Traveler Tic Talk: Dari Martabak Bandung sampai Sea Food di Kota Kinabalu

Ada martabak Bandung di Kota Kinabalu, ibukota negara bagian Sabah, Malaysia Timur. Kota ini dulu bernama Jesselton, diambil dari nama Charles Jessel, wakil ketua  the British North Borneo Company (BNBC), sebuah perusahaan Inggris yang beroperasi di Sabah, saat pendudukan Inggris di kawasan ini, pada akhir tahun 1800-an. Sejak tahun 1968 oleh pemerintah Malaysia Jesselton diubah namanya menjadi Kota Kinabalu, atau sering disingkat KK. Nama yang diambil dari nama salah satu gunung tertinggi di kawasan Asia Tenggara – Gunung Kinabalu. Tahun 2018 Kota Kinabalu memiliki jumlah penduduk sekitar 550.000 orang.

Malam hari jalan-jalan di pusat kota, mirip dengan kota-kota di Tanah air. Bahkan bahasa Melayu mereka lebih dekat dengan bahasa Indonesia dibandingkan bahasa Malaysia. Maklum Sabah masih satu pulau – Kalimantan, tepatnya di ujung utara pulau Kalimantan. Mendengar masyarakat Sabah bicara, rasanya lebih familiar, dibanding masyarakat Malaysia di Semenanjung Malaya yang kental dengan logat Malaysia-nya.

Sore menjelang malam, saya menyusuri aneka kedai makanan dan toko-toko kecil, sepanjang jalan kota, yang tidak terlalu besar ini. Kemudian mata saya tertambat pada tulisan agak besar berwara merah - Martabak Bandung, di pertigaan jalan, saya lupa nama jalannya. Kedai martabak dengan menawarkan aneka rasa, mulai dari cokelat, keju, kacang dan strowberi. Saya penasaran, langsung menghampiri dan  pesan. Saya semula mengira yang jualan para pemuda asal Bandung, namun rupanya pemuda lokal asli Kota Kinabalu yang pernah datang ke Bandung.

Saya tanya dua anak muda yang sedang melayani sekaligus pemilik kedai martabak tersebut. Mereka bilang usaha martabak ini terinspirasi dari kunjungan mereka ke Bandung beberapa waktu yang lalu. Saya pesan satu martabak dengan isi campur, yaitu cokelat, strowberi dan kacang. Harganya 15 Ringgit. Saya dapat martabak ukuran sedang. Kemudian saya bawa ke hotel, dan mencicipinya di hotel. Ternyata rasanya kurang enak, tidak seenak martabak di Bandung,  jauh beda.

Urusan makanan di Sabah ini jauh lebih enak di Tanah air, hampir tidak ada yang berkesan, kecuali (nah ini yang mau diceritakan) masakan sea food-nya. Top. Kota Kinabalu menawarkan sea food terbaik, saya kira sea food paling enak, selain masih segar, fresh, maklum dekat laut, rasanya memang lain. Rumah makan ataupun restoran sea food banyak bertebaran di kota ini. Sea food- nya apakah itu beragam ikan laut, kepiting, lobster,  udang, lebih segar dan gurih alami. Salah satu pusat rumah makan sea food terletak di tengah kota, tidak jauh dari kawasan pantai, agak luas dan lumayan bersih, tempatnya mirip pasar, tapi bersih, dengan beragam tawaran penjualan makanan laut didalamnya. Apa boleh buat kita harus memilih salah satu penjual di dalamnya, untung tidak rebutan, namun kadang gaduh juga, para penjual menawarkan dagangannya. Biasanya kita diminta memilih ikan atau sea food lainnya sendiri, yang masih hidup. Kemudian ditakar, dan dimasak langsung. Sebagai menu pendamping mereka menawarkan aneka sayuran atau sop, plus nasi. Jadi makanan yang jenuh di Sabah tertolong sea food yang enak. Harganya memang premium, agak mahal. Untuk menu lengkap ikan ukuran sedang, nasi dan sayur bisa di atas dua ratus ribu (dalam Rupiah kita).

Meski ada nasi Kandar ala India Melayu, berbagai makanan Cina, ataupun makanan lokal Sabah tersebar luas di seantero kota yang  rasanya biasa-biasa saja (untuk selera pelancong Indonesia seperti saya), namun sea food nya bisa mengobati kerinduan makanan di Tanah air.  Jadi tergantikanlah. Meskipun makanan lainnya kurang selera, sea food-nya bolehlah. Super. Berbeda dengan martabak Bandungnya, sea food di Kota Kinabalu salah satu yang paling direkomendasikan untuk kuliner saat di Sabah. Tak salah teman saya seorang profesor Malaysia bilang Kota Kinabalu selain memiliki keindahan taman nasional Gunung Kinabalu, pantai dan laut, juga identik dengan kuliner sea food-nya.

Aam Bastaman (Universitas Trilogi). Penulis Buku Serial Traveler Tic Talk.

Foto: Istimewa

sea foodKota Kinabalu3.jpg
Aam BastamanComment