Pulang Kampung belanja di Pasar Papringan di Caruban

Papringan.jpg

Kalau Anda pulang kampung ke sekitar Kabupaten Temanggung, sempatkan berkunjung ke Desa Caruban di Kabupaten Temanggung yang sejuk. Sempatkan ke Pasar Papringan yang terletak di Dusun Kelingan di Desa itu, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung di Jawa Tengah. Biarpun paling ramai pada Minggu Wageberdasar kalender Jawa, yang berarti selapanan atau buka tiap 36 hari sekali.

 Bagi Anda yang pulang kampung, Pasar Papringan menghadirkan suasana berbeda dari pasar pada umumnya. Aura pasar memberi makna penting perihal desa dan ekosistem alam. Pesan yang tersampaikan pun sederhana, “Jangan sekali-kali meremehkan desa.” Pasar ini unik lantaran tidak ada penggunaan uang rupiah dalam tiap transaksi jual beli. Semua yang diperjualbelikan juga murni hasil kreasi warga sekitar. Pasar Papringan sengaja ditaruh di desa, sehingga kita yang pulang ke desa bisa menikmatinya dengan baik dan santai. Untuk lebih menarik, pasar dibuat dengan suasana desa, di bawah pohon bambu atau “pring”, kemudian diperpanjang menjadi “papringan.”

Pasar ini luasnya 1.000 meter persegi milik warga Caruban yang berupaya menghidupkan desa dengan konsep pasar. Mereka sadar ada sumber daya alam di desa yang perlu diselamatkan, salah satunya adalah bambu atau pring. Oleh karena itu kalau kita ke pasar ini akan terlihat bahwa pasar mempunyai aktivitas sosial, disertai aktivitas untuk menjaga alam, dan aktivitas ekonomi untuk memberi nilai perekonomian setempat.

Pada hari buka, mulai 07.00 WIB hingga pukul 12.00, ratusan warga berjubel, mobil berpelat luar kota datang untuk sekadar melihat pasar di bawah pohon bambu. Umumnya, mereka mengetahui keberadaan Pasar Papringan melalui internet. Para pedagang yang berjualan pun menjual produk umum, seperti suvernir, agro industri, dan kerajinan tangan. Sejumlah makanan ala desa pun disajikan dengan harga yang relatif terjangkau. Batik khas Kelingan, produk dusun setempat juga ditawarkan pada pembeli. Para pedagang yang berjualan tidak sekadar mencari untung, mereka adalah warga lokal yang diupayakan menggerakkan kelestarian alam. Para pembeli juga diajarkan mencintai lingkungan, di seluruh dagangan tidak menggunakan bahan plastik.

 Ecara umum pasar ini mengajak bagaimana kembali pada kekayaan yang kita miliki, dikembangkan dan dijual sehingga mempunyai nilai produk tinggi.Pasar yang unik itu pun menggairahkan warga kota, termasuk yang pulang kampung, untuk berkunjung menikmati keindahan dan keaslian nuansa desa.

Haryono SuyonoComment