Desa Cisuru Bangun Rumah Burung Hantu Kurangi Hama Tikus
Khalid Barkah, Pendamping Desa Kecamatan Cipari, Kabupaten Cilacap membawa berita baru dari Desa Cisuru kepada Ketua Tim Pakar Menteri Desa PDTT Haryono Suyono tentang adanya Rubuha, Rumah Burung Hantu yang dibangun para petani untuk mengurangi hama tikus. Gagasan ini merupakan salah satu cara yang masyarakat desa guna menanggulangi hama tikus yang merugikan petani. Penemuan ini menjadi solusi ramah lingkungan guna mengatasi adanya hama tikus. Rubuha melestarikan keberadaan burung hantu atau Tyto Alba yang semakin langka.
Desa Cisuru terletak di Kecamatan Cipari, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Sebelumnya, penanggulangan hama tikus dilakukan dengan berburu binatang pengerat itu. Secara gotong-royong petani membongkar lubang persembunyian tikus dan membunuhnya. Metode ini menimbulkan pencemaran udara dengan bau busuk bangkai tikus yang sangat menyengat.
Menurut Kiman Kusdianto, Kepala Desa Cisuru, pelopor dari kegiatan ini adalah Kelompok Tani Dwi Lestari. Menurut penjelasannya, burung hantu memiliki kebiasaan berburu tikus sehingga petani membangunkan rumah bagi spesies ini di tengah sawah. Rubuha menjadi sarang sementara bagi burung hantu di malam hari.
Penggunaan Rubuha sangat menguntungkan bagi para petani karena mampu mengurangi kerusakan tanaman padi akibat hama tikus. Selain itu, metode ini jelas tidak merusak lingkungan, sekaligus mampu mengembangbiakan spesies burung hantu yang mulai langka.
Berkurangnya hama tikus membuat hasil panen petani makin meningkat. Cara Kelompok Tani Dwi Lestari Desa Cisuru layak mendapat acungan jempol. Praktik serupa dianjurkan untuk desa-desa lainnya guna mengurangi hama tikus di area pertanian.Karena relarif mudah semoga segera ada keompok tani lain yang meniru cara alamiah tersebut.