Bapak Asuh GENTING di Bulan Kartini

Ardhining Westri Hindarti, SE, MM

GEMARI.ID- PALANGKARAYA. Di Indonesia, bulan April dikenal sebagai bulan yang penuh dengan berbagai peristiwa penting, apalagi bagi penulis dengan kedua anak yang terlahir pada bulan April. Di bulan ini ada hari bersejarah yang tiap tahun kita peringati yaitu Hari Kartini pada tanggal 21 April, sedang tanggal 22 April dikenal dengan Hari Bumi, Di kesempatan Hari Kartini ini perkenankan penulis sedikit memotret kejadian penting lainnya yang tak kalah penting di Bumi Tambun Bungai alias Palangka Raya, tempat penulis bertugas saat ini, dimana Bapak Walikota Fairid Naparin, SE dikukuhkan sebagai Bapak Asuh GENTING atau Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting oleh Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Republik Indonesia. Bapak Menteri Wihaji sendiri yang mengukuhkan di Kantor BKKBN Pusat Jakarta, pada hari Kamis tanggal 10 April 2025, didampingi oleh Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3AP) Kota Palangka Raya dr. M. Fitriyanto Leksono, M.Si.

Bapak Fairid telah menunjukkan atensinya terhadap tumbuh kembang anak sebagai investasi masa depan bangsa. Hal ini tentu bukan hanya soal gizi, beliau menyiapkan generasi yang mampu menghadapi tantangan masa depan. Menurut Bapak Menteri Wihaji menyebut Bapak Fairid adalah pemimpin daerah teladan, karena kepedulian Pemerintah Kota Palangka Raya terhadap isu stunting, dengan memberikan solusi implementasi nyata yang berdampak bagi masyarakat luas, seperti: upaya peningkatan layanan kesehatan ibu dan anak, pemberian edukasi gizi di tingkat bawah yaitu keluarga, dan peran aktif seluruh elemen masyarakat.

Sedang menurut pandangan Bapak Fairid sendiri bahwa membangun kota dimulai dari membangun generasinya, maka beliau berkomitmen akan mendorong kolaborasi semua pihak agar anak-anak Palangka Raya dapat tumbuh sehat dan memiliki masa depan yang lebih baik. Dukungan terhadap program ini telah mengalir dari berbagai pihak, dari legislatif, komunitas lokal, termasuk kami para akademisi di Stikes Eka Harap Palangka Raya dalam beberapa giatnya di program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, seperti : Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Puskesmas; Pembelajaran Kuliah Lapangan (PKL) di Puskesmas; promosi kesehatan di komunitas rural (ke pedesaan atau pesisir sungai) serta promosi kesehatan di institusi – institusi (sekolah dan sebagainya).

Program Genting sendiri merupakan kolaborasi pentahelix antara pemerintah, swasta, akademisi, media, dan masyarakat sebagai orang tua asuh untuk menyediakan makanan bergizi bagi ibu hamil dan balita stunting. Hari Kartini seharusnya menjadi ruang kontemplasi, bukan hanya perayaan seremonial. Kartini menulis kalimat-kalimat tajam dan penuh pertanyaan: Mengapa perempuan hanya menjadi bayang-bayang laki-laki? Mengapa kebebasan hanya milik kaum bangsawan dan penjajah? Kartini tidak menulis untuk dikenang. Beliau menulis untuk didengar. Maka, bagi Kota Cantik Palangka Raya : jika benar kita ingin menghormatinya, jangan hanya mengenakan kebaya, kenakan pula keberaniannya. Jangan hanya menata sanggul, tata pula cara kita mendidik dan memandang perempuan. Akankah kita hanya ingin menjadi generasi yang merayakan sosok Kartini, ataukah kita juga bersedia menjadi generasi yang membaca, memahami, dan meneruskan sikapnya. Itulah pertanyaan yang seharusnya kita renungkan setiap 21 April. Semoga dengan nahkoda Bapak Walikota Fairid Naparin, SE, Program Genting diharapkan bisa tepat sasaran, khususnya bagi ibu hamil dan ibu menyusui, agar generasi masa depan bebas dari masalah gizi kronis. Bismillah. Penulis adalah Dosen Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat, STIKes Eka Harap Palangkaraya; Anggota IAKMI; anggota PPPKMI; anggota HPH; anggota IKKESINDO