Lilis Heri Mis Cicih : Umumnya Lansia Indonesia Itu Keburu Tua Sebelum Kaya
Dr Ir Lilis Heri Mis Cicih, MSi, Peneliti Lembaga Demografi FEU Universitas Indonesia
GEMARI.ID-JAKARTA. Banyak organisasi sosial kemasyarakat pada tanggal 29 Mei 2024 lalu memperingati Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) ke-28, termasuk diantaranya Sasana Tresna Werdha RIA Pembangunan (STW-RP), salah satu Unit Kerja Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan (YKBRP) juga menggelar acara yang sama. Lembaga ini menghadirkan Sosiolog dari Universitas Indonesia, Dr Imam B Prasodjo untuk memberikan informasi seputar Lansia, termasuk peluang, tantangan dan hambatannya kepada para Lansia yang hadir di acara tersebut. Rabu (29/05/2024).
Di tempat terpisah, Tim GEMARI.ID mencoba menghubungi salah satu peneliti dari Lembaga Demografi FEB Universitas Indonesia, Dr Ir Lilis Heri Mis Cicih, MSi terkait dengan peringatan HLUN 2024 ini. Menurutnya, kita perlu memperingati HLUN 2024, karena HLUN merupakan suatu kesempatan untuk menyoroti kontribusi penting yang diberikan Lansia Indonesia kepada masyarakat dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perhatian terhadap peningkatan jumlah Lansia dan dampaknya pada berbagai aspek kehidupan, katanya.
Pengajar di FEB UI ini berpandangan bahwa Lansia Indonesia saat ini, seperti telah diketahui bahwa umumnya Lansia Indonesia itu keburu tua sebelum kaya, getting old before rich. Lansia Indonesia masih banyak tantangannya, seperti dalam hal perlindungan sosial, ketenagakerjaan dan kesehatan. Selain itu, dirinya menyoroti perhatian pemerintah terhadap Lansia saat ini. Ia mengatakan bahwa pemerintah melalui beberapa K/L sudah berupaya untuk membuat program terkait kelanjutusiaan, hanya cakupannya masih sedikit, dan belum menjangkau semua Lansia. Selain itu, upaya yang telah dilakukan masih belum terintegrasi satu sama lain, jelasnya.
Sebagai seorang peneliti dan pemerhati Lansia, dirinya berharap Lansia Indonesia, sesuai prinsip no one left behind, selain dituntut masih tetap sehat, aktif, dan produktif, Lansia juga perlu diperhatikan haknya. Perlu ada komitmen bersama, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah, pemerintah dan non pemerintah, swasta dan masyarakat.
Ia menambahkan, secara umum peringatan HLUN tahun 2024 ini, menurutnya mengalami penurunan dibanding tahun-tahun sebelum COVID-19. Sebelumnya, Kemensos mengundang berbagai K/L dan institusi terkait untuk bekerja sama memperingati HLUN. Saat ini sepertinya gaungnya kurang, hanya terkotak-kotak, bahkan temanya saja masih sama dengan tahun sebelumnya, tuturnya. @mulyono_dp