa dengan berjalan kaki. Terdapat jembatan untuk  menyeberang ke bebatuan Daewangam. Konon di area ini salah satu raja Korea, yaitu Raja Munmu, raja ke 30 dari dinasti Silla, yang berhasil menyatukan Korea pada tahun 668 sebelum masehi,  sering bersemedi,  dan berdoa jika ia mati ia ingin dijadikan seekor naga raksasa untuk melindungi daerah ini dan wilayah Korea dari serangan musuh. Sang raja memang dikemudian hari setelah wafat dikubur di pinggir pantai kawasan ini, di balik bebatuan pantai, sesuai dengan wasiatnya. Orang-orang mulai menamakan  kawasan berbatu ini Dae-wang-am, yang berarti Batu  Raja yang Agung (Rock of the great King).

Di kawasan ini juga anda bisa menemui menara mercusuar yang dibangun pemerintah kolonial jepang. Plus taman dan pohon-pohon pinus yang rindang. Terutama pohon pinus,  sekitar 15.000 pohon tumbuh di area ini, dengan rapih dan rindang. Jangan lupa melihat jadwal bis untuk kembali ke kota Ulsan, bis tersedia  hampir setiap empat puluh lima menit, anda harus menunggu, tentu saja.

Tentu masih ada objek wisata menarik lainnya di Ulsan, seperti Ulsan Grand Park, Seepri Bamboo Grove (hutan bambu yang indah), Taehwa River Grand Park (taman di sepanjang sungai Taehwa), Ganjeolgot, pantai berkarang yang indah. Bagi yang suka musium bisa mengunjungi museum Ulsan dan musium Ikan Hiu. Nah, setelah usai di  Ulsan anda bisa pergi ke Seoul, dengan bis atau kereta api.

Aam Bastaman (Universitas Trilogi, Jakarta. Penulis dan Pelancong).

daewangam park1.jpg
ulsan city 2.jpg
Aam BastamanComment