Di markas Bank Dunia

Sejak pagi-pagi atas umfangan Direktur Bank Dunia di Washington kami sudah ada di markas Bank yang gagah di Washington. Kami nampaknya diundang karena sering berselisih dengan Tim Ahlinya tentang pelaksanaan proyek menurut interpretasi ahli yang belum tentu cocpk dengan situasi dan kehendak rakyat. Ukuran mereka adalah daya serap bukan pemenuhi kebutuhan untuk kemandirian.

Seperti biasa upacara diatur rapi brtjalan mulus, satu demi satu wakil instansi dari Indonesia maju ke mimbar menanda tangani dokumen saling komitmen untuk memenuhi kwajiban agar loan atau pinjaman dapat dicairkan. Wajah yang tanda tangan senyum senyum seakan semua akan berjalan lancar, padahal di lapangan sangat tergantung pada staf atau tenaga ahli yang vuasanya daimbil setelah suatu proyek disepakati.

Memang para ahli sudah sepakat akan memberi perhatian pada aspirasi Masyarakat tetapikarean biasa diukur dari cakuapan yang dinilai maka tidak ada wajtu untuk selalu memberi perhatian pada aspirasi dan lebih ingin crapat memperbesar cakupan yang diserap tanpa memikir aspirasi rakyat banyak.

Akibatnya dana proyek habis tetapi Masyarakat tetap tidak mendapat manfaat yang mengantar kemandirian.   Pinjaman hrus dibayar dari dana pajak tetapi yang bayar  pajak tidak mendapat manfaat,

Haryono SuyonoComment