Geza Mahendra Gemar Animasi Kartun Indonesia

Cucunda Geza Mahendra pemuda usia 4,5 rahun haru Jum:at pagi meraaung nangis waktu bangun tidur bapaknya mas Teguh tidak ada lagi disisinya karena kemabli ke Jakarta melaksankan tugas pengabdiannya mengawal pak Haryono. Geza baru berhenti menangis waktu diantar masuk sekolah PAUD di desanya.

Pulang dari Paud langsung Geza keluarkan kucing Angola purih berekor  hitam Panjang dari kendang marmot yang dihabisinya gara-gara menyangka tikus yang menurut nenek moyangnya harus diberantas. Kucing kesayangannya itu diam manut disamping duduk Gwza yang langsubg utk ataik hape yang direbut dari bapaknya. Dia mencoba cari situs YouTube tempat dia berlangganan animasi yang menarik. Sementara teman temannya mulai bergabung dan membantu mencari tempat animasi berada.

Begitu ketemu Geza berteriak ada, MulailahGeza mainkan animasi yang menarik buatan Indonesia yang cukup asyik bagi pahlawan dari Desa Karang Pandan ini. Kucing Anggola berwarna putih ekor hitam kesayangannya ikut mengibas ibaskan ekornya melihat tuannya gembira menmukan animasi di hape bapaknya itu.

Teman teman Geza berebut ingin pua ,emonton gerak tingkah laku animasi yang menarik sambil beramai ramai ikut berteriak, Suatu system Pendidikan di luar sekolah yang efektif samapai ke desa karang yang ter[encil di Tegal seakan mengalahkan sang bunda Paud yang selesai tugasnya.

Saking senangnya Geza menari dan berkeliling sehingga sang kucing yang stia ikut menari berkeliling membuat suasna makin meriah dan lupalah peruta yang lapar. Ibunya segera ingatkan agar Geza segera buka baju seragna dan makan.

Setelah makan Geza Mahendra mengambil burung dara [iaraannya dan kasih nereka makan. Sayang biarpun sudah cukup lama burung dara ini belum berani dilepas karean percobaan membuktikn mereka tidak Kembali ke kandangnya lagi. Setealah diberi makan kendang digantung lagi dan Gea kmbalibersama teman temannya menikmati animasi di hape bapaknya. Dia lupa bahwa bapaknya tidak ada di sekitarnya.

Semat bermain Geza nanti kalau rindu nyusul bapak ke Jakarta saja ya,

Haryono SuyonoComment