Simple Life: Hidup Lebih Produktif dan Bermakna
Tuntutan hidup yang semakin tinggi menyebabkan hidup bisa menjadi rumit dan menyesakkan. Apalagi hidup di kota megapolitan seperti Jakarta. Saling mengejar sesuatu sesuai ambisi dan keinginannya, tapi berujung kelelahan mental. Konon banyak orang Jakarta menderita ganguan jiwa dari gangguan ringan sampai akut. Kini para aktifis hidup sederhana makin mempecayai bahwa untuk hidup menjadi bemakna dan berbahagia adalah melakukan penyederhanaan hidup, dengan pola hidup sederhana (simple life).
Gengsi dan prestise masih banyak ingin ditunjukkan banyak orang di kota megapolitan ini, banyak yang masih ingin menunjukan simbol-simbol sukses, simbol-simbol kemakmuran dan simbol-simbol lahiriah lainnya sehingga tidak heran banyak orang memaksakan diri “membawa” mobil ke kantor dan rela bermacet ria, padahal buang tenaga, buang waktu dan buang bensin, cepat lelah pula, mengabaikan alternarif angkutan publik... (tentu tidak menyalahkan semua, karena banyak pula yang memiliki alasan tepat untuk membawa mobil dan jangan dibandingkan kalau punya sopir pribadi, tentu). Memang dengan moda transportasi apapun, banyak dari kita (termasuk saya) untuk sampai ke tempat kerja energi sudah terkuras duluan di jalan, sehingga bisa ditebak di tempat kerja menjadi… yah kurang produktif.
Berapa jam orang-orang Jakarta menghabiskan waktunya untuk sampai ke tempat kerja dan kembali ke rumah? perkiraan teman-teman yang ahli menghitung bisa 2 sapai 4 jam… Beberapa bisa lebih. Banyak orang yang meninggalkan rumahnya pk. 3.00, atau 4.00, paling siang pk. 5.00 untuk sampai ke kantor dan kembali ke rumah bisa pukul 7.00. 8.00, 9.00 atau bahkan lebih, dengan berbagai moda transportasi: Mobil pribadi, motor (yang banyak berseliweran), angkutan umum seperti bus dan kereta listrik (banyak orang daerah yang mengatakan orang-orang Jakarta itu sabar-sabar ya…). Padahal terpaksa untuk survival (pengalaman pribadi).
Hidup sederhana sebenarnya bisa membuat hidup menjadi lebih praktis, coba bagi yang belum menggunakan angkutan umum parkirkan kendaraan anda di rumah, kantor atau temat parkir stasiun kereta api, bebas macet, agak berdesakan itu biasa, tapi waktu tempuh bisa lebih cepat dan lebih terukur. Plus kalua ada keperluan, misalnya rapat ke kantor mitra, tidak perlu muter-muter cari tempat parkir yang selain nambah waktu juga berbiaya tinggi… Apalagi sekarang ada transporasi umum berbasis aplikasi, sungguh sangat membantu. Lebih afdol lagi kalau untuk jarak yang pendek melakukan jalan kaki… konon orang Indonesia merupakan orang yang paling malas jalan kaki…
Bagaimana dengan isu makanan? Ini penting, dan sah-sah saja orang suka kuliner. Seorang teman meyakinkan, kenapa tidak mencoba yang alami? tidak perlu mahal-mahal tetapi menyehatkan. Isu kesehatan saat ini diketahui banyak disebabkan oleh kesalahan pola makan. Terlalu fokus pada makanan enak. Teman-teman pengikut pola hidup sederhana mengatakan untuk sehat bisa dilakukan dengan melakukan pola makan alami dan tak berlebihan. Teman-teman ini sering meyakinkan: Hindari makanan modern yang berbasis olahan dan kembali ke makanan yang tersedia di alam, dijamin perut anda akan kembali rata atau agak ratalah minimal, dan lebih bugar....
Pikiran positif juga bagian dari pengelolaan pola hidup sederhana, buang jauh-jauh pikiran negatif, prasangka buruk, iri dengki, apalagi dendam… lepaskan semua, toh akan lepas dari kehidupan kita juga nanti… (kata teman-teman yang luar biasa ini buat apa kita pelihara?). Teman ustad menyebutnya ihlas, menerima, jangan sampai dibawa mati (ternyata bukan harta saja yang tidak dibawa mati). Ada cerita seorang teman yang lain lagi (ini mah tukang guyon), orang-orang kita ini lebih bisa tahan hidup susah, tapi jadi susah lihat orang lain lebih makmur… (Jangan ambil hati ucapan teman saya yang ini. Stay cool). Kembali ke “lap top” (Mas Tukul), makanan dan pikiran dua hal yang konon menyebabkan penyakit stroke, kanker, bahkan jantung, penyakit-penyakit yang mematikan saat ini…
Yuk naik KRL atau TJ. (apa itu? Trans Jakarta – orang sering menyebutnya busway ha ha ha…) salah ya? Pokoknya angkutan umum. Yuk perbanyak jalan kaki… Bagi yang sudah biasa naik angkutan umum nggak usah sombong ya… he3. Hidup sederhana bukan hanya dalam memilih moda transportasi ataupun pikiran dan urusan makanan tentu… tapi kata pengikut setia aliran ini merupakan gaya hidup, membawa berkah dan bahagia. Tapi swear banyak pula orang super duper kaya raya yang mengajak hidup sederhana, tapi mereka sendiri hidup dengan bermewah ria (ukuran sederhananya beda dengan orang kebanyakan rupanya). Ini kesimpulan atau keyakinan?: Hidup sederhana bisa membuat hidup menjadi lebih produktif dan menjadi lebih bermakna…
Salam produktifitas!
(Aam Bastaman - Anggota Tim Kerja Lembaga Produktifitas Nasional/LPN)