Ambar Rahayu : Dengan Rebranding, AKU Diharapkan Lebih Dikenal Masyarakat
Ketua Umum DPP Andalan Kelompok UPPKA (AKU), Ir Ambar Rahayu, MSN
GEMARI.ID-JAKARTA. DPP Andalan Kelompok UPPKA (AKU) menyelenggarakan Rakernas kemarin pada tanggal 22 April 2025 melalui Zoom Meeting, ini memang merupakan amanah dari AD/ART AKU, bahwasanya setiap 5 tahunan itu wajib menyelenggarakan Munas, yang kemudian untuk tahunannya itu dilakukan rapat kerja nasional yang mana ini sangat penting sekali karena ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu yang pertama melakukan evaluasi program kerja, sejauh mana kinerja DPP AKU dan mungkin juga AKU sampai ke lini lapangan, itu telah melaksanakan program-program yang direncanakan, kemudian juga apa capaiannya, kendalanya, solusinya yang telah diambil dan mendiskusikan di forum Rakernas kemarin, demikian dijelaskan Ketua Umum DPP AKU, Ir Ambar Rahayu, MSN kepada Tim Gemari.id hari ini di Jakarta. Rabu (23/0/2025).
Lebih lanjut Ibu Ambar, panggilan akrab Ketua Umum DPP AKU menyampaikan, setelah mengetahui kebijakan terbaru yang berkaitan dengan pemberdayaan ekonomi keluarga, dan juga arahan-arahan serta masukan dari para pakar, maka AKU akan menyusun dan menetapkan program kerja. Jadi tahun 2025 ini akan fokus ke mana, tahun 2026 kemana dan di akhir masa periode 2025-2027 itu nanti akan mempercepat pencapaian visi dari AKU sendiri. Rakernas ini diselenggarakan dengan harapan terjadi sinkronisasi dan koordinasi secara internal dari DPP, DPD, BPC dan DPR AKU, ini apakah sudah cukup sinkron. Selama ini kami belum pernah menyelenggarakan rapat, yang formal kemudian terstruktur. Nah, ini harapan Rakernas kemarin itu bisa menginspirasi teman-teman di daerah, sehingga mereka di dalam menyelenggarakan program itu tahu ke mana arahnya. Ini cukup banyak feedback dari teman-teman dari lapangan, yang mana memang kalau di lapangan di tingkat BPC dan BPR itu tentunya sangat erat dengan kebijakan pemerintah daerah, jelasnya.
Sebelum menggelar Rakernas AKU, Ketua Umum DPP AKU, Ir Ambar Rahayu, MSN didampingi Dra Sri Rahayu, MSi bersilaturahi dengan Prof Dr Haryono Suyono
Kemudian, untuk ke depan memang fokusnya adalah, bagaimana penguatan struktur organisasi AKU itu sendiri. Kemarin kita sudah melakukan rebranding, dengan harapan AKU lebih dikenal oleh masyarakat, AKU lebih dikenal oleh Pemda, oleh yang tergabung dalam kolaborasi pentahelix. Ada media massa, ada unsur pemerintah, ada unsur swasta, dunia usaha dan ini sudah kami buktikan dengan menghadirkan beberapa mitra kerja yang selama ini sudah membantu di dalam mengedukasi yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan.
Selain itu, ke depan tentunya kami akan lebih meningkatkan kapasitas anggota, jadi bagaimana menerapkan langkah-langkah peningkatan kualitas dan kapasitas dari jajaran AKU ini melalui kemitraan dan juga melalui edukasi yang mungkin akan memanfaatkan media sosial dan media yang dimiliki oleh AKU selama ini, itu yang barangkali perlu lebih dimanfaatkan. Karena pesertanya ini tidak hanya dari pemerintah, tidak hanya dari Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN, tetapi juga melibatkan kementerian dan lembaga yang lain. Nah, ini mungkin perlu kita tindaklanjuti lagi.
Suasana di ruang BPP AKU saat acara Rakernas berlangsung, para pengurus terlihat sibuk menyiapkan perlengkapan Zoom Meeting
Saat Rakernas kemarin juga ada penyajian dari Coral Traingle Center, ini merupakan peluang, mungkin teman-teman di BPD bisa merapat kepada perwakilan BKKBN dan juga pemerintah daerah, untuk menggarap daerah-daerah pesisir pantai. Peluangnya cukup banyak yang disampaikan oleh pembicara dari CTC ini, jadi artinya kita harus lebih bekerja keras untuk mendapatkan pemetaan potensi yang dimiliki, peluang yang ada, kemudian programnya apa, sesuai dengan arahan Prof Dr Haryono Suyono, kita fokus saja kepada Keluarga Pra-Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I, karena itu sebetulnya yang menjadi potensi yang perlu digarap.
