Merubah Bhakti Sosial Menjadi Usaha Yang Menguntungkan Rakyat Desa

Gemari.id - JAKARTA : Ketua Gerakan Nasional Lansia Peduli atau GNLP, Dr Djoko Rusmoro, MPA dan para pengurusnya, hari ini Selasa, 26 Februari 2019, bersilatutahmi dengan Haryono Suyono di kampus Universitas Trilogi, Jakarta Selatan. Selain silaturahmi, mereka sekaligus melapor rencana kegiatan Jambore Lansia yang akan diadakan di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara.

Jambore ini akan diikuti oleh sekitar 500 orang yang datang dari seluruh Indonesia dan pesertanya semua adalah Lansia. Menurut perkiraan perjalanan menuju Pulau Buton dari Jakarta memakan waktu 3 hari dengan menggunakan kapal laut. 

Haryono Suyono sebagai penasehat GNLP menyarankan, agar dalam melaksanakan Jambore Lansia, bukan hanya melaksanakan bhakti sosial saja, tetapi para peserta lebih bisa menganjurkan kepada masyarakat desa untuk memanfaatkan berbagai fasilitas yang disediakan pemerintah di desa seperti Posyandu, mengajari bagaimana menggunakan MCK, mendorong anak-anak desa masuk PAUD. 

Selain itu peserta bisa mengajari juga bagaimana cara membangun atau membentuk Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes, karena pemerintah telah banyak menggelontorkan dana desa yang bisa dipergunakan untuk membangun dan mengembangkan BUMDes. 

Lebih lanjut Haryono mengatakan, BUMDes tidak harus membuat usaha saja, seperti membuat keripik singkong, atau usaha lainnya, tetapi bisa juga dipergunakan untuk mengurusi PAUD, penitipan anak dan kegiatan sosial lainnya.

Untuk lebih maju, diharapkan setiap desa memiliki BUMDes, dan bisa juga kegiatan BUMDes membuat usaha semacam sovenir untuk tamu-tamu yang datang berkunjung ke desa. Bila selama ini kegiatan Jambore Lansia melaksanakan kegiatan bhakti sosial, dengan adanya dana desa yang jumlahnya melimpah, Ketua Tim Advisor Menteri Desa PDTT, menyarankan agar merubah para digma lama, yaitu merubah kegiatan bhakti sosial menjadi kegiatan usaha yang menguntungkan rakyat desa. (mdp)

 

upload.jpg

Ketua GNLP, Dr Djoko Rusmoro, MPA dan tim bersilaturahmi dengan Prof Dr Haryono Suyono di kampus Universitas Trilogi

Mulyono PrawiroComment