Abon Ikan Kelompok Perempuan di Dusun Bajoe Tingkatkan Ekonomi Desa

Tempe.jpg

 Meskipun baru, menurut laporan Gedhe Nusantara yang sampai pada Ketua Tim Pakar Menteri Desa PDTT Haryono Suyono, Kelompok Usaha Abon Ikan Gowes Pantai Bajoe merupakan salah satu kelompok usaha bersama di Dusun Bajoe, Desa Rea Timur, Kecamatan Binuang, Polewali Mandar. Kelompok ini dipimpin 6 orang perempuan. Mereka fokus bergerak dalam pengolahan produk turunan berbahan baku ikan.

 Dusun Bajoe terletak di daerah pesisir Kecamatan Binuang. Sebagian besar masyarakat Dusun Bajoe berprofesi sebagai nelayan. Hidup di dekat laut, masyarakat Dusun Bajoe mampu mendapatkan ikan yang melimpah. Awalnya, hasil tangkapan ikan langsung dijual ke pasar. Belakangan ini, para perempuan di Dusun Bajoe berinovasi memilih mengolah ikan hasil tangkapan mereka menjadi abon.

 Kegiatan ini menjadi kegiatan rutin karena para ibu rumah-tangga ndak ada pekerjaan lain. Kegiatan mengolah ikan itu menjadi salah satu kegiatan perintis kelompok usaha Abon Ikan Gowes Pantai Bajoe. Ikan yang dipilih sebagai bahan dasar menjadi olahan abon yaitu, jenis ikan Cucut, atau masyarakat sekitar sebut sebagai “Bale Bano”.

 Kelompok Abon Ikan Gowes Pantai Bajoe, memulai usaha dengan sistem patungan yang mereka kumpulkan dari ke 6 anggotanya. Hasil patungan ke 6 ibu-ibu tersebut sebesar Rp 5.000, menjadi modal awal untuk membeli rempah-rempah dan kemasan. Keuntungan yang didapat dari hasil penjualan olahan abon ikan kelompok usaha ibu-ibu warga Dusun Bajoe tersebut, tergantung dari pesanan. Mereka menjualnya dengan harga Rp 10.000 perkemasan.

 Produk abon ikan sering dipesan oleh masyarakat yang menggelar pesta, baik acara nikah maupun aqikah. Selain itu, produk abon dijual dalam bentuk eceran ke warung-warung warga. Selain memberdayakan perempuan melalui kelompok usaha Abon Ikan Gowes Pantai Bajoe, hal ini juga sebagai penambah ekonomi rumah tangga mereka.

 Kepala Dusun Polewali Mandar sangat bersyukur atas prakarsa ibu ibu yang membuat usaha sendiri berupa pengolahan ikan abon. Kegiatan itu merupakan salah satu wujud keinginan ibu-ibu untuk membantu bapak-bapak memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam istilah sibali parri (saling membantu),  Dan salah satu upaya yang dilakukan ibu-ibu ini, mendorong anak-anak yang biasanya malas makan ikan, dengan adanya olahan seperti ini (abon ikan),  sekarang sudah mulai mengkonsumsi ikan. Sebagai kepala Dusun, Sanusi berharap agar warganya yang memulai kelompok usaha abon ikan, tidak patah semangat. Selain itu, ia juga berharap adanya bantuan dari pihak pemerintah agar usaha warganya tersebut lebih maju lagi.

Haryono SuyonoComment