Kampung Kitiran Desa Pagak Kembangkan Wisata Edukasi Mandiri Energi

pagak.jpg

Pada jaman industri 4.0 dewasa ini pemanfaatan tehnologi modern, penggunaan internet, industri energi terbarukan, tidak harus mulai dari kota, bisa datang mulai dari desa. Suatu keajaiban terjadi di Pagak Banjarnegara membuktikan bahwa pemanfaatan energi terbarukan yang ramah lingkungan masih kalah populer dengan bahan bakar fosil mulai merambah wilayah ini. Pelaporan minggu lalu dari Gedhe Nusantara kepada Ketua Tim Pakar Menteri Desa PDTT Haryono Suyono membeberkan isu pemanfaatan energi ramah lingkungan di Desa Pagak yang mengembangan kawasan wisata Kampung Kitiran yang seluruh kegiatannya ditopang sumber energi dari matahari.

 Para pengunjung bisa belajar tentang panel menangkap energi surya, disimpan, lantas dimanfaakan untuk penerangan lampu dan energi lainnya. Suatu kemustahilan yang terjadi di desa Pagak di Kecamatan Purwareja Klampok, Jawa Tengah. Kampung Kitiran dibangun sebagai kawasan wisata edukasi tentang pemanfaatan mandiri energi. Pemanfaatan bahan bakar fosil menjadi tumpuan utama sehingga persediaan cadangan energi tak terbarukan pada masa depan semakin menyusut. Matahari merupakan sumber energi kekal. Sejak bermiliar tahun lalu, matahari menjadi penopang kehidupan alam semesta. Untuk mewujudkan gagasan tersebut, Pemerintah Desa Pagak menggandeng Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), tepatnya Jurusan Teknik Elektro.

 Menurut Kepala Desa Pagak, Sudarwo di Kampung Kitiran ada papan informasi yang menceritakan bagaimana panel menangkap energi surya, disimpan, lantas dimanfaakan untuk penerangan lampu dan energi lainnya. Langkah ini dilakukan untuk mempermudah para pengunjung mengakses ilmu pengetahuan dan teknologi. Pemanfaatan energi surya merupakan tahap awal dari paket wisata Kampung Kitiran. Selanjutnya, meraka akan merambah pemanfaatan energi angin yang menjadi merek kampung wisata ini. Desa Pagak sudah menyusun dokumen roadmap mandiri energi hingga 2032.

 Selain urusan energi, di tempat ini, wisatawan bisa menyewa sepeda tua untuk berkeliling area wisata, menikmati semerbak taman bunga, kincir-kincir angin, hingga wisata lumpur. Pengunjung bisa memanfaatkan sejumlah pondok yang tersebar di beberapa titik. Ada pondok yang bisa menampung hingga 20-an orang untuk satu pertemuan besar, ada pula yang berupa dangau (gubuk) yang lebih privat dengan daya tampung lebih kecil. Desa Pagak juga dikenal sebagai sentra pertanian penghasil makanan pokok, komoditas sayuran dan buah-buahan. Pondok di tengah taman mengetengahkan suasana desa yang unik dengan hidangannya yang khas. Wisata Kampung Kitiran dibuka untuk umum. Pengunjung cukup membayar tiket sebesar Rp 5.000 per orang. Meski baru dibuka, jumlah pengunjung yang datang ke Kampung Kitiran cukup banyak, rata-rata berkisar 50-100 orang dan pada akhir pekan kunjungan melonjak hingga 150 orang.

Haryono SuyonoComment