Negara-Negara yang Paling Bahagia
Dalam forum-forum diskusi di Lembaga Produktifitas Nasional (LPN), Prof. Bomer Pasaribu yang juga mantan Duta Besar kita di negara Denmark dan Lithuania, seringkali menyampaikan kekagumannya pada negara - negara Skandinavia, terutama negara Finlandia dan Denmark, negara tempatnya bertugas sebagai Duta Besar RI. Bagaimana tidak? Ia bilang orang-orang Finlandia dan Denmark memegang prinsip kejujuran. Anda ketinggalan dompet di stasiun, dipastikan anda akan mendapatkannya kembali. Karakter sosial bangsa-bangsa ini sungguh luar biasa: Disiplin, gotong royong dalam kebersamaan, jarak kaya-miskin tidak terlalu lebar, penjara kosong karena tidak banyak orang berbuat kejahatan, semua orang dapat menikmati kehidupannya dengan baik, masyarakat hidup berbahagia.
“Ini negara Pancasila yang sebenarnya. Meskipun tidak dibilang negara Pancasila, tapi nilai-nilai Pancasila tertanam disini…” Ujar Prof. Bomer, semangat. “Di Bandara Helsinki, ibukota Finlandia, anda akan disambut tulisan besar dengan ucapan: Selamat datang di negara paling bahagia di dunia..” Ujarnya lagi. Menurutnya, ini negara-negara yang betul-betul luar biasa.
Kata “paling bahagia” memicu saya untuk melihat peta negara-negara paling berbahagia di dunia. Saya tahu ada hasil survey kebahagiaan negara-negara yang dilakukan oleh sebuah lembaga internasional. Berdasarkan survey terbaru dari World Happiness Report yang dilakukan pada 2019, sebanyak 156 negara yang disurvey dalam indeks terkait peringkat negara paling bahagia di dunia. Berdasarkan laporan dari World Happiness Report pada 2019 tersebut, menobatkan Finlandia menjadi negara paling bahagia di dunia, disusul Denmark di urutan kedua!
Dalam pemeringkatan tersebut mengatur peringkat berdasarkan faktor-faktor antara lain, seberapa bahagia warga negara mereka dengan dirinya sendiri. Nilai indeks yang menjadi penilaian juga termasuk meneliti dari faktor-faktor harapan hidup, kebebasan memilih, kedermawanan, hubungan sosial, PDB per kapita, dan tingkat korupsi. Faktor-faktor lain yang digunakan untuk mengukur taraf kebahagiaan suatu negara yakni dengan melihat program bantuan sosial, hingga tingkat kejahatan, (termasuk) korupsinya. Selain menunjukkan nilai yang baik dalam setiap indikator, sebagian besar negara tersebut juga cenderung memiliki masyarakat yang sangat stabil, dengan tingkat kebahagiaan yang tak banyak berubah sejak 2005.
Dalam 10 besar daftar negara-negara paling bahagia adalah delapan negara Eropa dan dua negara keturunan Eropa (Selandia Baru dan Kanada). Berikut daftar 10 besar negara paling bahagia di dunia, beserta skornya:
1. Finlandia (7.769)
2. Denmark (7.600)
3. Norwegia (7.554)
4. Islandia (7.494)
5. Belanda (7.488)
6. Swiss (7.480)
7. Swedia (7.343)
8. Selandia Baru (7.307)
9. Kanada (7.278)
10. Austria (7.246)
Finlandia kembali berada di posisi puncak sebagai negara paling bahagia di dunia selama dua tahun berturut-turut. Namun, survei ini juga dibuat berdasarkan tingkat kesejahteraan hidup para imigrannya. Laporan itu menyebutkan bahwa memang benar bahwa tahun lalu semua orang Finlandia lebih bahagia dari pada penduduk negara lain, tetapi imigran mereka juga imigran paling bahagia di dunia. Jadi ini bukan saja tentang DNA Finlandia, namun cara hidup yang dijalani di negara itu.
Lantas apakah negara yang kaya pasti adalah negara yang memiliki indeks kebahagiaan yang tinggi? Ternyata, tak sepenuhnya benar. Negara-negara yang paling bahagia di dunia tidak harus yang terkaya, tetapi mereka yang mampu menangani ekonomi global yang tidak stabil. Disebutkan dalam berbagai media bahwa Finlandia telah mengalami beberapa kali kemerosotan ekonomi dalam beberapa tahun terakhir. Namun, Finlandia mampu bangkit kembali dengan tempo yang cepat. Laporan media menyebutkan hanya sekitar enam persen populasi Finlandia yang hidup dalam kemiskinan dan Finlandia memiliki jumlah 'pekerja miskin' terendah di Uni Eropa saat kemerosotan ekonomi itu terjadi.
Disebutkan, meskipun Amerika Serikat merupakan negara kaya, namun peringkat indeks kebahagiaannya terus merosot dalam beberapa tahun terakhir sampai ke peringkat 19. Publikasi World Happiness Report tahun 2019 ini juga membuktikan bagaimana kecanduan menyebabkan ketidakbahagiaan dan depresi di Amerika Serikat.
Sumber media juga menyebutkan, Finlandia juga menarik pajak yang tinggi kepada warga. Namun, pajak tersebut diinvestasikan dengan bijaksana sehingga mampu menciptakan program-program sosial yang merata. Dari tingginya pajak, Finlandia mampu membentuk sistem jaminan sosial, yang dikenal sebagai Kela, yang menyediakan layanan kesehatan gratis untuk semua warga negara dan penduduk Finlandia, dukungan pengangguran, pendidikan tinggi gratis, bahkan bantuan Kela gratis untuk setiap bayi yang lahir di Finlandia.
Betul kata Prof. Bomer, Finlandia dan Denmark, memang luar biasa, bisa menjadia salah satu referensi negara dalam membangun kehidupan berbangsa dan berbegara. Ada kata kunci yang mendorong Finlandia dan Denmark seperti sekarang ini, yaitu: Pentingnya fondasi sosial. Jadi mari belajar, meskipun harus ke negeri-negeri Skandinavia. Menjadi negara yang berbahagia, tentunya menjadi impian kita semua.
*Aam Bastaman: Dosen Senior Universitas Trilogi, Jakarta. Anggota Tim Kerja Lembaga Produktifitas Nasional (LPN).