Wisata Pujon Kidul yng hasilkan Rp 2,5 milyar

Pujon.jpg

Keberhasilan Desa Pujon Kidul dalam mengelola Dana Desa mendapat acungan jempol berbagai kalangan. Dana Desa yang digunakan untuk mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa), berhasil menyulap desa ini menjadi lokasi wisata yang menyedot ribuan pengunjung setiap harinya. Menurut informasi Ivanivick Agusta kepada Ketua Tim Pakar Haryono Suyono, Desa Pujon Kidul yang terletak di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, melalui BUM Desa Sumber Sejahtera berhasil meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes) hingga lebih dari Rp 1,3 miliar pada tahun 2018. Padahal sebelumnya, PADes Pujon Kidul hanya berkisar Rp 30-40 juta pertahun. Tahun 2019, Pemerintah Desa Pujon Kidul menargetkan mampu meraih PADes hingga Rp 2,5 miliar.

 Kesuksesan Desa Pujon Kidul tidak dapat dilepaskan dari peran Udi Hartoko, Kepala Desanya. Pada 2011, saat baru terpilih menjadi Kepala Desa, PADes hanya berkisar antara Rp 20-30 juta per tahun. Pendapatan Desa Pujon Kidul meningkat secara signifikan sejak adanya dana desa. Masyarakat dibawah pimpinannya mendirikan BUMDes untuk menggala dan manfaatkan potensi desa sehingga PADes meningkat menjadi Rp162 juta (2017) dan Rp 1 Miliar (2018).

 Desa Wisata Pujon Kidul memiliki ragam wahana menarik dengan nuansa asri perdesaan, seperti cafe sawah, panen hasil pertanian, memerah susu sapi, kolam renang untuk anak-anak, off road, hingga wisata berkuda. Tidak hanya itu, Desa Wisata ini juga memiliki banyak spot selfie yang sangat menarik. Wisatawan yang berkunjung rata-rata 3.000 orang saat hari kerja dan 5.000 pengunjung saat hari libur.

 Desa Pujon Kidul yang luasnya 330 Hektare, masyarakat mengubah tanaman di desanya menjadi destinasi wisata petik apel, wisata petik sayur, sehingga hasil pertanian warga memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Peternak sapi perah mengundang wisatawan menikmati hasil ternak mengundang wisatawan perah susu. Ketika orang kota datang ke peternak untuk memerah susu sapi, masyarakat desa ikut bangga anak kota belajar kepada masyarakat desa.

 Prinsip pengembangan BUMDes tidak hanya berorientasi untuk meningkatkan omzet dan PADes,  tetapi dapat memberikan dampak kepada aktivitas ekonomi masyarakat. Sejak berdirinya desa wisata ini, masyarakat memiliki ragam usaha tambahan. seperti homestay, sewa kuda, wisata pertanian, wisata ternak, dan sebagainya. Penduduk desa tidak menyesal mendirikan BUMDes sehingga kebutuhan pembangunan desa yang mencapai Rp 21 Miliar tidak hanya mengandalkan dana desa semata. Pada forum musyawarah desa, pemerintah desa bersama masyarakat sepakat mendirikan BUMDes yang bersama masyarakat menata ekonomi, termasuk memberikan dampak lebih luas kepada masyarakat. Akhirnya cita-cita itu tercapai dengan memanfaatkan Bumdes sebagai kendaraan untuk mendapatkan dana guna membangun desa dan masyarakat desa menjadi lebih sejahtera.