Desa Pandak Jadi Wahana Wisata Internasional
Akhir tahun lalu Ketua Tim Pakar Menteri Desa PDTT Haryono Suyono mendapat laporan dari Desa Pandak tentang inovasi yang menarik bagaimana mengelola aset desa hingga menyumbang Pendapatan Asli Desa (PADes) sampai 2 milyar rupiah. Angka yang menunjukkan adanya peningkatan PADes Pandak puluhan kali lipat dalam lima tahun terakhir.
Desa Pandak terletak di Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Besarnya PADes yang mampu mereka kelola menjadi modal dasar bagi Pemerintah Desa Pandak untuk memberdayakan masyarakat dan memajukan desa.
Menurut Kepala Desa Rasito, pada 2017, Desa Pandak masuk sebagai salah satu dari 150 desa unicorn di Indonesia. Kini, Desa Pandak tidak hanya menjadi perhatian di tingkat daerah, tapi sudah menjadi perhatian nasional. Berbagai inovasi di bidang pemerintahan, pelayanan publik, pemberdayaan dan pembangunan, telah dilakukan. Kegigihan itu dimulai pada periode pertama kepemimpinan Kepala Desa yang menjalin kerjasama dan kemitraan dengan berbagai investor lokal dan luar negeri, salah satunya perusahaan asal Korea, Rasito mengubah sawah tadah hujan milik desa menjadi kawasan wisata kelas internasional.
Pada 2013 aset desa memberi pemasukan sebesar 15 juta perhektar. Kini mampu memberi 150 juta perhektar karena dikembangkan sebagai kawasan wisata dengan sistem perjanjian sewa. Pengembangan kawasan wisata berdampak pada kemandirian desa, penyediaan lapangan kerja, peningkatan kesejahteraan masyarakat dan membawa daerah ini dikenal di mancanegara.
Langkah Pemerintah Desa Pandak dalam mengembangkan aset desa sempat diperiksa pihak kepolisian karena perizinan pembangunan kawasan wisata. Pemerintah Desa Pandak mampu menjelaskan kebijakan tersebut sesuai aturan dan prosedur hukum. Akhirnya, program dapat meneruskan rencana yang sedang berjalan.
Di lahan seluas 11 hektare, Pemerintah Desa Pandak akan mendirikan Pabrik Wig (rambut palsu) dan lokasi wisata Dreamland. Sebelumnya, pemerintah desa mengembangkan kemitraan dengan wahana The Village dan The Forest Island. Keberadaan pusat ekonomi baru ini berhasil menyerap sekitar 400-an tenaga kerja dari Desa Pandak dan sekitarnya. Selain pariwisata, salah satu program kebanggaan Desa Pandak adalah Program satu rumah satu sarjana. Program tersebut dibiayai dari hasil BUMDes. Ada 30 mahasiswa yang sudah diwisuda dari 40 mahasiswa yang telah masuk dalam pembinaan desa. Program Satu rumah Satu Sarjana akan mengubah cara pandang masyarakat Desa Pandak. Peningkatan mutu sumber daya manusia membangun sinergi dengan peluang yang ada, termasuk pengelolaan SDA dan lapangan kerja yang tersedia. Inovasi yang dilakukan Desa Pandak mampu menginspirasi desa-desa lain melakukan studi tiru. Desa Pandak terus menyebarkan virus inovasi ke seluruh Indonesia mewujudkan desa yang mandiri dan maju.