Wisata Sejarah dan Adat Sungai Utik ke Desa Batu

Batu.jpg

Kalau Anda masih memil8ki sisa liburan Idulfitri, dan ngin mengadakan suatu kunjungan yang mengesankan, ada baiknya membaca catatan Edhie Nusantara yang sampai pada Ketua Tim Pakar Menteri Desa PDTT Haryono Suyono tentang obyek wisata yang menarik tetapi dapat dianggap masih perawan. Obyek itu adalah Rumah Betang Dayak Iban Sungai Utik di Desa Batu Lintang yang alhir-akhir ini mulai dikenal dan makin banyak menyedot perhatian para wisatawan. Desa Batu Lintang dan Komunitas Masyarakat Adat Rumah Betang Sungai Utik mulai berhasil mendongkrak Pendapatan Asli Desa (PADes) dengan mengusung wisata sejarah desa dan warisan budaya adat Dayak Iban. Akibatanya yang positif adalah bahwa khasanah budaya dan adat dapat lestari, bahkan rasa kepemilikan masyarakat terhadap budaya leluhur tambah menguat.

 Desa Batu Lintang terletak di Keca­matan Embaloh Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, bersama bahkan bekembang sebagai potensi wisata yang mulai dikenal luas. Desa ini memiliki kekayaan khasanah budaya dan adat istiadat. Banyak wisatawan mancanegara maupun akademisi berkunjung ke Desa Batu Lintang untuk melihat dan meneliti tentang Rumah Betang Sungai Utik. Masyarakat dan Pemerintah Desa Batu Lintang tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang sejarah desa dan adat budaya. Masyarakat mula-mula kurang peduli terhadap keberadaan situs sejarah di desa (termasuk rumah adat), padahal sebagian besar rumah penduduk mengusung khas adat Dayak. Dampaknya, para pengunjung tidak mendapat layanan yang nyaman.

 Pada tahun 2014 diadakan pertemuan warga dan Komunitas Rumah Betang Sungai Utik membahas gagasan pengembangan Rumah Betang Sungai Utik sebagai destinasi wisata. Di samping itu, Desa Batu Lintang memiliki sejumlah potensi seni kreatif, seperti kerajinan etnik (kain tenun, ukiran, kerajinan manik-manik Dayak) dan seni tatto tradisional. Pada 2015, warga membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) untuk melayani kunjungan wisatawan ke Rumah Betang Sungai Utik.

 Pokdarwis mendorong dan mengkoordinasi para warga menjadikan rumahnya menjadi homestay. Tarif menginap disepakati Bersama berkisar antara Rp50.000/orang/malam ditambah uang makan Rp.30.000/orang/1 x makan). Sejak 2016, Pokdarwis menyelenggarakan even tahunan upacara Gawai Dayak di Rumah Betang Sungai Utik dan adat Niling Bidai. Kemajuan itu, menurut Herkulanus Sutomo Mana, Ketua Komunitas Masyarakat Adat Rumah Betang Sungai Utik, pengelolaan wisata desa mempererat hubungan sosial antarwarga, terutama kesamaan persepsi dan moralitas sosial untuk melestarikan peninggalan kepurbakalaan desa. Desa Batu Lintang makin dikenal sebagai daerah wisata dan penelitian berbasis sejarah, adat, budaya, dan kepurbakalaan. Keberadaan wisata desa juga mampu meningkatkan pendapatan asli desa (PADes). Wisata desa merangsang tumbuhnya ekonomi kreatif desa, menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat desa, dan mengurangi kegiatan membakar hutan yang selama ini mentradisi dalam kegiatan pertanian masyarakat desa. Jangan lupa masukkan dalam rencana liburan Anda ke Kalimantan Barat.