Ia menegaskan, kalau kita ingin menurunkan angka kemiskinan, kalau kita ingin menurunkan angka stunting, karena itulah sebetulnya kuncinya. Perubahan perilaku sangat penting, oleh karena itu kami juga ke depan mau bekerja sama dengan Fakultas Psikologi Universitas Pancasila untuk memetakan, sebetulnya karakter apa saja yang dibutuhkan untuk merubah perilaku, mindset dari keluarga-keluarga yang mungkin skala usahanya tidak besar, tetapi memang di lingkup sekitar tempat tinggalnya, tegasnya.
Bukan hanya itu, uji coba ataupun model-model yang sedang dalam proses, kami lakukan misalnya, dengan PT Multigo Indonesia yang sudah memulai sejak tahun yang lalu di Kalimantan Timur, kemudian setiap BPD juga tentu punya unggulan-unggulan, yang ini nanti harus kita buatkan semacam bahan sosialisasi dan promosi, sehingga AKU lebih dikenal, kemudian produk-produk unggulan binaan AKU bersama mitra kerjanya juga tidak hanya di lingkup wilayahnya, tetapi juga bisa dikenal oleh provinsi yang lain.
Peluang yang lain yang ke depan perlu kami garap adalah, karena sasaran dari UPPKA itu tidak hanya keluarga yang masih produktif, tetapi juga termasuk keluarga yang punya lanjut usia. Mungkin nanti ke depan kami akan mencoba mendiskusikan dengan Ketua Umum Perkumpukan jJuang Kencana (JuKen), bagaimana mendayagunakan anggota Juang Kencana yang produktif untuk mempunyai suatu usaha bersama. Jadi seperti yang disarankan oleh Prof Dr Haryono Suyono, supaya setiap pengurus AKU punya binaan-binaan, karena sebagian besar itu ada anggota JuKen, mungkin nanti bisa bersama-sama, bahwa setiap anggota JuKen punya binaan-binaan keluarga Pra-Sejahtera. Kita harus menjadi sahabat dan pendamping keluarga sejahtera supaya mereka lebih meningkatkan kemandiriannya .
Kalau misalnya ada peluang bekerja sama dengan kementerian/lembaga dan mitra-mitra yang lain, bagaimana caranya supaya UPPKA di lapangan juga bisa bergandengan tangan dengan UMKM se tempat. Ini sudah mulai kami jajagi sejak bekerja sama dengan BJB, PNM Mandiri dan Pegadaian di Depok, di Tangerang Selatan. Ini suatu secercah harapan yang bisa kita tingkatkan. Rakernas kemarin juga ada tantangan dari Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN, supaya AKU juga menggarap UPPKA yang bergerak di bidang pertambangan. Ini suatu tantangan yang luar biasa, saya tidak tahu gimana caranya memulainya, paling tidak kita akan mencoba membuat model-model seperti itu.
Seusai menyelenggarakan Rakernas, beberapa pengurus dan pengawas berkesempatan untuk berfoto bersama
Ia yakin, dengan logo yang baru, dengan seragam batik nasional untuk AKU yang baru, mudah-mudahan kebersamaan, kekompakan, kerjasama lebih semangat ke depan. Kalau kita melihat senior-senior kita masih semangat, kenapa yang muda-muda tidak semangat..! kita harus menggandeng generasi yang lebih muda, ada generasi Z, ada generasi Y, milenial dan sebagainya, ini bisa kita jadikan partner supaya bisa mengimbangi terselenggaranya digital entrepreneurship yang harus mulai dikenalkan kepada anggota UPPKA yang lebih muda-muda lagi.
Karena segmennya ada yang masih generasi Baby Boomer, ada milenial, ada generasi X generasi Y, generasi Z, ini barangkali kalau memang Indonesia ingin mewujudkan Indonesia emas di tahun 2045 ya kita harus bergandengan tangan. Kami ekspresikan dengan tema Rakernas kemarin yaitu Peningkatan Peran AKU dalam Kolaborasi Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Menuju Indonesia Emas. Mudah-mudahan Rakernas ini bisa kita tindaklanjuti dengan action, sehingga tidak omon-omon saja, tidak wacana saja, tetapi memang betul-betul bisa dilaksanakan di lapangan. Jadi ini bukan akhir segala-galanya, karena memang ada langkah-langkah konkret yang harus kita lakukan, pungkasnya. @mulyono_dp