Gerakan Cegah Stunting Atasi Kendala

Kondisi stunting tidak menurun jumlahnya biarpun prosentasenya menuruan kecualI penurunan itu mencapai angka dibawah penurunan pertumbuhan penduduk. Sebabnya sangat jelas karena basis perhitungan jumlah penduduk yang meningkat drastis. Apalagi kalau tidak terjadi penurunan prosentase. Karena itu perlu pemikiran yang makin revolusioner menyangkut lahirnya bayi yang akan tumbuh stunting,

Salah satu pemikiran itu adalah mengembangan Gerakan anak muda mencegah stunting bagi anak-anak usia SMA atau usia 16 sampai 19 tahun saat seorang gadis menurut UU boleh menikah. Kenyataan dewasa ini banyak gadis dibawah  usia 19 tahun sudah dinikahkan orang tuanya karena berbagai alasan.

Dalam lingkungan anak sekolah Gerakan ini bisa mengambil  sasaran anak usia SMP sampai anak SMA usia dibawah 19 tahun. Diluar sekolah lebih penting lagi bagi gadis-gadis usia dibawah 19 tahun yang dewasa ini sudah Nampak siap menikah karena batas usia nikah dulunya hanya  16 tahun saja.

Gerakan tersebut tidak perlu dinamakan Gerakan stunting karean anggaran terbatas bagi BKKBN untuk  itu tetapi sebagai gerakan KB melalui jalur BKKBN yang luar biasa mencegah perkawinan anak usia muda,

Gerakan nikah usia muda ditambah menjadi Gerakan cegah stuting sehingga sasarannya menjadi multi demensi dan makin menarik. Anak-anak gadis muda disiapkan dalam berbagai kegiatan sosial yang menarik jauh dari pikiran dan kehendak orang tuanya untuk menikahkan anaknya yang sudah kelihatan seperti gdis siap nikah.

Anak-anak perempuan dimudahkan menempuh Pendidikan tinggi serta kesempatan kerja yang luas agar ada kegiatan menunda usia nikahnya, Gerakan tersebut bersifat masal menggunakan kesempatan program KB yang berhasil dan ada setiap Kementerian yang ada dipisahkan sebagai Program stunting bkkbn. Dengan demkian BKKBN tetap tegar dalam Gerakan KB yang muatannya ditumpangi dengan usaha mencegah nikah pada usia dini.

Haryono SuyonoComment