Traveler Tic Talk: Dulu Saigon, Kini Ho Chi Minh City
Sudah beberapa kali mengunjungi Ho Chi Minh City, sering disingkat HCM City atau HCMC, namun tetap tidak bosan. Kota yang cantik, yang banyak kalangan mengindentikkan dengan Paris, Paris dari Timur. Tidak heran kota ini berkembang menjadi salah satu kota favorit untuk dikunjungi di Asia Tenggara. Ho Chi Minh City dulu bernama Saigon, ibukota Vietnam Selatan sebelum digabung oleh Vietnam Utara menjadi Republik Sosialis Vietnam. Saigon merupakan nama kota yang sempat sangat populer, sampai ada pentas drama terkenal dengan judul Miss Saigon. Ho Chi Minh City merupakan kota terbesar di Vietnam, berpenduduk sekitar 8.6 juta orang.
Sewaktu perang antara Komunis Vietnam Utara yang didukung Russia (Uni Sovyet waktu itu) dan Cina dengan Vietnam Selatan yang didukung Amerika Serikat, Vietnam Selatan kalah, tentara Amerika pun hengkang dari Vietnam dengan meninggalkan banyak korban tentaranya, dan kerusakan di Vietnam. Di Vietnam Amerika kalah perang. Vietnam Utara sang pemenang menguasai Vietnam Selatan, dan pada tahun 1975 membentuk negara Republik Sosialis Vietnam, dengan ibukotanya Hanoi, di Vietnam Utara.
Negara yang sempat luluh lantak akibat perang itu kini bangkit, produk-produk Amerika yang dulu musuh Vietnam Utara kini leluasa hadir di Vietnam, tidak terkecuali di Ho Chi Minh City. Seperti halnya Cina, Vietnam membuka diri terhadap investasi asing. Agak takjub juga, meskipun ideologinya komunis, namun ekonominya menganut pasar terbuka, memang pemerintahnya tetap masih mengontrol Badan-Badan Usaha Milik Negara, dan mengontrol aspek-aspek penting dari perekonomian lainnya.
Merek (brand) Amerika apa yang tidak ada di Vietnam? Rasanya hampir semua merek perusahaan Multi Nasional Amerika ada di Vietnam, bahkan Amway perusahaan MLM Asal Amerikapun hadir dan beroperasi di sana. Begiulah dunia, dulu musuh, sekarang karena kepentingan ekonomi bekerja sama.
Harga-harga di Ho Chi Minh City relaif murah, jadi kalau mau beli suvenirpun harganya tidak jauh-jauh dari harga di Tanah Abang. Jadi masih terjangkau kalau kita mau travel dengan paket hemat. Juga hotel dan makanan termasuk relatif murah. Di Ho Chi Minh City juga tersedia beragam menu makanan halal, yang bisa didapatkan di beberapa tempat, kita bisa menemukan restoran yang menyajikan makanan halal, antara lain di Thu Khoa Huan Street, District 1, sekitar 5 menit dari Ben Thanh Market, dan juga di kawasan sekitarnya.
Bagi yang suka taman dan pepohonan, Ho Chi Minh city Juga menawarkan beragam taman-taman yang luas dan indah, salah satunya taman September 23 Park di Pham Lao street, dekat Ben Thanh Market. Perhatian pemerintah kota terhadap taman-taman kota sangat besar, sebagai bentuk layanan fasilitas bagi warga. Taman-taman dirawat dan ditata dengan baik, sehingga kelihatan bersih setiap saat. Ho Chi Minh City juga kaya dengan arsitektur bangunan yang megah dan indah khas Perancis, maklum dulu pengaruh Perancis sangat kuat.
Sepeda motor menjadi angkutan utama warga Ho Chi Minh City. Kalau kelakuan pengendara sepeda motornya sih tidak berbeda dengan di Jakarta. Adakalanya trotoarpun dipakai jalan motor. Uniknya helm yang mereka pakai merupakan helm setengah kepala, hanya menutupi bagian atas kepalanya saja, seperti topi.
Apa yang bisa kita lihat di Ho Chi Minh City? Ada beberapa tempat yang disarankan, antara lain:
Ben Thanh Market (Pasar lengkap di tengah-tengah kota, Distrik 1, menjual aneka macam produk-produk lokal, termasuk cindera mata lokal). Dipasar ini harga bisa ditawar. Kalau pintar-pintar nawar bisa dapat harga yang bagus.
