Sasana Tresna Werdha RIA Pembangunan Peringati HUT ke-41 dengan Seuntai Doa dan Cinta

GEMARI.ID-CIBUBUR. Sejak 41 tahun yang lalu, Rabu 14 Maret 1984 dipinggiran kota Jakarta yang masih hijau dan sangat sejuk tepatnya di Cibubur Jakarta Timur, Presiden RI ke 2, Bapak H.M Soeharto meresmikan berdirinya sebuah Hunian bagi para lanjut usia atau lansia. Hadir Ibu-Ibu pengurus RIA Pembangunan medampingi Ibu Hj. Tien Soeharto menyaksikan peresmian tersebut, demikian disampaikan Kepala STW-RP, Ns Inbu Abas, M.Kep, S,Kep. Kom kepada Tim Gemari.id hari ini di Jakarta. Jum’at (14/03/2025).

Menurutnya, Sasana Tresna Werdha RIA Pembangunan resmi beroperasi melayani para lansia hingga akhir hayat mereka. Ini merupakan sebuah maha karya dari sebuah ide/ prakarsa Ibu Negara Hj. Tien Soeharto. Selama 41 tahun melayani para lansia dengan hunian yang asri, aman dan nyaman tidak kurang dari 491 lansia pernah tinggal atas pilihannya sendiri bahkan hingga akhir hayatnya. Diantaranya ada istri mantan menteri kesehatan, budayawan, pejuang kemerdekaan/ perintis, pensiunan PNS, guru, dosen, guru besar, diplomat, politisi, teknokrat, petani, pedagang dll. Tinggal bersama dengan satu harapan hidup bahagia hingga akhir hayat, katanya,

Selanjutnya, pak Abas panggilan akrab Kepala STW-RP menambahkan, Peringatan Hari Ulang Tahun STW-RP tahun ini mengusung tagline RUMAH LANSIA BAHAGIA,  di usia ke 41 tahun seluruh jajaran STW-RP dibawah komando Ketua Pembina YKBRP Prof Dr Haryono Suyono bertekad mewujudkan harapan lansia untuk hidup sehat dan bahagia hingga akhir hayat. Dirgahayu Rumah Lansia Bahagia STW RIA Pembangunan ke 41 terus berkaya untuk wujudkan hidup bahagia bagi para lansia, imbuhnya.

Sementara itu Ketua Umum Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, dr Sri Kusumo Amdani, SpA(K), MSc menjelaskan, awalnya  tahun 1984-1998, semua disediakan secara free atau gratis. RIA Pembangunan melalui Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan sedaya upaya mencari dana dari para donatur yang peduli terhadap kehidupan para lansia yang telah banyak berjasa. Namun setelah krisis tahun 1998 semua pihak, termasuk lansia dan keluarga bergotong-royong memberikan dukungan dalam bentuk uang partisipasi untuk mengurangi beban subsidi yayasan. Sehingga sampai hari ini STW-RP tetap ada bahkan semakin eksis, jelasnya,

Mulyono D PrawiroComment