Inna lillahi waina lillahi rojiun - Bapak Indra Abidin meninggal dunia

Pada hari Sabtu telah dipanggil Allah Tuhan Yang Maha Kuasa Bapak Indra Abidin dengan tenang. Kita doakan agar arwahnya diterima disisiNya dengan baik dan ditempatkan pada tempat yang sebaik-baiknya sesuai amal ibadahnya selama ini. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran, ketabahan dan tawakal serta mengantarkan beliau dengan ikhlas.

Semasa hidupnya beliau banyak bergerak dalam bidang swasta, khususnya dalam bidang periklanan dan pernah menjabat berbagai jabatan penting dalam organisasi yang menangani bidang periklanan tersebut. Pada masa Haryono Suyono menjabat sebagai Kepala BKKBN, perusahaan yang dipimpinnya diserahi tugas melakukan kampanye KB swasta dengan “menjual” melalui pendekatan “social marketing” Pil KB Lingkaran Biru dengan berhasil. Kampanye itu merupakan terobosan bahwa pil KB yang sejak tahun 1970-an diberikan secara gratis, melalui awalan social marketing Pil KB Lingkaran Biru yang terkenal dengan singkatan LIBI itu bisa dijual di Apotek sehingga keluarga mampu tidak perlu pergi ke klinik apabila ingin mengikuti KB secara mandiri. Gerakan itu mula-mula diikuti oleh keluarga “setengah kaya” karena Pil KB LIBI dijual murah sehingga keluarga kaya menganggap Pil KB LIBI bukan untuk orang mampu.

            Untuk menarik kelompok “mampu” dikeluarkan Pil KB Lingkaran Emas dengan kemasan berwarna emas dan harga lebih tinggi untuk segmen keluarga mampu. Biarpun sesungguhnya yang dikemas pil KB yang sama, banyak keluarga mampu berbondong membeli Pil KB Lingkaran Emas tersebut, suatu terobosan marketing yang berhasil dan sejak itu maka mulailah pendekatan KB swasta yang membebaskan pemerintah dari supply kontrasepsi dengan pilihan yang bisa diperoleh melalui pelayanan dokter, bidan dan Apotik swasta yang meringankan beban pemerintah untuk supply kontrasepsi sampai sekarang.

            Sejak terlibat dalam kampanye KB, Indra Abidin jatuh cinta pada bidang kependudukan dan menaruh perhatian yang tinggi terhadap penanganan masalah kependudukan secara serius. Karena itu, dalam karier hidupnya pernah terjun dalam upaya menggerakkan kepedulian terhadap penanganan masalah kependudukan secara komprehensif sebagai Ketua Koalisi Kependudukan. Lembaga yang dipimpinnya bergerak sebagai organisasi swadaya masyarakat menarik perhatian berbagai komponen masyarakat luas untuk menangani masalah sumber daya manusia dengan lebih dinamis dan luas. Biarpun upaya itu sulit, sesungguhnya merupakan tantangan yang tetap urgent, utamanya dalam era industri 4.0 yang ditandai dengan system cyber-physical, konektifitas dan kolaborasi manusia-mesin, internet yang ada di mana-mana dan dikenal dengan nama internet of things. Semoga almarhum husnul khotimah dan arwahnya di tempatkan di sisiNya sesuai dengan amal ibadahnya. Amin.

Haryono Suyono