Aam Bastaman: Saat Dua Pemimpin Umat Berpelukan
Surat Kabar maupun media internet hari Senin/4 Februari 2019 ramai memberitakan kunjungan Paus Fransiskus Ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Bukan sekedar kunjungan biasa, pemimpin umat katolik se dunia Paus Fransiskus dan Imam besar al Azhar Sheikh Ahmed al-Tayeb menandatangani dokumen bersejarah tentang persaudaraan manusia untuk perdamaian dunia dan hidup berdampingan guna menangkal terorisme dan radikalisme; selanjutnya kita melihat di berbagai media keduanya berpelukan… Penandatanganan dokumen persaudaraan tersebut dinilai bersejarah karena juga dideklarasikan di kawasan Timur Tengah, tempat lahirnya tiga agama samawi: Islam, Kristen, dan Yahudi. Di salah satu media memuat acara bersejarah itu dengan menuliskan headline, diantaranya: Dunia Puji Al-Azhar – Vatikan. Kini saatnya dunia membumikan dokumen pesaudaraan manusia untuk perdamaian dunia tersebut.
Bagi negara kita penandatanganan tersebut dapat menjadi momentum untuk mengingat kembali makna kebhinekaan, semangat inklusif, pesatuan dan persaudaraan terutama di tahun politik yang penuh intrik demi nafsu kekuasaan. Meskipun penandatanganan tersebut ibarat peletakkan tombak, yang masih perlu dibumikan, namun semangat untuk saling bekerja sama dalam suatu persaudaraan kemanusiaan sudah memberi harapan baru untuk memiliki dunia baru yang damai dan sejahtera.
Gagasan membawa misi perdamaian dan pesaudaraan antar umat manusia sebenarnya bukan hal baru, namun ditengah situasi hubungan antar umat yang cenderung tidak begitu kondusif maka selayaknya kita juga menyambut baik ajakan untuk hidup bersama-sama dalam suatu persaudaraan kemanusiaan tersebut.
Dunia sudah terlanjur porakporanda dan terbelah baik dalam hubungan antar negara maupun dalam hubungan antar sesama saudara dalam satu negara yang mengakibatkan perang saudara yang mengoyak wajah beberapa negara yang terlibat, seperti: Suriah, Lebanon, Yaman, Irak dan melebar ke belahan Afrika Utara, kawasan yang masih berdekatan: Mesir dan Libya. Konflik tersebut umumnya bukan konflik antar agama, namun seringkali akibat konflik politik antar saudara seiman. Kita tentu saja harus banyak belajar dari kekisruhan yang terjadi di negara-negara Muslim Timur Tengah tersebut, jangan sampai kita terpancing dan terkoyak seperti mereka.
Semoga tahun politik ini bisa berjalan degan baik, dan menjadi pesta demokrasi yang sebenar-benarnya. Kita hormati para pemimpin kita, dan tentu saja hormati siapapun yang menjadi pemenang secara demokratis dan memimpin negara kita tercinta ini. Kita bisa tunjukkan kepada dunia kualitas kematangan demokrasi kita meskipun usianya belum selama seperi di Amerika.
Sebagai negara demokrasi ketiga terbesar di dunia Indonesia bisa menjadi contoh kehidupan dan praktek demokrasi. Meskipun banyak negara semula menyangsikan kita mampu berdemokrasi secara matang, karena dianggap terlalu cepat, terlalu prematur dan belum siap, apalagi secara ekonomi kita dianggap belum maju. Demokrasi dianggap hanya cocok bagi negara-negara yang rakyatnya sudah “kenyang”.
Memang terjadi kelemahan dan kekurangan di sana sini, namun demokrasi telah menjadi piihan kita semua.Tidak perlulah kita mundur atau menoleh kebelakang. Kita tatap masa depan kita dengan lebih positif dan optimis, dengan pilar demokrasi kita hari ini yang lebih kokoh, berlandaskan nilai-nilai Pancasila..
Kembali ke judul tuisan ini, orang-orang besar seperti Sheikh Ahmed al-Tayeb dan Paus Fransiskus yang juga menjadi tamu pimpinan Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohammed bid Rashid al-Maktoum dan Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan, telah membuktikan dengan niat baik untuk merawat persaudaraan antar sesama manusia, maka semangat bersaudara sesama anak bangsa pun bisa kita bina dan pupuk. Mari kita bumikan semangat kebersamaan antar manusia ini dengan mulai membangun semangat persaudaraan antar anak bangsa Ibu Pertiwi Indonesia.
Doa kita tentu saja semoga Allah yang Maha Esa memberikan rahmat dan hidayahNya serta perlindungan terhadap bangsa dan Tanah Air kita tercinta. Banyak orang mengatakan Indonesia adalah surga dunia, maka mari kita rawat dalam persaudaraan sesama anak bangsa, jangan sampai terkoyak dan terpecah belah.
Salam produktifitas!
*Aam Bastaman: Dosen Universitas Trilogi. Anggota Tim Kerja LPN RI.