Hari Lanjut Usia Internasional 2025: Lebih dari Sekadar Angka Besar

Dr Sudibyo Alimoeso, MA

GEMARI.ID-JAKARTA. Saudaraku sesama lansia, para pegiat lansia dan khususnya teman seperjuangan Perkumpulan Juang Kencana (JuKen), untuk mengingat kembali bahwa setiap tanggal 1 Oktober, kita memperingati Hari Lanjut Usia Internasional (HLUIN). Dalam peringatan HLUIN 2025 ini, PBB mengingatkan sebagai upaya menandai momentum penting untuk mengubah cara pandang kita terhadap lansia. Ini bukan hanya tentang statistik atau jumlah penduduk yang menua, tetapi tentang menghargai kontribusi, mendengar aspirasi, dan menjamin kesejahteraan jutaan individu yang telah membangun fondasi bangsa ini.

Tema Global 2025: Lansia sebagai Agen Perubahan

Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan tema yang kuat untuk tahun ini: "Older Persons Driving Local and Global Action: Our Aspirations, Our Well-Being and Our Rights". Tema ini menempatkan lansia pada posisi yang seharusnya—sebagai penggerak aktif perubahan, bukan sekadar penerima manfaat pasif. Melalui tema ini sesungguhnya mengandung 3 (tiga) makna besar yaitu (1) Suara yang Didengar: Lansia memiliki hak untuk terlibat dalam pembuatan kebijakan yang mempengaruhi kehidupan mereka dan masyarakat luas; (2) Penggerak Kemajuan: Kontribusi lansia dalam bidang sosial, ekonomi, dan budaya sangat berharga bagi pembangunan berkelanjutan; dan ke (3) Penghentian Diskriminasi: Diskriminasi usia harus dihapuskan untuk menciptakan masyarakat yang inklusif dan menghormati martabat semua generasi.

Tren Demografi Dunia dan Indonesia

Dunia sedang mengalami pergeseran demografi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Penduduk lansia global meningkat dua kali lipat dalam tiga dekade terakhir, mencapai 1,2 miliar jiwa pada 2025, dan diproyeksikan mencapai 1,5 miliar pada 2050. Bagaimana dengan Lansia Indonesia?  Saat ini, 12% dari total penduduk, menandai bahwa Indonesia memasuki era penduduk tua. Pada Tahun  2045 nanti, proporsi lansia diperkirakan mencapai seperlima total penduduk Indonesia. Sebenarnya ini merupakan kesempatan bagi Indonesia untuk menggapai Bonus Demografi Kedua yaitu menggunakan peluang memanfaatkan pengalaman dan kebijaksanaan generasi lansia. Tren ini menghadirkan tantangan sekaligus peluang strategis. Indonesia harus bersiap dengan infrastruktur kesehatan, sistem jaminan sosial, dan kebijakan inklusif yang memungkinkan lansia tetap produktif dan bermartabat.

Indonesia Merespons: Hari Lanjut Usia Nasional 2025

Pemerintah Indonesia mengadaptasi tema global dengan sentuhan lokal yang bermakna. Tema nasional "Lansia Bahagia, Indonesia Sejahtera" menekankan bahwa kesejahteraan lansia adalah cermin kemajuan bangsa secara keseluruhan. Ada tiga poin penting dalam tema tersebut yaitu (1) Kesehatan Optimal yang berarti bahwa  mewujudkan akses layanan kesehatan berkualitas dan terjangkau untuk semua lansia; (2) Keterlibatan Sosial, artinya diperlukan partisipasi aktif lansia dalam kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat; dan (3) Penghormatan Martabat, artinya pengakuan dan apresiasi terhadap kontribusi dan kebijaksanaan lansia. Sedangkan Subtema Kesehatan: "Merawat Lansia, Merawat Bangsa" menegaskan bahwa kepedulian terhadap lansia adalah investasi jangka panjang untuk kemajuan Indonesia. Pendekatan holistik ini mengintegrasikan aspek fisik, mental, sosial, dan spiritual dalam upaya mewujudkan kebahagiaan lansia yang sejati.

Kebijakan dan Strategi Pemerintah

Pemerintah Indonesia telah meletakkan fondasi kebijakan yang kuat untuk menghadapi era penduduk tua. Komitmen ini diwujudkan melalui regulasi komprehensif dan target-target strategis yang terukur. Kita mempunyai Perpres No. 88 Tahun 2021 yaitu Strategi Nasional Kelanjutusiaan yang dapat menjadi landasan hukum untuk mewujudkan lansia sehat, mandiri, aktif, dan produktif di Indonesia.

