Desa Puspo Penyangga Wisata Kawasan Bromo di Pasuruan

Bromo.jpg

Desa Puspo berkembang menjadi Desa Penyangga Kawasan Wisata Gunung Bromo sebagai salah satu pintu gerbang kawasan wisata Gunung Bromo dari arah Pasuruan. Pemerintah Desa Puspo mengembangkan area transit dan pasar desa dengan dukungan sejumlah fasilitas, seperti ruang tunggu, tempat penginapan, kios, toko, toilet, kafe, gedung serbaguna, dan arena teater untuk mendukung lahan parkir yang telah ada.

 

Desa Puspo terletak di Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Awalnya Desa ibi merupakan salah satu desa penerima Program Penanggulangan Kemiskinan versi Perkotaan (P2KP) di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Atas keberhasilan melaksanakan program tersebut, Desa Puspo mendapat penghargaan bantuan dana Rp 1 miliar. Lalu, bantuan dana tersebut dimanfaatkan untuk mengembangkan potensi Desa Puspo sebagai desa penyangga kawasan wisata Gunung Bromo (2.329 mdpl).

 

Di Desa Puspo terdapat terminal transit terakhir menuju kawasan wisata Gunung Bromo. Di terminal transit tersebut wisatawan yang menggunakan transportasi bus ukuran besar akan melanjutkan perjalanannya dengan menggunakan kendaraan lebih kecil menuju Gunung Bromo. Terminal transit tersebut dijadikan sebagai sarana promosi produk-produk unggulan serta tempat atraksi seni dan budaya tradisional Puspo.

 

Fasilitas tersebut dibangun secara bertahap dengan menggunakan dana hadiah P2KP senilai Rp 1 miliar dari pemerintah. Fasilitas sebagai tempat promosi desa wisata berikut penjualan produk-produk unggulan dan menyaksikan berbagai atraksi seni dan budaya tradisional Puspo. Produk unggulan Desa Puspo meliputi susu, buah durian, alpukat, pete, dan sayur-sayuran. Sedangkan atraksi seni dan budaya tradisional Puso yang bisa disaksikan meliputi jaran kepang, tayub, macapat, selamatan desa, dan geledekan kayu.

 

Pembangunan desa wisata Puspo dilakukan secara berkelanjutan yang ditopang dengan potensi peternakan sapi perah, pertanian, perkebunan, kehutanan, dan peternakan lebah. Populasi tenak sapi perah di Puspo yang dikelola KUD Semabada mencapai sekitar 9.000 ekor dengan produksi susu sekitar 8.000 liter per hari. Buah durian, yang menjadi produk unggulan Puspo, bisa dinikmati saat musim panen yang jatuh pada Januari hingga April. Selain itu, ada beragam jenis buah-buahan lainnya seperti alpukat dan sayur-sayuran. Sementara atraksi kesenian, seperti jaran kepang, macapat, serta atraksi naik gelegkan, yakni sepeda kayu yang hanya bisa meluncur ke bawah, atau berwisata agro bisa dinikmati setiap saat. Sedangkan selamatan desa bisa disaksikan pada saat tertentu.

 

Haryono SuyonoComment