BUMDesa Dharma Pitaloka Kembangkan Bisnis Jasa Transportasi  

Kepala Desa Muh Samsuri Abbas dari desa Desa Curah Cottok bersama masyarakatnya mengambil prioritas pembangunan menggunakan dana desa dengan sangat bijaksana. Mereka membaca kebutuhan daerahnya dan memutuskan mengembangkn Bisnis Jasa Transportasi dan Pemanfaatan Lahan Gersang yang ada di desanya.

Keputusan bersama mendirikan pelayanan transportasi publik adalah semata menjawab kebutuhan masyarakat desa untuk menunjang mobilitas antar daerah. Dukungan moda transportasi khusus sangat membantu desa-desa yang tidak dilalui trayek transportasi publik yang diselenggarakan pemerintah dan swasta.

 

Kondisi itu sangat disadari oleh Pemerintah Desa Curah Cottok, Kecamatan Kapongan, Kabupaten Situbondo. Pada 2015, Desa Curah Cottok mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) Dharma Pitaloka yang salah satu unit bisnisnya bergerak dalam usaha jasa transportasi publik.

 

Setelah usaha tersebut berjalan dua tahun, bisnis jasa transportasi BUMDesa Dharma Pitaloka mendapat apresiasi pasar yang baik. Pada tahun pertama (2016), unit jasa transportasi mendapat pemasukan sebesar Rp 104.000.000,- Pada akhir tutup buku 2017 pemasukan akan meningkat sebesar 50 prosen dari tahun sebelumnya. Saat ini, unit usaha ini mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 7 orang, terdiri dari 4 orang sopir, 2 orang tukang cuci, dan 1 orang staff. Sebagian laba dari usaha jasa dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat miskin akan beras raskin secara gratis.

 

Dewasa ini BUMDesa Dharma Pitaloka merambah sejumlah unit bisnis lainnya, seperti pemanfaatan lahan gersang menjadi lahan produktif. Untuk memenuhi kebutuhan air, BUMDesa membangun instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebagai pasukan energi untuk menggerakkan pompa air. Ada juga layanan Rejeki Estafet. BUMDesa melakukan pembelian alat-alat pertukangan untuk ipinjamkan pada warga yang berprofesi sebagai tukang, seperti halnya tukang kayu dan bengkel. Masyarakat yang menerima pinjaman alat tersebut berkewajiban setor ke BUMdesa sebesar 3 prosen dari harga barang. Layanan ini memudahkan para tukang untuk mengerjakan proyek sehingga angka pengangguran di Desa Curah Cottok terus berkurang.

 

Dalam jaring pengaman sosial, Desa Curah Cottok memiliki program Berbagi Sesama Warga Miskin. Data Desa 2016 menunjukkan ada 310 KK warga miskin, tapi warga yang memperoleh jatah Rastra (Beras Sejahtera) hanya 210 KK. Sisanya (100 KK) ditangani melalui Program Pembentukan Karakter Desa Berbagi. Desa Curah Totok tidak mengurangi jatah Rastra, namun desa memanfaatkan dana yang dikumpulkan dari solidaritas warga dan usaha-usaha yang dijalankan oleh desa. Suatu contoh gotong royong yang patut ditiru oleh desa lainnya.

BUMDesHaryono SuyonoBUMDES