Koperasi Sudara Indra makin Berkibar

indra1.jpg

Sekitar tahun 2012 para tokoh dari  BKKBN seperti Dr. Haryono Suyono, Dr. Moch. Sudharmadi, Dr. Loet Affandi, Dr. Abdullah Cholil, Dr. Rohadi Hariyanto, Dr. Ruddy, Dr. Sri Hartati Pandhi dan Dr. Soeharto, Dr Mazwar Noerdin serta banyak lagi anggota mengambil prakarsa mendirikan Koperasi Sudara Indra guna menyalurkan kegiatan semasa pensiun agar tetap bermanfaat untuk rakyat banyak. Koperasi itu mengumpulkan simpanan wajib dan simpanan suka rela guna melanjutkan cita-cita membangun keluarga sejahtera melalui pengembangan pelayanan KB swasta berupa penjualan alat kontrasepsi melalui apotik atau jalur swasta lainnya. Kegiatan opersional dipimpin oleh Dr. Soeharto yang pernah memimpin BKKN DKI Jakarta yang berhasil dalam kegiatan penjualan alat kontrasepsi lingkaran biru dan lingkaran emas.

Rupaya kegiatan swasta murni tidak semulus kegiatan yang didukung pemerintah, sehingga kegiatan Koperasi Sudara Indra itu terpaksa berhenti dan operasi penjualan alat kontrasepsi lingkaran biru dan lingkaran emas terpaksa terhenti. Karena sebagian pendiri Koperasi Sudara Indra pindah bekerja membantu Haryono yang dipercaya oleh Pak Harto yang bersama-sama mendirikan Yayasan Damandiri, mengembangkan upaya pengentasan kemiskinan yang sudah berhasil melalui jaringan Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang dibangun bersama BKKBN di seluruh Desa.

inra2.jpg

Koperasi Sudara Indra diperluas keanggotaannya dengan jajaran keluarga dekat anggoa Koperasi Sudara Indra di Jakarta dan pengurusnya diperkuat dengan para pegawai senior dari Yayasan Damandiri, termasuk partisipasi Dr. Subiakto Tjakrawerdaya, Skretatis Yayasan Damandiri yang pernah menjadi Menteri Koperasi. Dengan persetujuan Pembina Yayasan pak Harto, koperasi diberi pinjaman modal untuk disalurkan kepada keluarga miskin guna mendukung upaya pemberdayaan keluarganya dan keluarga tetangganya. Selanjutnya Koperasi ini pengurusnya diperkuat oleh mantan Sekjen Kementerian Koperasi dengan harapan kegiatannya tidak tergantung pada modal dari Yayasan Damandiri tetapi makin luas dari kalangan lainnya.

Hampir setiap anggota dalam kelompok Posdaya di desanya menjadi inti dari pemberdayaan keluarga dalam kelompoknya melalui berbagai usaha kegiatan ekonomi yang menguntungkan masyarakat di lingkungan Kampung dan Desanya sehingga modal yang dipinjam dari koperasi tidak mutlak untuk kepentingan usaha pribadinya, suatu gotong royong yang hidup dalam sistem saling menguntungkan anggotanya.

Dalam Rapat Anggota Tahunan kemarin, sebagian cita-cita koperasi yang direstui oleh Almarhum pak Harto itu sudah terwujud. Selama tahun 2018 Koperasi telah menyalurkan pinjaman kepada tidak kurang dari 5170 anggota yang berasal dari 41 Posdaya di sekitar Jabodetabek, bahkan sampai ke Kabupaten Bandung dan Bogor. Pinjaman itu dipergunakan oleh anggota dan calon anggota, sebagian besar anggota Posdaya yang dibentuk oleh berbagai kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) berbagai Perguruan Tinggi di sekitar Jabodetabek.

Anggota koperasi yang bergerak dengan modal yang dipinjami oleh Yayasan Damandiri dan Yayasan Dakap mampu menyalurkan pinjaman kepada lebih dari 2000 anggota dan sekitar 12.000 calon anggota yang di tahun 2019 jumlah anggotanya akan melipat menjadi lebih dari 4000 sebagai penggerak berbagai jenis usaha berjiwa koperasi yang handal, menguntungkan langsung anggotanya tidak lembaga koperasinya saja.

Oleh karena itu, dalam pembukaan Rapat Anggota tersebut, Penasehat Koperasi dan salah satu Pendiri Haryono Suyono, mengharapkan agar Koperasi Sudara Indra tetap mengajak dan membantu keluarga miskin melalui pemberdayaan oleh keluarga kaya yang memiliki usaha dan bekerja dengan dukungan anggota lain yang lebih mampu. Diharapkan koperasi yang telah menyalurkan pinjaman Tabur Puja lebih dari Rp. 7 milyar dan sekitar Rp. 48 milyar pinjaman Multi Guna atau total telah menyalurkan pinjaman Rp. 55 milyar dan dinikmati oleh sekitar 12.488  anggota itu dikelola dengan baik dan hati-hati demi kepercayaan dan kepentingan anggota yang menaruh harapan besar kepada lembaga koperasi yang kredibel dan dinamik tersebut.

 

Haryono Suyono1 Comment