Kemudian beberapa gedung indah peninggalan kolonial Perancis, seperti Saigon Cathedral of Notre Dame. Ini merupakan katedral menawan yang menjadi landmark Ho Chi Minh City, warisan era kolonial Perancis di Saigon (HCM City). Selanjutnya, Central Post Office, tepat di seberang Cathedral of Notre Dame Saigon, dalam city square yang sama. Gedung ini menjadi landmark HCM City lainnya. The Central Post Office mulai dibangun pada tahun 1886, dengan arsitektur kolonial Perancis yang khas. Bangunan indah dengan arsitektur kolonial Perancis lainnya adalah Balai kota Ho Chi Minh City (City Hall), yang dibangun pada 1902-1908. Gaya arsitekturnya yang megah membuat bangunan ini menjadi daya tarik bagi wisatawan.
Bangunan indah lainnya adalah Istana Reunifikasi (Reunification Palace) atau dahulu dikenal dengan Istana Kemerdekaan yang terkenal hingga mancanegara. Istana ini menjadi saksi sejarah perang yang melibatkan Koloni Perancis dan Amerika. Bangunan cantik ini dibangun di situs bekas Istana Norodom dan dirancang oleh arsitek Ngo Viet Thu. Pada saat Vietnam terpecah menjadi Vietnam Selatan dan Vietnam Utara, gedung ini berfungsi sebagai rumah presiden Vietnam Selatan.
Setelah berjalan mengelilingi kota tidak lengkap rasanya bila tidak mampir ke area Nguyen Hue, taman dan lapangan luas di pusat Ho Chi Minh City. Kita bisa melihat Patung Ho Chi Minh yang berdiri di selasar taman kota dan menghadap ke tengah lapangan sampai ke arah Sungai Mekong.
Berikutnya jangan lewatkan pula War Remnants Museum, yang merupakan musium perang Vietnam. Di musium ini dipajang foto-foto kekejaman perang Vietnam. Foto-foto korban masyarakat sipil, para tentara dan masyarakat yang kena bom, serangan Amerika yang dibantu tentara Vietnam Selatan mengancurkan tanah dan melukai rakyat Vietnam sendiri, dan bagaimana rakyat Vietnam bertahan. Di musium ini digambarkan betapa mengerikannya perang, sekaligus untuk mengingatkan kekejaman perang. Pelajaran penting bagi umat manusia.
Karena negara komunis, umumnya masyarakat tidak beragama, gaya pakaiannya terutama wanita agak longgar, maksudnya mode seperti pakaian mini sangat popular disana. Namun tipikal masyarakat Vietnam pekerja keras, Amerika saja kalah perang di Vietnam, menunjukkan bagaimana gigihnya orang-orang Vietnam.
Banyak orang-orang Vietnam selatan yang sewaktu perang melarikan diri atau mengungsi ke negara negara Barat seperti Amerika Serikat, Kanada dan Australia, dan menetap permanen, menjadi warga negara setempat. Sewaktu saya di Ho Chi Minh city, dalam suatu koferensi hadir beberapa ilmuwan Amerika asal Vietnam Selatan. Mereka nampaknya masih belum melupakan traumanya terhadap Vietnam Utara yang sekarang menaklukkan Vietnam Selatan. Ia bilang: ”Banyak harta di Saigon dibawa ke Hanoi, Vietnam Utara. Orang-orang Saigon kini harus membangun kembali kotanya. Kehilangan Saigon, karena nama kota diganti menjadi Ho Chi Minh.”, ungkapnya, sedih. Ho Chi Minh adalah tokoh pemimpin Vietnam Utara yang legendaris, yang sering dijuluki Paman Ho, sekarang menjadi Bapak Negara Vietnam.
Perang memang menyisakan duka dan kehilangan bagi pihak yang kalah, seperti Vietnam Selatan yang didukung kuat oleh persenjataan dan tentara Amerika Serikat.
Aam Bastaman: Dosen Pasca Sarjana Universitas Trilogi. Anggota Tim Kerja Lembaga Produktifitas Nasional (LPN). Penulis dan Pelancong.