Kerajaan Giribadra dengan Raja ganas

Cerita wayang pagi ini sengaja menampilakna Kerajaan Giribadra yang dipimpin seorang raja yang ganas Dorosando. Raja Dorosandi tekah berhasil mengumpulkan 87 raja dan ingin melengkapkan menjadi 100 untuk dibantai sebagai persembahan kepada Dewa pujaannya. Diutuslah nayokonya terpercaya untuk membujuk raja Kresno, Bolodewo dan Puntadewo. Karena itu raja Kresno jadi tahu bahwa Borosando ingin mengorbankan 100 raja-raja sebagai tumbal.

Kresno mengajak Raden Werkudara dan Raden Janaka menyaamar sebagai pendeta mendatangi Kerajaan Giribadra. Di perbatasan Kresna perintahkan Janaka untuk memanah kendang besar di puncak bukit yang selalu berbunyi manakala ada orang asing yang ingin membbuat onar di negara Dirisando. Genderang raksasa itu dibuat dari kulit bapak Girisanfo yang dibunuhnya dengan keji tetapi kulitnya ditugasi untuk menjaga keamanan negara.

Janaka melapor bahwa anak panahnya sudah Kembali dan berlumuran darah dari kulit bapakya raja. Anaka panah itu berhasil melumpuhkan kendang sehingga perjalanan raja Kresno aman sampai Kerajaan.

Sebelum ketemu raja Raden Janaka mampir ke Taman sari “menolong putri” simpanan raja Dorosando dan diambil sebagai isterinya sambil menyelidiki sekitar istana Kerajaan.

Raja Kresno dan Raden Werkudara dan Raden Arhyna dalam penyamaran diterima olah Raja. Setelah peringatan Raja Kresno tidak didebgar, maka terjadilah pertentangan yang berakhir dengan perang. Rja Dorosando siap perang melawam Raden Werkudara. Mereka bertempur sengit tetap Raja Girisando kalah dan meninggal dunia.

Anaknya datang dikira Prabu Kresno akan membela bapaknya raja Girisando tetapi ternyata mengucapkan terima kasih karena bapaknya telah dibunuh. Kemudian Kresno menugaskan anak Girisando menggantikan bapaknya dan mengubah tingkah laku menjadi baik sesama tetangga Kerajaan serta membebaskan 97 raja-raja yang ditwan untuk persembhan kepada Dewa yang jahat tersebut.  

Haryono SuyonoComment