Sarasehan Petani Di Desa-desa
Beberapa hari yang lalu Prof Haryono suyono menulis gagasan Sarasehan Kependudukan di desa-desa Utamanya karena tidak ada lagi piramida kependudukanb di desa-desa. Penduduk desa terdiri dari urutan yang kalau Digambar seperti Gada Rujak Polonya Raden Werkudara.Jumlah yang tua dan muda makin seimbang.
Petani tua yang lansia diganti dengan anak muda yang semangatnya Bertani makin luntur karena sekolah di SD Inpres yang tersebar di seluruh desa. Pendidik desa makin terpelajar/Mereka perlu diajak melakukan Gerakan tetap mencintai pertanian dengan berproduksi makin tinggi.
Kaum muda yang kokoh tetap diajak membalik tanah. Kaum tua yang makin cepat capek mengangkat pacul untuk membalik tanah diajak memelihara kambing dan ayam digunakan kotoran nya untuk menyuburkan tanaman yang dibalik balik itu. Kerja sama ini merupakan wujud nyata dari sarasehan desa dan kependuduakan di desa.
Petani muda mencangkul dan petani tua membawa kotoran kambing dan ayam ke sawah untuk dicampur dengan dedaunan menaburnya di tanah yang sudah dobalik balik. Tanahnya jadi subur dan hasilnya jadi maksimal. Anak-anak SMK Pertanian jadi petugas tehnis mengatur pembuatan pupuk alam itu. Ibu2 ikut mengumpulkan kotoran ayam atau kambing dengan teratur. Semua keluarga terlibat dalam pertanian modern yang tradisional tersebut. Suatu kerja gotong royong yang bisa jadi tontonan televisi mengganti tontonan wajah koruptor yang serem dan senyum2 di layar televisi.