Mendorong Masyarakat untuk Rajin Membaca
Gemari.id - JAKARTA : Perpustakaan secara tradisional diartikan sebagai sebuah koleksi buku dan majalah, namun bisa diartikan sebagai koleksi besar yang dibiayai dan dioperasikan oleh sebuah institusi, dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas.
Hari ini, Rabu 27 Maret 2019, Perpustakaan Nasional menggelar acara Sosialisasi Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial di kawasan Pecenongan, Jakarta Pusat. Panitia sengaja menghadirkan pakar komunikasi dan perubahan sosial, Prof Dr Haryono Suyono untuk memberikan pengarahan secara khusus kepada para peserta yang terdiri dari perwakilan 300 Pustakawan desa, perwakilan dari Perpustakaan tingkat provinsi dan kabupaten se Indonesia yang jumlah sekitar 500 orang.
Dalam arahannya Prof Haryono mengajak kita semua untuk bersama-sama membangun keluarga Indonesia agar mereka memiliki budaya belajar, budaya membaca, kerja cerdas dan keras, maju dan mandiri. Kita harus bisa mendorong masyarakat untuk selalu rajin membaca buku-buku baru, seperti halnya mereka yang baru lulus dari perguruan tinggi.
Sementara itu, Ketua Tim Pakar Kementerian Desa PDTT mengatakan bahwa, Perpustakaan adalah fasilitasi bagi para mahasiswa yang tidak mampu membeli buku baru, bahkan mahasiswa miskin pun bisa belajar tentang informasi terbaru melalui buku baru yang telah disediakan di perpustakaan. Mantan Kepala BKKBN ini menceritaka bahwa, dirinya meskipun lulus kuliah doktor pada tahun 1972, tetapi tetap membaca buku-buku baru sehingga perkembangan dan informasi terbaru selalu dia dapatkan. Meskipun umurnya tidak muda lagi tetapi setiap hari tetap dan selalu membaca buku.
Dalam menjawab pertanyaan dari salah satu peserta, Haryono menjelaskan bahwa dirinya tidak senang memberikan hukuman kepada siapa pun, tetapi dia paling senang memberikan pujian kepada banyak orang. Melalui perpustakaan diharapkan kita dapat memberikan hadiah pagi para pembaca buku dan mereka yang rajin mengembalikan buku di perpustakaan. Banyak orang-orang kaya di desa-desa yang baik hati, yang mau memberikan sumbangan untuk keperluan dan pengembangan perpustakaan desa, untuk para pustakawan desa diajak untuk rajin mengunjungi mereka yang sangat peduli di desa. Para pustakawan tidak dianjurkan untuk memarahin mereka yang mungkin terlambat dalam mengembalikan buku, tetapi mereka harus didatangi dan diajak agar segera mengembalikan bukunya, karena ternyata buka tersebut mulai banyak peminatnya.
Mantan Menko Kesra ini juga menyarankan, bagi yang belum memiliki gedung perpustakaan sendiri, agar mendatangi orang-orang kaya di desa untuk diajak berpartisipasi dan diharapkan mau menyumbangkan rumahnya untuk dijadikan tempat untuk Perpustakaan Desa.
Kalau perlu dituliskan, bahwa perpustakaan ini disumbangkan oleh seseorang dan namanya dipajang di depan gedung perpustakaan tersebut. Kalau orang miskin dan masjid saja banyak orang yang mau menyumbang, apalagi perpustakaan yang jelas-jelas bermanfaat, pasti banyak yang mau menyumbang. (mdp).
Haryono Suyono saat memberi pengarahan kepada peserta Sosialisasi Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi
Prof Haryono Suyono diapit Dr Mulyono D Prawiro, Ibu Koimah dari Palembang dan Ibu Lena dari Lampung