Indra Abidin dan Fotune ikut mengukir KB Mandiri di Indonesia

            Pada hari Sabtu telah dipanggil Allah Tuhan Yang Maha Kuasa Bapak Indra Abidin, tokoh periklanan dan terkenal sebagai salah satu pengukir Gerakan KB Mandiri di Indonesia, dengan tenang. Pada hari Minggu pagi di halaman kediamannya yang men-“desa” penuh dengan bunga dan sahabat karibnya, termasuk pegawai PT Fortune dan mantan karyawannya yang ikut bekerja bersama dengan beliau di masa mudanya. Istri almarhum Ibu Miranti Abidin yang terkenal pintar, lincah dan dinamik dengan setia menunggu almarhum dimandikan, di bungkus dan dandan rapi untuk menghadap Sang Khalik dengan sempurna. Ratusan pelayat sahabat dan saudara almarhum dengan setia menunggu sambil mendoakan agar arwah almarhum diampuni dosa-dosanya, diterima disisiNya dengan baik dan ditempatkan sebaik-baiknya sesuai amal ibadahnya. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran, ketabahan dan tawakal serta mengantarkan beliau dengan ikhlas.

Diantara ratusan pelayat yang dengan setia menunggu almarhum disiapkan, terdapat banyak sekali mantan karyawan dan karyawan PT Fortune yang di tahun 1980-an terlibat langsung mempersiapkan kampanye marketing sosial KB Lingkaran Biru sebagai terobosan untuk mengetes apakah KB di Indonesia sudah siap mandiri dilayani oleh swasta dan mengambil atau membeli alat kontrasepsi dengan dana mandiri tanpa mengandalkan supply dari pemerintah. Disamping mantan pekerja senior dari almarhum ada pula Deputy KB Ibu Dani yang pada masa itu masih sangat junior tetapi menyaksikan bagaimana BKKBN dengan cermat mempersiapkan kampanye KB Mandiri tersebut dengan hati-hati.

            Berhari dan berbulan dilakukan persiapan dan tes pendekatan serta godokan materi yang cermat agar kampanye tidak “backfire” atau “ajang bunuh diri” karena penerimaan KB sedang berada pada puncak yang sangat menarik. Di lapangan sedang dilakukan percepatan pencapaian sasaran sebesar sepuluh tahun, yaitu sasaran penurunan fertilitas tahun 2000 dipercepat untuk dicapai pada tahun 1990 agar apabila ada kecelakaan meleset dari tahun itu, pencapaian akhirnya masih tetap sebelum tahun 2000. Bersamaan dengan itu dipandang perlu bahwa para peserta KB yang setia, atau calon yang dianggap intelektual dan mampu, bisa mengatur kesertaannya secara mandiri sehingga bisa ikut membantu pemerintah menapai sasaran yang dipercepat tersebut. Suatu taruhan rangkap, “double target”, yang oleh Presiden Soeharto disetujui tetapi tidak diharuskan karena ada resiko yang tidak kecil, yaitu “seakan pemerintah tidak mampu” dan meminta tolong masyarakat mulai “menyumbang” membeli alat KB yang dipergunakannya.

            Indra Abidin muda sebagai Pimpinan, dengan pendamping setia, Ibu Miranti menghadapi “klien” yang cukup rewel seorang Kepala Lembaga yang Sosiolog Ahli Komunikasi yang sangat bersemangat membuktikan bahwa Program KB di Indonesia bisa mempercepat targetnya. Dengan pengertian bersama akhirnya PT Fortune diberi lampu hijau melakukan terobosan ”Social Marketing” indah perpaduan kampanye komersial dengan dukungan seluruh jajaran pemerintah yang bertindak seperti “perusahaan swasta” tidak birokratis. Istilah social marketig menjadi bahan diskusi yang menarik karena BKKBN dengan dukungan PT Fortune dan Matari Advertising melakukan terobosan birokrasi yang menakjubkan.

            Hasilnya sungguh luar biasa karena KB Mandiri ikut mengantar percepatan program dimana fertilitas turun menjadi setengah dari angka di tahun 1970, bukan pada tahun 2000, tetapi pada tahun 1990. Suatu prestasi yang mengantar program KB Indonesia menjadi “juara dunia” pada tahun 1989 dengan pemberian hadiah “UN Population Awards” pada Presiden RI HM Soehartio di Markas PBB.

Haryono SuyonoSahabat