Kuliah On Line tentang Bumdes dari Kementrian Desa PDTT
Bertempat di Kantor Kementerian Desa PDTT di kasawan Kalibata Jakarta Selatan, Prof Dr Haryono Suyono, Keta Tim Penasehat Menteri Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dengan dipandu oleh Dr. Ivanovick Agusta, bersama Drs. Nugroho dari Kemdes memberikan Kuliah Online, bagaimana Membangun BUMDes sebagai Penggerak Ekonomi Desa. Dalam kuliah perdananya, yang dimulai dengan paparan Drs. Nugroho dipaparkan bagaimana membangun Bumdes dan perkembangan Bumdes yang telah mencapai puluhan ribu di seluruh Indonesia. Diberikan contoh dari dari daerah yang petugasnya juga di datangkan dalam Kuliah On Line tersebut.
Pada waktunya Haryono memberikan ulasan tentang pembangunan Bumdes tersebut, ungsinya membangun atau sebagai triger dalam pembangunan ekonomi pedesaan. Haryono juga memberi komentar bahwa Bumdes yang ada bisa saja merupakan kelanjutan atau kumpulan dari pengalaman masa lalu yang gibangun oleh PKK, Posdaya atau kelompok Tani dan kelompok lain yang disponsori berbagai kementerian atau jaringan berbagai Departemen di daerah pedesan bersama kelompok PKK atau kelompok tani dan kelompok lain di masa lalu. Upaya itu perlu ditingkatkan.
Haryono juga menggaris bawahi bahwa sesungguhnya pembangunan ekonomi keluarga atau ekonomi mikro di desa itu berperan juga dalam meningkatkan 8 fungsi keluarga dan 17 sasaran SDGs. Seperti diurai bahwa fungsi keluarga terdiri dari : fungsi Ketuhanan Yang Maha Esa, fungsi Budaya, Fungsi Cinta Kasih, fungsi perlindungan, fungsi KB dan Kesehatan, fungsi Pendidikan, fungsi wirausaha dan fungsi lingkungan. Sedangkan 17 sasaran SGDs dipadukan dengan fungsi keluarga yang meliputi pengentasan kemiskinan, penghapusan kelaparan, pendidikan, kesehatan anak, kesehatan ibu, penyakit menular, lingkungan dan kekayaaan hayati.
Selanjutnya, Haryono menyampaikan bahwa perlu adanya komitment nasional dalam mengembangkan BUMDes dan upaya pelaksanaannya. Berbagai kegiatan pembangunan Desa diupayakan melalui Prukades, BUMDes, sarana olah raga desa dan pembuatan Embung Desa, agar semuanya berjalan dengan lancar sehingga diharapkan masyarakat desa bisa mampu mandiri dan sejahtera.
Munculnya gagasan mendirikan Akedemi Desa 4.0 yang digagas oleh Kementerian Desa PDTT dimaksud untuk memperkuat penggerak desa, pendamping dan punggawa desa, dengan tujuan agar bisa membantu warga desa membangun BUMDes guna membantu pemberdayaan keluarga miskin atau keluarga prasejahtera atau mereka para penerima manfaat agar lebih mudah mengangkat dirinya menjadi keluarga yang bahagia dan sejahtera. Untuk itu para aparat tingkat pusat dan para pelatih diharapkan bertindak sebagai pendukung utama dari Akedemi Desa 4.0 ini.
Lebih lanjut Haryono menekankan, perlunya dibentuk Desa Mandiri sebagai wujud nyata komitmen, mendukung pembangunan desa melalui jaringan kapubaten, kecamatan dan desa yang kuat mendorong partisipasi semua institusi di desa. Dalam memperkuat semua fungsi keluarga, diperlukan adanya pertemuan atau rapat secara teratur, dalam membangun komunikasi, informasi dan edukasi sehingga penggunaan dana desa bisa tepat sasaran dan menguntung rakyat desa.
Semua desa di seluruh Indonesia diharapkan untuk membentuk BUMDes dengan mengikutsertakan kelompok ekonomi desa yang sudah berkembang dan digabung atau disinkronikasikan dengan BUMDes, dimana BUMDes dijadikan program penggerak ekonomi desa dan dikembangkan secara bersinergi. Para pemuda desa terutama dari keluarga miskin harus diikutsertakan dan kalau perlu diajak kursus keterampilan agar mereka bisa segera bekerja dalam bidang ekonomi di desanya.
Haryono menyarankan agar melihat contoh model BUMDes yang berhasil, yaitu BUMDes mampu menampung kegiatan ekonomi mikro yang pernah dikembangkan di desa, BUMDes yang telah berjalan dengan kegiatannya baik sehingga mudah dicontoh dan pelajari BUMDes atau usaha desa yang berhasil serta bisa dilihat di Gemari.id.
Contoh BUMDes yang berhasil adalah BUMDes Desa Linggarsari, di Banyumas, karena BUMDes ini telah memiliki layanan Rumah Aman Anak, khusus melayani penitipan anak dengan aman. BUMDes bisa juga membentuk dan mengembangkan Desa Wisata, menjadi daya Tarik yang tinggi untuk turis serta memelihara kelestarian lingkungan dan kekayaan hayati. BUMDes Kesehatan dan Lansia di Bangunharjo ini memadukan usaha kesehatan dan perawatan lansia dan anak balita. BUMDes Olah Limbah atau sampah di Gisting Tanggamus mampu mengolah limbah minyak atau sampah menjadi sesuatu yang lebih berguna, laku jual dan menguntungkan rakyat. Sedangkan jaringan Warung BUMDes di desa akan menjual sembako dan produk lainnya dengan harga relatif murah karena disupply dari BUMDes. Akhirnya desa miskin berkembang menjadi desa mandiri dan sejahtera, tambah Haryono. (mdp)