Terharu, Indonesia diakui sebagai inovator dunia
Hari ini seorang dokter muda dari FKM UI, dr. Aqsha Ashary, bimbingan dari Prof. Dr. Adang Bachtiar, seorang Guru Besar senior dari FKM UI menyempatkan silaturahmi “pamitan” pada Prof. Dr. Haryono Suyono di Kampus Universitas Trilogi di Jakarta. Dr. Aqsha Ashary konon memperoleh kesempatan melanjutkan belajar pada Universitas John Hopkins di Washington DC, Amerika Serikat, salah satu perguruan tinggi ternama di dunia, khusus dalam bidang Kesehatan Masyarakat yang terbaik di Amerika Serikat, dan dengan sendirinya di dunia. Banyak sekali anak-anak muda dari negara berkembang sejak puluhan tahun melalui berbagai lembaga dan program sempat belajar melalui berbagai unit lembaga perguruan tinggi ini di Amerika Serikat.
Banyak guru besar, dosen dan peneliti senior dari perguruan tinggi ini terlibat ikut dalam penelitian atau mengirim tenaga seniornya sebagai konsultan, peneliti atau bahkan guru besarnya mengajar sebagai dosen tamu, atau mengadakan kunjungan atau kerja sama penelitian dan pengembangan dengan berbagai perguruan tinggi ini atau terlibat dalam hubungan lembaga di banyak negara berkembang.
Banyak pula tenaga ahli dari negara berkembang diundang mengadakan penelitian bersama atau mengerjakan proses analisis dari penelitian yang dikerjakan di negaranya pada perguruan tinggi ini dalam bentuk kolaborasi atau kerja sama ilmiah bersama tenaga senior atau guru besar dari perguruan tinggi ternama tersebut. Alasannya karena Perguruan Tinggi ini memiliki lembaga kondang yang sejak masa lalu selalu mengadakan kolaborasi yang sangat erat dan menghasilkan berbagai penemuan ilmiah dengan rekan-rekannya dari berbagai negara berkembang. Untuk keperluan kerja sama itu berbagai lembaga yang dikelola oleh Perguruan Tinggi ini juga memiliki kerja sama dengan berbagai lembaga lain yang sama ternamanya di Amerika dan atau di dunia.
Perguruan tinggi ini memiliki The Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health yang merupakan suatu sekolah tinggi andalan di dunia dan lebih dari seratus tahun barangkali telah menghasilkan lulusan yang tersebar di seluruh dunia memerangi berbagai penyakit masyarakat, termasuk kepemimpinannya dalam memberikan perhatian pada penyakit HIV/AIDS, kecanduan narkoba, kampanye anti rokok dan tembakau atau kebiasaan tidak sehat lain yang merajalela di seluruh dunia. Mereka juga memiliki The Johns Hopkins School of Advanced International Studies yang memiliki kampus di tiga benua dan lebih dari 70 tahun memproduksi tenaga ahli untuk berbagai negara. Lembaganya Johns Hopkins Center for Global Health biasa membawa tenaga ahli untuk bertukar pengalaman dan keahlian dalam berbagai pertemuan internasional yang sangat berbobot. Lembaga Johns Hopkins Center for Communications Programs melalui kerja sama globalnya telah menciptakan berbagai penemuan atau pendekatan baru dalam bidang komunikasi informasi dan perubahan sosial dalam kesehatan, KB atau pendekatan yang menjadi inovasi baru di dunia. Ada pula lembaga Jhpiego, suatu lembaga nonprofit yang mempunyai hubungan dengan perguruan tinggi, pemerintah dari negara berkembang dan memberikan bantuan atau konsultasi dengan berbagai negara dalam pelaksanaan program yang sangat maju. Lembaga Johns Hopkins Medicine International memberikan dukungan global terhadap pada ahli untuk ikut mendeteksi penyakit global dan memberikan bantuan yang bersifat internasional. Lembaga Johns Hopkins Alliance for a Healthier World biasanya membawa para ahli dunia untuk berbincang dan mengembangkan kerja sama atau saling berbagi akses sesama rekannya di seluruh dunia.
Karena Indonesia pernah menjadi negara pelopor dalam pendekatan KB berbasis masyarakat, mengubah pengenalan inovasi baru, program KB, yang biasanya di banyak negara dilakukan melalui basis klinik, di Indonesia, atas kepeloporan dan keberanian Haryono Suyono, seakan pemerintah dan masyarakat diajak menjebol dinding-dinding klinik dan rumah sakit, program KB dijadikan suatu gerakan memperkenalkan budaya baru langsung kepada rakyat dan keluarga di Desa. Program tersebut dijadikan gerakan yang menarik, sangat marak dengan pendekatan desa, pendekatan masyarakat atau pendekatan keluarga yang berhasil. Karena inovasi itu, pada salah satu gedungnya terpampang suatu “Ruangan Pertemuan Umum yang diberi nama menyolok “Haryono Suyono Room” atau “Haryono Suyono Hall”, suatu penamaan yang sama terhormat seperti nama ruangan lain yang diberi label “Rockefeller Room” yang ada di gedung Universitas John Hopkins yang terhormat tersebut. Penamaan itu dianggap sebagai pengakuan dan kehormatan terhadap Indonesia yang secara gegap gempita mengetengahkan inovasi yang diakui dan menyebar menjadi pendekatan yang berhasil di ulang oleh banyak negara di dunia.
Proses inovasi yang sangat mengejutkan itu mendorong berbagai kalangan di luar negerai, khususnya di Amerika, pada tahun 1989 mengangkat Haryono Suyono sebagai Kepala BKKBN, beberapa bulan sebelum Presiden HM Soeharto diakui dunia dengan Penghargaan PBB dan memberikan penghargaan UN Population Awards, Haryono Suyono dinobatkan sebagai penerima penghargaan kehormatan “Hugh Moore Memorial Awards” yang diberikan oleh John Hopkins dan berbagai lembaga Nir Laba di Amerika, sebagai pengakuan pada investor dunia yang dianggap sangat membanggakan tersebut.