Makan Gratis dan Pembangunan SDM
Makan gratis sesungguhnya suatu Gerakan besar besaran bahwa semua anak bangsa setiap hari perlu makan teratur dengan lauknya yang bergizi. Ini adalah tawaran program Presiden baru Prabowo Subiyanto yanh tanpa malu malu dilontarkan kepada Masyarakat luas seakan banyak anak bangsa tidak selalu makan cukup.
Apa lagi kalau disertai seruan agar keluarga mampu iklas tidak mengambil jatah sehingga keluarga kurang mampu, lebih-lenih yang memiliki anak Perempuan dapat doberikan tambahan bantuan makan malam gratis juga. Hampir pasti sebelum satu tahun anak-anak bangsa akan lehir dengan berat badan lebih dari tiga kg. Bahkan anak stunting akan lenyap dengan sendirinya.
Bamyak yang mencemooh Gerakan makan gratis tersebut. Tetapi kalau kita Simak secara ilmiah keributan adanya stunting adalah karena anak-anak muda yang mnikah tidak melihat bahwa mereka belum siap mengandung tetapi karena sudah menikah wajib melayani suami memnuhi keinginan kelauarga menghasilkan anak.
Pada jaman modern sekarang ini hiburan kelauarga bukan lagi dari bayi yang dilhairkan oleh pengantin baru tetapi banyak pilihan lainnya. Karena itu kewajuban mempunyai anak setelah menikah menjadi kurang penting, Tetapi kalau ada yang masih mnganggap penring, maka anak perempuan yang menikah wajib sehat jasmani dan rihani untuk hamil dan melahirkan bayi sehat dan sempurna. Karena itu pembinaan anak Perempuan sejak dini sampai usia menikah, 19 tahun, harus menjadi pilihan utama, bukan sekedar ungkapan basa basi semata. Bahkan diprogramkan secara sistematis.
Apabila program itu melembaha dan membudaya maka secara oyomatis menjadi bagian dari kebiasaan hidup yang dijalankan. Akiabatnya lahir anak-anak yang sempurna tidak stunting dan kita tidak perlu lagi kalah dalam brtbagai kompetoso global seperti tanfding sepsk bola atau lompetisi ilmiah lain. Marilah mencermati makanan yang sempurna untuk penduduk kita aemua, utamanya anak peremuan yang mengandung anak harapan bangsa.