Dalam Perpres ini  menekankan pentingnya pembangunan sistem perawatan jangka panjang (long-term care) yang terintegrasi dengan layanan kesehatan primer hingga tersier. Untuk itu, semua pihak harus merubah cara pandang terhadap fenomena kelanjutusiaan, yaitu Pertama, Penuaan Aktif dan Sukses, paradigma baru yang memandang lansia sebagai aset, bukan beban—mendorong kontribusi berkelanjutan dalam kehidupan sosial dan ekonomi; Kedua, Pendekatan Holistik, diamana untuk mewujudkan penuaan aktif dan sukses diperlukan upaya kesehatan preventif dan promotif; perlindungan sosial komprehensif; dan lingkungan ramah lansia. Ketiga, Kolaborasi Multisektor, masalah kelanjutusiaan adalah masalah multi dimensi sehingga diperlukan kaborasi kementerian dan lembaga terkait; pemerintah daerah; dan sektor swasta dan masyarakat sipil. Keempat, Pemberdayaan Berkelanjutan yang meliputi upaya pelatihan keterampilan baru, akses teknologi digital, dan ruang partisipasi dalam pembangunan.

Kisah Nyata dan Inspirasi dari Lansia Indonesia

Kita sungguh beruntung, bahwa di berbagai pelosok Indonesia, khususnya sebagian besar para perempuan lansia (artinya ada juga lansia laki-laki) menunjukkan ketangguhan luar biasa. Mereka tidak hanya bertahan, tetapi berkembang—menjalankan usaha mikro, mengajar kerajinan tradisional, dan menjadi tulang punggung ekonomi keluarga. Kisah mereka membuktikan bahwa usia bukan penghalang untuk tetap produktif dan berkontribusi.

Mereka membentuk Komunitas Lansia Berdaya, yaitu kelompok-kelompok lansia di tingkat RT, RW, hingga desa menjelma menjadi agen perubahan nyata. Mereka menggerakkan posyandu lansia, bank sampah, arisan produktif, dan kegiatan gotong royong yang memperkuat kohesi sosial.

Berbagai contoh inspiratif datang dari komunitas lansia di berbagai daerah di Indonesia, misalnya di Yogyakarta yang mengelola perpustakaan desa, di Bali yang melestarikan budaya tradisional, di Jawa Timur yang menjadi mentor bagi UMKM muda, dan masih banyak lagi praktek baik di berbagai pelosok daerah Indonesia lainnya.

Oleh karena itu, setiap memperingati hari lanjut usia marilah kita berikan penghormatan dan pengakuan atas peran lansia dalam pembangunan bangsa bukan sekadar simbolis, tetapi merupakan kewajiban moral dan investasi masa depan kita bersama.

Para Anggota JuKen: Siapkan Diri Mewujudkan Lansia Bahagia dan Bermartabat

Kepada para Saudaraku semua sesama lansia dan mereka yang akan menjadi lansia, serta para penggiat lansia utamanya anggota Juang Kencana (JuKen) seluruh Indonesia, mari kita sikapi dengan arif bijaksana bahwa penuaan penduduk adalah realitas demografis yang tidak dapat dihindari, namun cara kita meresponsnya akan menentukan masa depan bangsa. Ini bukan sekadar tentang angka statistik atau beban ketergantungan—ini tentang membangun masyarakat yang lebih inklusif, adil, dan berkemanusiaan.

Mari kita tunjukkan rasa hormat kita kepada para lansia sebagai wujud pengakuan terhadap martabat, hak, dan kontribusi lansia dalam setiap aspek kehidupan sosial. Mari kita rawat para lansia dengan baik melalui penyediaan akses layanan kesehatan dan perawatan berkualitas untuk semua lansia. Mari kita libatkan para lansia ini melalui upaya membuka ruang partisipasi aktif lansia sebagai aset berharga bangsa.

Sebagai penutup, “Mari Kita Wujudkan Lansia Bahagia untuk Menuju Indonesia Sejahtera”. Himbauan ini bukan merupakan sekedar Slogan dan  bukan pula sekadar jargon, tetapi komitmen kolektif dan cermin sejati kemajuan serta kemanusiaan kita sebagai bangsa. Mari bersama-sama mewujudkan Indonesia yang ramah lansia, di mana setiap generasi dihormati, dirawat, dan diberdayakan untuk mencapai potensi penuhnya.

Masa depan Indonesia yang bermartabat dimulai dari cara kita memperlakukan generasi yang telah membangun fondasinya. Penulis adalah Ketua Umum Perkumpulan Juang Kencana (JuKen)

Mulyono D PrawiroComment