Desa Berdaya NTB Sejalan dengan Program Kelompok UPPKA

Dr H Lalu Burhan, MSc

GEMARI.ID-MATARAM. Memperhatikan pernyataan Gubernur NTB Mamiq Lalu Moh Iqbal melalui koran Lombok Post terbitan hari ini 19 November 2025 tentang sinergisitas program untuk menjadikan NTB menTergetkan 0% Kemiskinan Ekstrem Melalui Posyandu, Program BPD AKU NTB dan Desa Berdaya th 2029 Menuju NTB Makmur Mendunia.  Atas dasar hal tersebut, maka  BRAC International Sebut Program Desa Berdaya NTB Sudah Inline dengan Metode Graduasi Global.

Pemerintahan Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal bersama wakilnya Indah Dhamayanti Putri meluncurkan program Desa Berdaya sebagai salah satu strategi untuk mengatasi berbagai masalah fundamental di NTB, diantaranya kemiskinan ekstrem dan stunting. Program Desa Berdaya sejalan dengan Pendekatan Graduasi BRAC International, sebuah metode global yang terbukti berhasil mengeluarkan 75 persen hingga 95 % rumah tangga dari kemiskinan.

Keberhasilan program bergantung pada tiga elemen utama: Aset Transfer (peningkatan pendapatan), Basic Needs (pemenuhan kebutuhan dasar), dan Coaching (pendampingan). Program "Desa Berdaya" yang fokus pada penanggulangan kemiskinan ekstrem, mendapat pengakuan dan dukungan dari lembaga swadaya masyarakat internasional (NGO), BRAC International. Ketika, Policy and Program Koordinator BRAC Indonesia menjelaskan, pendekatan yang diusung Pemprov NTB sudah sangat sejalan (inline) dengan metode global yang sukses di berbagai negara, yaitu Pendekatan Graduasi.

Konsep graduasi, yang dimaknai sebagai kondisi di mana masyarakat miskin ekstrem bisa berdaya, mandiri, dan lepas dari kemiskinan. "Pendekatan graduasi itu sendiri adalah intervensi yang dilakukan berdasarkan bukti, berbatas waktu, terpadu, dan adaptif serta disertai dengan pendampingan yang berkualitas," jelas Puji dalam Podcast Tribun Lombok yang tayang, Sabtu (1/11/2025).

Berdasarkan pengalaman BRAC di lebih dari 50 negara, pendekatan graduasi memiliki tingkat keberhasilanyang sangat tinggi, berkisar antara 75 persen hingga 95 persen. Pimpinan BRAC menjelaskan  merangkum tiga elemen utama yang disebutnya "ABC" yang harus dipenuhi dalam intervensi. A (Aset Transfer/Income), memastikan rumah tangga miskin memiliki mata pencaharian atau potensi untuk meningkatkan pendapatan, tidak hanya bergantung pada bantuan sosial. B (Basic Needs), terpenuhinya kebutuhan dasar untuk memberikan dorongan besar (big push) agar bisa terangkat dari kemiskinan. C (Coaching/Pendampingan), pendampingan berkualitas yang dilakukan secara berurutan, adaptif, dan berbatas waktu (rata-rata 2 tahun).

Inisiatif yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi NTB itu sudah sangat inline dengan pengalaman BRAC di berbagai negara, dan komitmen Gubernur NTB untuk memastikan tiga elemen utama tersebut terpenuhi dalam program Desa Berdaya. Sejalan dengan pendekatan tsb maka BPD AKU NTB ( Badan Pengurus andalan klp Uppka NTB ) ikut memberikan kontribusi dlm penurunan kemiskinan ekstrem melalui program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA). BPD AKU NTB mampu berkontribusi secara signifikan pada penurunan kemiskinan ekstrem di Nusa Tenggara Barat (NTB). Kontribusi ini dilakukan melalui pemberdayaan ekonomi keluarga prasejahtera dan peningkatan ketahanan ekonomi di tingkat akar rumput yg jumlahnya +- 700 klp tersebar di desa desa di prov NTB.

 

Adapun Mekanisme Kontribusi UPPKA sbb:

Peningkatan Pendapatan Keluarga: UPPKA menyediakan wadah bagi keluarga akseptor KB, terutama yang tergolong prasejahtera dan sejahtera I, untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi produktif (usaha mikro). Ini secara langsung meningkatkan pendapatan mereka. Pemberdayaan Ekonomi Lokal: Program ini mendorong pembentukan kelompok usaha ekonomi produktif di tingkat desa/kelurahan, sering kali di dalam area Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB). Usaha yang dijalankan beragam, seperti olahan makanan, fashion, kerajinan tangan, dan lain-lain.

Pelatihan dan Pembinaan: Anggota kelompok UPPKA menerima sosialisasi, pelatihan, dan pembinaan mengenai manajemen usaha, pemasaran, administrasi keuangan, serta penentuan jenis usaha yang berpotensi di pasar lokal. Hal ini menumbuhkan sikap mandiri, kreatif, dan inovatif dalam berusaha. Penggalangan Modal Usaha: Program ini membantu dalam menggalang modal usaha bagi anggotanya, yang seringkali berasal dari masyarakat berpenghasilan rendah yang kesulitan mengakses modal formal.

Ketahanan Keluarga: Dengan meningkatkan ekonomi keluarga, UPPKA memperkuat ketahanan ekonomi keluarga secara keseluruhan, yang merupakan dasar penting dalam pencegahan masalah lain seperti stunting, yang juga menjadi fokus kolaborasi BKKBN di NTB.

Pemerintah Provinsi NTB sendiri menargetkan NTB bebas dari kemiskinan ekstrem di tahun 2029, dan UPPKA merupakan salah satu program yang bersinergi dengan upaya pemerintah daerah dalam penanggulangan kemiskinan tersebut. Perwakilan BKKBN Provinsi NTB secara aktif melaksanakan kegiatan pemetaan dan pembinaan kelompok UPPKA di berbagai kabupaten di NTB, menunjukkan komitmen dalam mengimplementasikan program ini secara lokal. Secara ringkas, UPPKA berkontribusi dengan cara memberdayakan keluarga miskin untuk menjadi mandiri secara ekonomi, sehingga secara kolektif membantu menurunkan angka kemiskinan ekstrem di NTB. Penulis adalah Blogger Persahabatan Pengurus DMI dan BPD AKU NTB

Mulyono D PrawiroComment