Traveler Tic Talk: Destinasi Istanbul

Banyak orang bilang Istanbul kota impian bagi pelancong. Pas menginjakkan kaki di luar bandara di kota tua bersejarah itu saya bisa bilang: Benar… ini kota impian, bukan hanya kotanya yang indah, romantis, penuh dengan kekayaan sejarah dan nyaman, namun juga orang-orangnya selain cakep-cakep juga ramah-ramah. Yang saya maksudkan ramah contohnya orang-orang di jalanan selalu membantu menunjukkan arah jika ditanya atau diminta bantuan informasi. Bahkan saya mendapat kesan mereka mengupayakan yang terbaik untuk memberikan jawaban… luar biasa bukan?

     Tapi ada saja kesialan saat traveling, Istanbul sebenarnya bukan kota tujuan utama saya ke Turki, namun kota Antalya di tepi pantai Mediterania, yang juga kota wisata yang indah, kurang lebih 1 jam naik pesawat dari Istanbul. Jadi di Istanbul saya hanya singgah. Kesialan yang saya maksud adalah salah jadwal booking pesawat domestik Onur Air dari Istanbul ke Antalya (padahal sudah booking jauh hari), karena tiba di Istanbul dari Dubai sore hari tanggal 5 April 2017 dengan Emirates, saya salah menuliskan tanggal yang sama dengan jadwal pagi hari untuk pesawat domestik dari Istanbul ke Antalya, harusnya booking untuk tanggal 6 April (saya baru sadar salah menulis  jadwal ke Antalya saat mendarat di Istanbul). Saya sudah merencanakan nginap di Istanbul satu malam sebelum ke Antalya keesokan harinya dan sudah booking hotel tidak jauh dari Bandara Istanbul untuk satu malam… Ya terpaksa pesan tiket domestik lagi langsung di airport dengan maskapai Onur Air untuk terbang ke Antalya besoknya. Mau ngirit malah nombok.

     Kembali ke Istanbul dini hari usai acara di Antalya yaitu mengikuti World Halal Tourism Congress 7-9 April 2017 yang diselenggarakan oleh Kastamonu University, saya hadir sebagai salah satu pemakalah internasional. Kebetulan jadwal Emirates yang akan membawa saya kembali ke  Kuala Lumpur terbang malam hari  (saya waktu itu tinggal di KL) karena menjadi visiting researcher di salah satu universitas negeri di Malaysia, jadi punya waktu seharian penuh jalan-jalan dari subuh sampai sore hari. Pesawat dari Antalya tiba di Istanbul subuh pk. 4.00, usai shalat di Bandara langsung keliling Istanbul. Pertama melihat mesjid Sultan Mehmet II atau dikenal dengan nama Mesjid Biru (Blue mosque). Dari Bandara Istanbul ada kereta yang ke arah mesjid yang sangat terkenal tersebut, meskipun harus ganti kereta dua kali.

     Yang lucu di pintu gerbang Mesjid Biru tersebut saya didekati oleh seorang pemuda warga Istanbul, dengan ramah dia menyambut dengan bahasa Inggris yang baik, selamat datang di Istanbul, dia bertanya dari mana, habis liburan dari mana dan dari negara mana berasal. Saya jawab saya baru datang dari Antalya, mengikuti World Halal Tourism Congress. Dia bilang Antalya kota yang indah. Kemudian ia bilang mesjid masih tutup, dia ingin mengundang saya meihat-lihat beberapa cendera mata, karpet… Ini yang saya salah, saya mengikuti kemauan dia bak seorang petualang. Saya diperkenalkan ke pemilik satu toko karpet. Rupanya dia bukan pemilik toko karpet tersebut yang tidak jauh dari Blue Mosque menurun melewati sebuah pasar… Ia seorang agen, meski ia mengaku pemilik toko masih saudaranya. Saya merasa juga ada sesuatu yang salah, tapi nampaknya bukan sesuatu yang parah atau membahayakan…Ia menawarkan saya untuk beli karpet, delivery bisa dilakukan belakangan tinggal order dulu dan bayar penuh. Karpet-karpet yang berjajar di toko tersebut sangat bagus sebenarnya, tapi saya dalam posisi tidak perlu karpet, apalagi harus dikirim dari negeri ini.

      Dengan sopan saya bilang terima kasih, meski ia agak maksa untuk melihat-lihat terlebih dulu…. Saya pastikan ke dia saya tidak membawa uang yang cukup untuk beli karpet. Hah.. Jadi ati-ati yang mau ke Blue Mosque Istanbul, orang-orang ramah tapi selalu saja ada oknum yang mencari uang dengan menanfaatkan ketidaktahuan wisatawan….

     O ya, dekat Blue Mosque ada bangunan Hagia Sophia, bersebelahan, yang dulu di era Istanbul namanya masih Konstantinopel (Ibukota Kekaisaran Romawi Timur atau Byzantium) merupakan Katedral Ortodoks, setelah Istanbul ditaklukkan kembali oleh Sultan Mehmet II Sang Penakluk pada tahun 1452 katedral indah tersebut sempat dijadikan mesjid, namun sekarang dijadikan musium, dimana unsur Islam dan Kristen berpadu. Kebetulan saat saya datang Hagia Sophia sedang direnovasi… Mesjid Biru dan Hagia Sophia dipisahkan oleh beberapa taman indah, tidak jauh dari lokasi Hagia Sophia kita bisa melihat pantai biru yang indah. Cuaca lumayan dingin bagi orang tropis seperti saya, meski konon musim semi (waktu itu) musim yang terbaik…

     Dengn waktu satu hari penuh alhamdulillah bisa mengitari Istanbul dengan kereta. Transportasi kota cukup efisien, bagus, meski kadang berdesakan juga. Jika jadi juri tidak akan ragu untuk  menilai Istabul merupakan kota terindah di dunia, maksud saya dari kota-kota yang pernah dikunjungi, karena belum semua kota dunia dapat saya kunjungi tentunya….

 

*Aam Bastaman: Dosen Universitas Trilogi, Jakarta. Anggota Tim Kerja Lembaga Produktifitas Nasional (LPN). Penyuka perjalanan.

Istanbul-Turkey.jpg
Aam Bastaman.png
Aam BastamanComment