Desa Bejiharjo Sukses Kelola Goa Pindul

Gua Gundul.jpg

Gedhe Nusantara mealporkan karya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Maju Mandiri yang berhasil menjadikan objek wisata Goa Pindul menjadi primadona bagi para wisatawan. Ketua Tim Pakar Menteri Desa PDTT Haryono Suyono ikut bangga dan merasa bahwa Bumdes Maju Mandiri pantas di angkat kepermukaan karena  penghasilan BUMDes Maju Mandiri sudah mencapai Rp 5,8 miliar pertahun. Dalam susana liburan bulan Desember dianjurkan agar wisata Goa Pindul dimasukkan dalam mata acara kunjungan karena daerah Gunung Kidul memiliki banyak sekali obyek wisata yang sangat menarik. Dana untuk mengelola pada tingkat awal adalah Dana Desa (DD), yang diolah secara cerdas oleh penduduk Desa Bejiharjo itu untuk meningkatkan ekonomi masyarakat secara cerdas dan hati-hati sehingga menghasilkan suatu obyak wisata yang mampu menarik pengunjung secara berkelanjutan.

 BUMDes Maju Mandiri merupakan lembaga ekonomi milik Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta. Kesuksesan BUMDes Maju Mandiri dalam mengelola bisnis pariwisata tidak lepas dari kerjasama yang sinergis antara pemerintah daerah, pemerintah desa, dan masyarakat untuk membangun dan mempercantik kawasan wisata Goa Pindul serta sanggup mengembangkan jaringan dengan desa sekitarnya.

BUMDes Maju Mandiri mulai mapan dan semakin berkembang sejak 2016. Bumdes ini memiliki sejumlah unit usaha, seperti objek wisata Goa Pindul, pengelolaan sampah, pasar desa, usaha persewaan, dan simpan pinjam. BUMDes mampu mendorong ekonomi masyarakat desa, baik itu dalam usaha atau kesempatan kerja. Dulu urbanisasi tinggi, kini urbanisasi akan bisa ditekan.

Goa Pindul sebagai wisata susur gua di pedesaan yang mampu membangkitkan ekonomi lokal.

Dalam mengelola Goa Pindul, BUMDes Maju Mandiri bekerjasama dengan 11 kelompok sadar wisata dalam pelayanan wisatawan dan mempekerjakan 2.000 tenaga kerja dan menurut informasi banyak keluarga prasejahtera di pekerjakan dalam kegiatan ini sehingga mereka sekaligus dilepaskan dari belenggu kemiskinan. Selama tiga tahun beroperasi, kegiatan ini mampu mengurangi kemiskinan dari 23,2 prosen menjadi 18,3 prosen.

 Selain bisnis pariwisata, BUMDes Maju Mandiri juga mengolah sampah plastik menjadi biji plastik dan pupuk organik. Unit pengelolaan sampah dibangun menggunakan Dana Desa (DD) sebesar Rp 100 juta. Selanjutnya, mereka menggandeng Universitas Gadjah Mada untuk kerjasama pendampingan. Selain itu, ada Dinas Lingkungan Hidup dan BRI yang mendukung kegiatan ini dengan memberikan bantuan mesin pengolah. Kerja sama dengan Perguruan Tinggi itu dimulai sejak Kabupaten Gunung Kidul diperkenalkan padaa kegiatan Kuliah Kerja Nyata dalam pembentukan Posdaya sebelum ada kegiatan pembangunan dengan dana desa.

BUMDes Maju Mandiri merupakan salah satu bentuk inovasi desa di Kabupaten Gunungkidul. Berkat inovasi desa, Gunungkidul mampu mengelola potensi sumber daya alam yang bagus, seperti kawasan karst, pantai, dan gunung api purba, menjadi destinasi pariwisata yang populer. Pesatnya perkembangan pariwisata mampu menggeser mata pencaharian sebagian masyarakat. Dulu masyarakatnya banyak bertani, saat ini bergeser mengelola pariwisata. Pariwisata menjadi motor penggerak pembangunan dan bersinergi dengan sektor lain untuk percepatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Gunungkidul.

Haryono Suyono1 Comment