Produktifitas Publikasi Pendidikan Tinggi Kita (2)

Mengacu kepada Wikipedia,   publikasi ilmiah adalah sistem publikasi yang dilakukan berdasarkan peer review dalam rangka untuk mencapai tingkat obyektivitas setinggi mungkin. Sebagian besar karya akademis diterbitkan dalam jurnal ilmiah atau dalam bentuk buku.

Dalam publikasi ilmiah, sebuah artrikel (karangan) adalah sebuah karya akademis yang umumnya diterbitkan dalam suatu jurnal ilmiah. Artikel yang dimuat di jurnal dapat berisi hasil penelitian orisinil atau berupa telaah dari hasil-hasil yang telah ada sebelumnya. Artikel seperti ini baru dapat dianggap valid setelah melalui proses peer review oleh satu atau beberapa pemeriksa (yang juga merupakan akademisi di bidang yang sama) untuk memeriksa isi artikel apakah telah sesuai dan memenuhi syarat untuk dipublikasikan di jurnal. Sebuah artikel dapat mengalami beberapa kali pemeriksaan dan revisi, sebelum akhirnya dapat diterima untuk publikasi. Hal ini dapat berlangsung hingga beberapa waktu, bisa bulanan, bahkan tahunan, khususnya untuk jurnal penerbitan yang sangat populer.

Sebagian besar bidang akademik yang telah mapan memiliki jurnal dan bentuk publikasi tersendiri, meskipun banyak pula terdapat jurnal akademik yang bersifat interdisipliner (antar cabang ilmu) dan mempublikasikan karya dari beberapa bidang yang berbeda. Jenis-jenis publikasi yang dapat diterima sebagai kontribusi terhadap bidang ilmu pengetahuan dan penelitian sangat bervariasi di antara berbagai bidang. Jurnal akademik ini dalam tingkatannya termasuk beragam jurnal internasional yang bereputasi sesuai dengan bidang keilmuannya masing-masing yang dapat digunakan untuk memuat karya artikel para akademisi kita.

Publikasi ilmiah saat ini sedang mengalami perubahan yang besar, yang muncul akibat transisi dari format penerbitan cetak ke arah format elektronik, yang memiliki model bisnis berbeda dengan pola sebelumnya. Tren umum yang berjalan sekarang, akses terhadap jurnal ilmiah secara elektronik disediakan secara terbuka. Hal ini berarti semakin banyak publikasi ilmiah yang dapat diakses secara gratis melalui internet, baik yang disediakan oleh pihak penerbit jurnal, maupun yang disediakan oleh para penulis artikel jurnal itu sendiri.                                                  

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir beberapa waktu yang lalu meminta peneliti dan kalangan dosen serta guru besar untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas riset yang dipublikasikan di jurnal nasional maupun internasional. Ia menyebutkan, saat ini Indonesia baru memiliki 2.270 jurnal yang terakreditasi nasional.

 

Untuk memenuhi kebutuhan jurnal ilmiah nasional terakreditasi diperlukan lebih dari 8.000 jurnal yang terakreditasi. Karena itu, Menristekdikti menerbitkan Permen ristekdikti Nomor 9 Tahun 2018 tentang Akreditasi Jurnal Ilmiah. Peraturan ini mengamanahkan lembaga akreditasi jurnal ilmiah bergabung dibawah Kemenristekdikti, termasuk dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Dengan terbitnya Permen ristekdikti ini, maka dalam waktu dua tahun ditargetkan tersedia 7.000 jurnal terakreditasi nasional dengan enam peringkat, terwujudnya reformasi birokrasi penetapan akreditasi dari dua kali setahun menjadi enam kali, dan peningkatan peringkat akreditasi dapat diajukan setelah sekurang-kurangnya satu nomor terbitan baru.

Semua jurnal ilmiah yang terakreditasi oleh LIPI dan masih berlaku masa akreditasinya secara otomatis diakui oleh Kemenristekdikti sampai masa berlaku akreditasinya habis. Masa akreditasi berlaku lima tahun terhitung sejak nomor terbitan yang diajukan yang bernilai baik, bukan lagi sejak saat ditetapkan. Bagi jurnal ilmiah yang masih terbit dalam wujud cetak dan terkendala dalam penerbitan secara elektronik, Kemenristek dikti bekerja sama dengan LIPI menyiapkan Rumah EJournal Indonesia yang merupakan cloud aplikasi jurnal elektronik.

Terkait dengan kebutuhan peningkatan jurnal yang terakreditasi nasional, jumlah penerbitan ilmiah Perguruan Tinggi kita terus mengalami peningkatan. Data dari Kemenristekdikti Per tanggal 10 Oktober Tahun 2018, publikasi ilmiah internasional Indonesia telah berhasil menghasilkan 20.610 publikasi dan berada di peringkat 2 ASEAN, di bawah Malaysia dengan 22.070 publikasi, namun  jumlah publikasi dari Indonesia sudah mengalahkan Singapura dan Thailand. Publikasi ilmiah internasional kita sepanjang empat tahun belakangan meningkat pesat di tingkat ASEAN. Sebagai pembanding saja, pada 2013 hanya ada 5.299 publikasi ilmiah internasional karya para akademisi kita, sehingga Indonesia hanya menempati peringkat 4 di bawah Thailand.

Per 28 November 2018 (selang satu bulan kemudian) publikasi Indonesia meningkat dengn total sebanyak 24.883 publikasi jurnal. Angka itu jauh di atas Singapura 19.767 jurnal dan Thailand 15.018 jurnal, namun tetap masih di bawah Malaysia. Menurut Kemenristekdikti inovasi tidak akan lahir tanpa adanya riset dan pengembangan. Lompatan luar biasa dalam jumlah publikasi ilmiah internasional Indonesia diyakini berkat berbagai kebijakan yang dikeluarkannya dan tentunya juga berkat  kerja keras para (sebagian) akademisi kita.

Nampaknya dari perkembangan yang ada diyakini angka publikasi ilmiah Perguruan Tinggi Indonesia akan terus meningkat, meskipun saat ini posisi nomor satu publikasi ilmiah di jurnal internasional masih ditempati Malaysia. Kemenristekdikti menargetkan Indonesia akan menjuarai jumlah publikasi ilmiah di ASEAN pada 2019.

Meskipun jumlah publikasi Indonesia saat ini masih berada jauh di bawah Malaysia, namun, kita optimistis dapat mengejar ketertinggalan, bahkan bisa menjadi juara di ASEAN dalam hal publikasi ilmiah pada 2019 seperti yang ditargetkan. Komitmen Kemenristekdikti yang akan menyiapkan sejumlah langkah untuk mewujudkan hal tersebut, tentu kita tunggu. Antara lain komitmen untuk meningkatkan anggaran bidang riset, supaya bisa mendorong lahirnya publikasi yang semakin berkualitas.

Seyogyanya, setelah secara kuantitas Indonesia menjadi juara publikasi ilmiah di ASEAN, maka perlu ditekankan implikasi dan manfaat publikasi di berbagai jurnal ilmiah tersebut, bukan hanya untuk pengembangan ilmu pengetahuan semata, tapi juga pemanfaatan publikasi tersebut untuk kemajuan bangsa dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini juga menyangkut pemanfatan publikasi ilmiah oleh industri supaya ada keberlanjutan antara program riset yang dihasilkaan oleh para akademisi dan peneliti dan industri yang memanfaatkan hasil riset.

 

Aam Bastaman, dosen Universitas Trilogi. Editor Senior Gemari.id (diterbitkan oleh Haryono Suyono Center).

Aam Bastaman.png
Aam BastamanComment