Kemah Pramuka Hisbul Wathon dibuka Rektor
Suatu kombinasi yang menarik pada hari Kamis kemarin tanggal 31 Oktober 2019 terjadi di Gorontalo. Kombinasi yang menarik itu adalah suatu acara Pembukaan Kemah Pramuka yang pesertanya merupakan kombinasi anggota dari Gerakan Pandhu Hisbul Wathon dan anggota Herakan Premuka yang menyatu dalam suatu acara kemah di lapangan dengan puluhan tenda yang teratur rapi. Komandan Upacaranya adalah seorang Pandhu Hisbul Wathon yang secara kebetulan adalah Rektor Universitas Muahmmadiyah Gorontalo, Dr. dr. Isman Jusuf MPd, penggeraknya adalah Dekan Fakultas Pendidikan Unmuh yang berpakaian lengkap Pramuka, didampingi oleh Wakil Rektor yang kebetulan seorang perempuan dan berpakaian Pramuka lengkap dengan tanda-tanda jasa menempel pada pakainnya yang rapih sebagai seorang Pramuka yang berwibawa. Setelah Komandan Upacara menerima protokol upacara, memimpin seluruh peserta upacaya menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya diiringi pengibaran Sang Saka Merah Putih dengan megah sampai melambai di Puncak Tiang dengan gagah, kemudian pasukan diistirahatkan untuk mendengarkan amanat Pemimpin upacara yang bergelegar mengantar anak-anak muda yang sikap sempurna dan siap melakukan Kemah Kepandauan yang selalu menarik.
Sambutan Pemimpin upacara yang sekaligus Rektor dengan jelas mengajak para pemuda anggota peserta upacra, peserta kemah, untuk tetap tegar menghadapi masa mudanya dan tidak melupakan belajar sungguh-sungguh meraih tingkat pendidikan yang seinggi-tingginya karena masa sepan yang akan ditempuhnya merupakan masa depan yang penuh tantangan dan menjadi masa depan dengan tehnologi tinggi yang memerlukan kekuatan fisik dan lebih dari itu otak yang encer penuh dengan ilmu pengetahuan yang disertai dengan ketaqwaan yang tinggi terhadap Allah, Tuhan yang Maha Kuasa. Sambutan pemimpin upcara yang menuh dengan pesan moral itu, mendadak Pemimpin Upacara menoleh ke belakang dan mengundang “tamunya”, keberlukan Ketua Umum Hipprada, atau Ketua Umum Pramuka yang sudah berusia lanjut untuk tampil ke depan ikut memberi sambutan.
Suatu peristiwa langka seorang Ketua Umum Hipprada memberi sambutan pada acara Kemah Pramuka, bahkan kalau diingat-ingat seumur menjabat sebagai Ketua Umum Hipprada, sambutan pada upacara Pembukaan Kemah Pramuka ini baru terjadi pertama kali selama tiga kali masa jabatan Ketua Umum Hipprada.
Dalam sambutan singkatnya Kak Haryono Suyono, Ketua Umum Hipprada, mengingatkan bahwa ketika Bapak Pandu sedunia, Lord Baden Powell, kembali dari Aftika Selatan mendapati anak-anak muda di Landon, Inggris, berbondong mengikuti revolusi industry dan bekerja di pabrik maka mulailah terjadi persaingan antar anak muda guna merebut kedudukan dan peran yang menonjol di pabrik. Mereka melupakan persahabatan dan saling percaya kepada teman sejwat semata-mata ingin meraih keunggulan di pabrik yang baru tumbuh menjamur di Inggris dan Negara Eropa lainnya. Mreka tidak lagi sayang pada kehidupan kebersamaan dan kehidupan mengenal alam dan berkunjung ke hutan dan mencintai alam sekitar serta menikamtai keindahan alam tetapi hanya mengejar materi karena bekerja di pabrik dan mendapatkan bonus kalau bisa melampaui target produksti yang telah ditetapkan.
Karena alasan itu Lord Baden Powell mengambil prakarsa mengumpulkan anak-anak muda dan mendirkan Gerakan Kepanduan dengan mengajak anak muda berlatih saling mencintai dan memberi kepercayaan sesama teman, mengajak bereka saling berbagi, menghargai alam semesta dan menambah kemahiran bergaul dengan alam dan kekayaan yang ada di dalamnya. Mangajar anak muda untuk asling berhubungan antar sesame di hutan dan gunung biarpun pada jarak yang jauh dengan kode-lode karena belum ada alat komunikasi yang canggih. Persahabatan di galang diantara anak muda menjadi satu gerakan Kepanduan yang segara menyebar dan menarik perhatian dunia.
Ketua Umum Hipprada yang secara kebetulan adalah Ketua Tim Pakar Menteri Desa mengajak para peserta kemah untuk tidak saja berkenah di lapangan terbuka tetapi terjun ke desa berkeman di sekitar Embung Desa atau Lapangan Olah Raga yang dibangun dengan dana desa agar anak desa, biarpun belum menjadi Pramuka atau Pandu Hisbul Wathon, diperkenalkan pada persahanatan, saling percaya pada sesama, memelihara lingkungan dan kekayaan alamnya, persahabatan antar teman dan memberikan dukungan pada upaya pembangunan di tingkat pedesaan sebagai partisipasi dan latihan hidup bersama antar generasi sebagai pelengkap hidup sesama generasi yang memang memilki banyak kesamaan. Akhirnya terlihat bahwa upacara sederhana di Kampus Universitas Muhammadiyah itu, menjadi Suatu upacara yang sangat unik terjadi di Gorontalo antar Organisasi Kepanduan dan Pramuka, Hisbul Wathon, atau gerkan anakmuda lian dan penduduk lanjut usia seperti tergabung dalam Hipprada atau lainnya. Salam Pramuka!